Anda di halaman 1dari 9

OBLIGASI SYARIAH

OBLIGASI SECARA UMUM

Saat ini obligasi menjadi salah satu instrumen investasi


yang cukup diperhitungkan oleh kalangan milenial. Modal
dan resiko investasi tak begitu besar dan cocok bagi yang
masih pemula. Obligasi adalah surat pinjaman tertentu
yang berasal dari pemerintah dan bisa diperjualbelikan.
Jadi dapat dikatakan jika obligasi merupakan surat hutang
piutang pada jangka waktu tertentu dan memiliki bunga. Di
Indonesia sendiri, ada dua jenis obligasi yaitu obligasi
syariah dan konvensional. Dan pada kali ini akan
dijelaskan mengenai obligasi berbasis syariah di Indonesia.
OBLIGASI SYARIAH

Dalam Islam, istilah Obligasi dikenal sebagai sukuk atau


sertifikat. Sehingga dapat disimpulkan pengertian obligasi
syariah merupakan alat investasi atau transaksi dengan
menerapkan sistem pembiayaan dan pendanaannya sesuai
dengan hukum syariat Islam yang berlaku.
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) di tahun 2002
menyatakan jika pengertian obligasi syariah adalah “surat-surat
berharga jangka panjang yang berprinsip syariah dan
dikeluarkan emiten kepada pemegang surat obligasi berbentuk
bagi hasil dan pembayaran kembali dana obligasi pada jatuh
tempo tertentu. Dapat disimpulkan, dalam pelaksanaan obligasi
berbasis syariah ini menggunakan proses akad, mulai dari
Ijarah, Istisna, Salam, Murabahah, Mudarabah, serta
JENIS JENIS OBLIGASI

1. Obligasi Mudharabah
2. Obligasi Ijarah
3. Obligasi Istisna
1. OBLIGASI MUDHARABAH

Merupakan jenis obligasi syariah yang dalam penerapannya


menggunakan akad Mudharabah. Akad Mudharabah adalah
akad kerjasama antara investor dan peminjam. Dalam proses
akan ini, investor hanya perlu untuk menyediakan modal dana
penuh. Dan untuk pihak emiten mengelola dana tersebut
dengan jujur dan mandiri. Jika nantinya pihak emiten
melakukan kelalaian dalam mengelola dana, maka emiten
diwajibkan menjamin seluruh kerugian yang ada dan membuat
surat pengakuan hutang.
2. OBLIGASI IJARAH

Sesuai dengan namanya, obligasi syariah ini menggunakan


akad Ijarah, yang mana proses akad ini mengambil manfaat
melalui jalan penggantian. Sehingga dapat dikatakan jika
pemilik dana akan memberikan kebebasan kepada eminten
dalam menggunakan dana tersebut melalui persyaratan
pemberian imbalan untuk pemilik dana.. Dalam obligasi Ijarah
ini pihak investor bertindak sebagai musta’jir atau penyewa
sekaligus mu’jir atau pemberi sewa .
3. OBLIGASI ISTISNA

Obligasi syariah ini menerapkan akad Istishna dalam


prosesnya. Akad Istishna adalah perjanjian yang mana kedua
pihak telah menyetujui jual beli termasuk pembiayaan barang
atau jasa.
KARAKTERISTIK OBLIGASI SYARIAH

Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki :


1. Obligasi syariah lebih menekankan pendapatan investasi tidak
berdasarkan tingkatan bunga yang sudah ditentukan sebelumnya.
Untuk tingkat pendapatan di dalam obligasi syariah ini lebih
menekankan pada tingkat rasio bagi hasil atau nisbal. Yang mana
besarannya sudah disepakati pihak investor dan emiten. 
2. Mekanisme obligasi syariah berada dalam pengawasan pihak wakil
amanat serta Dewan Pengawas Syariah yang keduanya berada di bawah
naungan Majelis Ulama Indonesia sejak dri tanggal penerbitan obligasi
hingga akhir masa penerbitan obligasi. 
3. Jenis industri yang dilakukan oleh emiten dan hasil pendapatan
perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut harus tidak
mengandung unsur-unsur non halal
Nah itu tadi penjelasan mengenai obligasi syariah atau yang
dikenal sebagai sukuk. Dengan adanya penjelasan diatas,
diharapkan masyarakat kini bisa lebih paham mengenai jenis
investasi ini. terutama bagi anda yang kini mulai beralih dari
sistem konvensional dan menggunakan sistem yang berbasis
syariah. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

Anda mungkin juga menyukai