Anda di halaman 1dari 13

‘’PPT PEMASANGAN INFUS’’

DISUSUN OLEH : MUSDALIFAH


NIM 20037
A.    Pengertian Infus
  Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan
merupakan tindakan yang sering dilakukan di rumah
sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi
yang akan menambah tingginya biaya perawatan dan
waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus akan
berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu
mengacu pada standar yang telah ditetapkan, sehingga
kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat
pemasangan infus dapat dikurangi, bahkan tidak
terjadi (Priharjo, 2008).
B.     Tujuan pemasangan Infus
1.      Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh
yang menganung air, elektrolit,vitamin, protein
lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan
secara adekuatmelalui oral
2.      Memperbaiki keseimbangan asam basa
3.      Memperbaiki volume komponen-komponen
darah
4.      Memberikan jalan masuk untuk pemberian
obat-obatan kedalam tubuh
5.      Memonitor tekan Vena Central (CVP)
6.      Memberikan nutrisi pada saat system
pencernaan di istirahatkan
C.    Keuntungan dan Kerugian Terapi Intravena
Keuntungan dan kerugian terapi intravena adalah :
1.      Keuntungan
a.       Efek terapeutik segera dapat tercapai karena
penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat.
b.      Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan
terapi lebih dapat diandalkan
2.      Kerugian
a.       Tidak bisa dilakukan “Drug Recall” dan mengubah aksi
obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi.
b.      Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan
“Speeed Shock”
D.    Lokasi vena untuk pemasangan infus
Macam-macam vena :
a. Vena digitalis
Vena digitalis terdapat pada punggung tangan yang mengalir di sepanjang sisi lateral jari
tangan dan terhubung ke vena dorsalis oleh cabang-cabang penyambung.

b. Vena Dorsalis Superfisialis


Vena ini terletak di metakarpal atau punggung tangan yang berasal dari gabungan vena-vena
digitalis yang berasal dari jari-jari tangan. Vena digitalis ini adalah pilihan vena nomor dua setelah
vena digitalis jika tidak berhasil

 
c.            Vena Sefalika
Vena sefalika merupakan pembuluh darah vena yang terletak di lengan bagian bawah pada posisi radial
lengan yang posisinya sejajar dengan ibu jari. Vena ini berjalan ke atas sepanjang bagian luar dari lengan
bawah dalam region antekubiti. Vena sefalika lebih kecil dan biasanya lebih melengkung dari vena basilika.

.            d.  Vena Basilika


Vena basilika ditemukan pada sisi ulnaris lengan bawah. Vena ini berjalan ke atas pada bagian posterior atau
belakang lengan dan kemudian melengkung ke arah permukaan anterior atau region antekubiti. Vena ini
kemudian berjalan lurus ke atas dan memasuki jaringan yang lebih dalam.
e.            Vena Mediana Kubiti
Vena mediana atau antekubiti merupakan vena yang berasal dari vena lengan bawah
dan umumnya terbagi dalam dua pembuluh darah, satu berhubungan dengan vena
basilika dan yang lainnya berhubungan dengan vena sefalika. Vena mediana kubiti ini
biasanya digunakan untuk pengambilan sampel darah.
E.      Cairan Infus  
Berdasarkan osmolalitasnya, menurut Perry dan Potter (2005), cairan intravena (infus) dibagi
menjadi 3, yaitu:
1.      Cairan ersifat isotonis: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairan mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat
pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
terus menurun). Meiliki resiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongresif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat
(RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
2.      Cairan bersifat hipotonis: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (kosentrasi
ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan
osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan
sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai
akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi,
misalnya pada pasien cuci darah (dialysis) dalam terapi deuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetic. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakarnial (dalam otak)
pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
3.      Cairan bersifat hipertonis: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga
menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urine, dan mengurangi edema
bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl
45% hipertonik, Dextrose 5% + Ranger- Lactate.
F.     Prosedur kerja
            Pemberian cairan intravena yaitu memasukkan cairan atau obat langsung
kedalam pembuluh darah vena dalam  jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set. Tindakan ini dilakukan pada klien dengan dehidrasi, sebelum
transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai pengobatan, serta klien yang tidak bisa
makan dan minum melaui mulut.
 
    Persiapan pasien

Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan


      Persiapan alat

·         Standar infus
·         Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
·         Jarum / wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
·         Perlak dan tourniquet
·         Plester dan gunting
·         Bengkok
·         Sarung tangan bersih
·         Kassa seteril
·         Kapas alkohol dalam tempatnya
·         Bethadine dalam tempatnya
 Persiapan lingkungan : jaga privasi pasien

 
a. tahap prainteraksi
melakukan verivikasi program kerja
mencuci tangan
menempatkan alat didekat passien
b. tahap orientasi
memberi salam sebagai pendekatan therapeutik
menjelaskan tujuan dan prosedur kerja yang
dilakukan
atur posisi klien yang nyaman
perhatikan privasi klien
3.      Penatalaksanaannya
Ø  Mencuci tangan
Ø  Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
Ø  Membuka plastic infus set dengan benar
Ø  Tetap melindungi ujung selang steril
Ø  Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus
mengarah keatas
Ø  Menggantung cairan infus di standar cairan infus
Ø  Mengisi cairan infus set dengan cara menekan (tapi jangan sampai terendam)
Ø  Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
Ø  Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan kesterilan
Ø  Cek adanya udara dalam selang
Ø  Pakai sarung tangan bila perlu
Ø  Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
Ø  Meletakkan perlak dan pengalas
Ø  Memilih vena yang tepat dan benar
Ø  Memasang tourniquet
Ø  Deninfeksi vena dengan alcohol dari atas kebawah dengan sekali hapus
Ø  Buka abocath apakah ada kerusakan atau tidak
Ø  Menusukan abocath pada vena yang telah dipilih
Ø  Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam abocath
Ø  Tourniquet di cabut
Ø  Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan
cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
Ø  Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak menyentuh area penusukan
untuk fiksasi
Ø  Memberi plester dengar benar dan mempertahankan keamanan abocath agar tidak
tercabut
Ø  Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien
Ø  Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon pasien
Ø  Perawat kembali cuci tangan
Ø  Catat tindakan yang dilakukan
4.      Evaluasi
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian
tindakan.
5.      Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan,
reaksi  respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan,
nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan
dokumentasi
  
.                     Kesimpulan
 
           Pemasangan infus/ pemberian cairan
intravena yaitu memasukkan cairan atau
obat  langsung  kedalam pembuluh darah vena
dalam  jumlah  dan  waktu  tertentu
dengan menggunakan infus set. Tindakan ini
dilakukan pada klien dengan dehidrasi, sebelum
transfusi darah, pra dan  pasca bedah sesuai
pengobatan, serta klien yang tidak bisa makan
dan minum  melaui mulut.

Anda mungkin juga menyukai