AFLATOKSIN
OKRATOKSIN
2
OKRATOKSIN
• senyawa kristalin tidak berwarna
• titik leleh 168oC
• larut dalam kloroform, metanol, asetonitril, natrium bikarbonat cair
• molekulnya cukup stabil, dan dapat bertahan pada produk olahan
bahan pangan.
• diproduksi oleh kapang :
Aspergillus ochraceus.
Penicillium verrucosum,
P. viridicatum
A. carbonarius
3
Pencegahan dan pengendalian OT
4
OKRATOKSIN A (OT)
5
Penanggulangan/detoksifikasi OT
6
AFLATOKSIN
7
PENGERTIAN
AFLATOKSIN
Aflatoksin merupakan cemaran alami
yang dihasilkan oleh beberapa spesies
dari fungi Aspergillus yang banyak
ditemukan di daerah beriklim panas
dan lembap, terutama pada suhu 27-
40°C (80-104° F) dan kelembapan
relatif 85%.1 Sebagai mikotoksin,
senyawa tersebut lebih stabil dan tahan
selama pengolahan makanan.
12
AFLATOKSIN
• Terdapat pada:
jagung dan produk olahannya
kacang dan produk kacang-kacangan
biji kapas, susu, dan tree nuts seperti kacang
brasil, kacang pistachio dan walnut
sereal dan produk sereal seperti pasta, dan mi
instan
ANALISIS AFLATOKSIN
• Langkah dasar :
Ekstraksi
menghilangkan lemak
pembersihan
pemisahan
penghitungan
• Metode kimia untuk analisa aflatoksin pada susu dan produk susu jauh lebih
sensitif karena konsentrasi yang ditemukan biasanya sangat rendah (ppb atau
ppt)
14
SPESIES DAN
TOKSIN
SPESIES
Aflatoksin dihasilkan oleh segolongan fungi (jenis kapang) dari genus Aspergillus,
terutama A. flavus (dari sini nama "afla" diambil) dan A. parasiticus[ yang
berasosiasi dengan produk-produk biji-bijian berminyak atau berkarbohidrat tinggi.
Kandungan aflatoksin ditemukan pada biji kacang-kacangan (kacang tanah, kedelai,
pistacio, atau bunga matahari), rempah-rempah (seperti ketumbar, jahe, lada, serta
kunyit), dan serealia (seperti gandum, padi, sorgum, dan jagung). Kapang ini
biasanya tumbuh pada penyimpanan yang tidak memperhatikan faktor kelembaban
(minimal 7%) dan bertemperatur tinggi. Daerah tropis merupakan tempat
perkembangbiakan paling ideal dari kapang Aspergillus.
Toksin ini memiliki paling tidak 13 varian, yang terpenting adalah
B1, B2, G1, G2, M1, dan M2. Aflatoksin B1 dihasilkan oleh kedua
spesies, sementara G1 dan G2 hanya dihasilkan oleh A.
parasiticus. Aflatoksin M1, dan M2 ditemukan pada susu sapi dan
merupakan epoksida yang menjadi senyawa antara.
Aflatoksin B1, senyawa yang paling toksik, berpotensi
merangsang kanker, terutama kanker hati. Serangan toksin yang
paling ringan adalah lecet (iritasi) ringan akibat kematian jaringan
(nekrosis). Pemaparan pada kadar tinggi dapat menyebabkan
sirosis, karsinoma pada hati, serta gangguan pencernaan,
TOKSIN
penyerapan bahan makanan, dan metabolisme nutrien. Toksin ini
di hati akan direaksi menjadi epoksida yang sangat reaktif
terhadap senyawa-senyawa di dalam sel. Efek karsinogenik
terjadi karena basa N guanin pada DNA akan diikat dan
mengganggu kerja gen.
Aflatoksin juga dapat dijumpai pada susu yang dihasilkan hewan
ternak yang memakan produk yang terinvestasi kapang tersebut.
Obat juga dapat mengandung aflatoksin bila terinfestasi kapang
ini. Produk pertanian juga dapat mengandung aflatoksin
meskipun biasanya masih pada kadar toleransi. Pemanasan
hingga 250 derajat Celsius tidak efektif menginaktifkan senyawa
ini. Akibatnya bahan pangan yang terkontaminasi biasanya tidak
dapat dikonsumsi lagi.
Portfolio Designed
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. I hope and I believe that this
Template will your Time, Money and
Reputation.
Get a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
2018 2019 2021
THANK YOU