• Pengukuran Kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan me-
nilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strate-gi sehingga dapat
diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas.
Elemen Pokok Pengukuran Kinerja
• Sumber Daya:
– Biaya (misalnya biaya produksi, biaya pemasaran, biaya pelayanan, biaya yang berhubungan dengan
persediaan, biaya distribusi dan se-bagainya).
– Assets (biaya angkut persediaan).
• Output:
– Keuangan (penjualan, keuntungan, return on investment).
– Waktu (waktu respons pelanggan, ketepatan waktu pengiriman).
– Kualitas (keluhan pelanggan, kerusakan pengiriman).
• Fleksibilitas:
– Fleksibilitas volume (kemampuan merespons perubahan permintaan).
– Fleksibilitas pengiriman (tingkat kecepatan atas pengiriman).
– Fleksibilitas campuran (kemampuan melayani berbagai jenis permintaan).
Cakupan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
5. Menjadi alat komunikasi antarbawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja
organisasi.
6. Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
9. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.
10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
Perbedaan Pengukuran Kinerja Sektor
Publik dan Sektor Bisnis
• Suatu sistem pengendalian formal terdiri dari struktur pengendalian manajemen dan
proses pengendalian manajemen.
• Pusat laba merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasar-
kan laba yang dihasilkan. Contoh pusat laba adalah BUMN, BUMD, objek pariwisata milik
Pemda, bandara, pelabuhan, dan sebagainya.
• Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasar-
kan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan. Contoh pusat investasi
adalah Departemen Riset dan Pengembangan.
Hubungan antara Pusat Pertanggungjawaban
dengan Pengendalian Anggaran
• Organisasi sektor publik seperti pemerintah daerah dapat dianggap sebagai pusat
pertanggungjawaban.
• Manajer pusat pertanggungjawaban sebagai budget holder memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan anggaran.
• Pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap output dan belanja yang riil dilakukan
dibandingkan dengan anggaran.
Proses Pengendalian
Manajemen
• Perumusan strategi
• Perencanaan strategik
• Penganggaran
• Pelaksanaan anggaran
• Evaluasi kinerja.
Sistem Pengukuran Kinerja
Perencanaan Strategi
Penyusunan Program
semakin bersifat kualitatif
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Pengukuran Kinerja
feedback
Sifat Keterukuran Perencanaan
Perencanaan Strategis
• Perencanaan strategis adalah proses sistematik yang ditujukan untuk menghasilkan tindakan
dan keputusan-keputusan mendasar sebagai pedoman dan panduan organisasi dalam menjawab
pertanyaan apa yang harus dilakukan dan mengapa melakukan aktivitas tertentu.
• Secara lebih eksplisit dapat dikatakan bahwa perencanaan strategi merupakan proses penentuan
tujuan organisasi dan strategi untuk mencapainya dengan memperhatikan lingkungan internal
dan eksternal.
Tahap Perencanaan Strategis
• Menginisiasi dan menyetujui suatu proses perencanaan strategis.
• Mengidentifikasi kewajiban-kewajiban organisasional.
• Menjelaskan nilai-nilai dan misi organisasi.
• Menilai lingkungan internal dan eksternal organisasi untuk mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman.
• Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi.
• Merumuskan strategi untuk me-manage isu-isu ini.
• Me-review dan menetapkan rencana-rencana atau rencana strategis.
• Menetapkan suatu visi organisasi yang efektif.
• Mengembangkan suatu proses implementasi yang efektif.
• Menilai kembali strategi-strategi dan proses perencanaan strategis.
Penyusunan Program
• Hasil pengukuran kinerja dijadikan umpan balik (feedback) untuk tahun berikutnya
baik dalam perencanaan maupun implemensai.
• Critical Success Factors (faktor keberhasilan utama) adalah suatu area yang
mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.
• Area CSF ini menggambarkan preferensi manajerial dengan memperhatikan
variabel-variabel kunci finansial dan non-finansial pada kondisi waktu tertentu.
Contoh CSF
– Pertumbuhan ekonomi
– Laju inflasi
– Pendapatan per kapita
– Ketimpangan kemakmuran
– Pemerataan pendapatan
– Ketimpangan regional
– Angka melek huruf
– Angka usia harapan hidup
Akuntabilitas Kinerja
• Akuntabilitas harus merujuk kepada sebuah spektrum yang luas dengan
standar kinerja yang bertumpu pada harapan publik sehingga dapat
digunakan untuk menilai kinerja, responsivitas, dan juga moralitas dari
para pengemban amanah publik.
• Konsepsi akuntabilitas dalam arti luas ini menyadarkan kita bahwa
pejabat pemerintah tidak hanya bertanggungjawab kepada otoritas yang
lebih tinggi dalam rantai komando institusional, tetapi juga
bertanggungjawab kepada masyarakat umum, lembaga swadaya
masyarakat, media massa, dan banyak stakeholders lain.
• Jadi, penerapan akuntabilitas ini, di samping berhubungan dengan
penggunaan kebijakan administratif yang sehat dan legal, juga harus
bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat atas bentuk akuntabilitas
formal yang ditetapkan.
Jenis Akuntabilitas publik
• Akuntabilitas vertikal
– Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi,
misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah,
pertanggungjawaban daerah kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat
kepada MPR.
• Akuntabilitas horisontal
– Pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
• Terima kasih