Anda di halaman 1dari 14

Prinsip –

Prinsip
Akuntansi
Oleh Kelompok 1 :
Hadijah Siregar
Dinda Sayla Pohan
Sri wahyuni Purba
Rolasmaria Siringoringo
Nursina Sayyidah br Surbakti
The Cost Principle
Pengertian The Cost Principle ( Prinsip Biaya )
Prinsip biaya (cost principle) atau prinsip biaya historis (historical cost
principle) adalah konsep umum untuk mencatat aset, kewajiban, atau investasi
ekuitas sebesar biaya perolehan aslinya. Prinsip ini banyak digunakan untuk
mencatat transaksi menggunakan harga pembelian memiliki bukti obyektif dan
dapat diverifikasi nilainya

Variasi dalam Prinsip Biaya


Mencatat nilai aset lebih rendah dari biaya aslinya, jika nilai pasar dari aset
tersebut lebih rendah daripada harga pembeliannya. Namun, karena ada prinsip
konservatif, tidak memungkinkan sebaliknya yaitu merevaluasi aset bila nilai
pasar lebih tinggi dari harga pembelian.
The Cost Principle
Masalah dalam Prinsip Biaya
Masalah dalam prinsip biaya adalah bahwa biaya historis aset, kewajiban, atau
investasi ekuitas hanya valid pada tanggal akuisisi, yang mungkin telah banyak
berubah sejak saat itu. Bahkan, jika perusahaan bermaksud untuk menjual
asetnya, harga jual mungkin sedikit hubungannya dengan harga beli di neraca.
Dengan demikian, prinsip ini menghasilkan angka yang mungkin tidak lagi
relevan.
The Revenue Principle
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue
Recognition Principle)Prinsip Pengakuan Biasanya pendapatan diakui pada saat
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta
terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu
(aktiva) yang timbul dari penyerahan barang
atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha saat ada kepastian mengenai besarnya
selama suatu periode tertentu. Dasar yang pendapatan yang diukur dengan aktiva
digunakan untuk mengukur besamya pendapatan yangditerima. Tetapi ketentuan umum ini
adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang tidak selalu dapat diterapkan, sehingga
diterima dari transaksi penjualan dengan pihak timbul beberapa ketentuan lain untuk
yang bebas.Istilah pendapatan dalam prinsip ini mengakui pendapatan.
merupakan istilah yang luas, di mana di dalam Pengecualianpengecualian itu adalah
pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba
pengakuan pendapatan saat produksi
penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum
yang biasanya digunakan adalah semua selesai, selama masa produksi dan pada saat
perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain kas diterima.
yang berasal dari pernilik perusahaan.
Prinsip Mempertemukan (Matching
Principle)Yang dimaksud prinsip
mempertemukan biaya adalah
mempertemukan biaya dengan pendapatan
yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini
berguna untuk menentukan besamya
The Matching penghasilan bersih setiap periode. Karena
biaya itu harus dipertemukan dengan
Principle pendapatannya, maka pembebanan biaya
sangat tergantung pada saat pengakuan
pendapatan. Apabila pengakuan suatu
pendapatan ditunda, maka pembebanan
biayanya juga akan ditunda sampai saat
diakuinya pendapatan.Penerapan prinsip ini.
juga menghadapi beberapa kesulitan.
The Acrual Basic Principle
Accrual Basic adalah suatu metode atau cara yang berpedoman pada
entri yang terdapat dalam pembukuan. Metode ini banyak digunakan
perusahaan karena selain menguntungkan dalam mencatat segala jenis
pembayaran, juga sangat tepat untuk menilai kondisi finansial
perusahaan.
Tujuan dari penggunaan Accrual Basic adalah untuk mencocokkan
pendapatan dan beban dengan periode waktu terjadinya, sebagai lawan
dari waktu arus kas aktual yang terkait dengannya. Laporan keuangan
berbasis akrual merupakan salah satu metode pencatatan transaksi
akuntansi untuk pendapatan saat diperoleh dan beban saat terjadi. Pada
basis ini, Anda harus menggunakan penyisihan retur penjualan, piutang
tak tertagih dan keuangan persediaan.
Prinsip Objektivitas

Kegunaan dari informasi keuangan sangat bergantung pada


keandalan dari prosedur pengukuran yang digunakan.
Karena memastikan keandalan maksimum sering kali sulit
untuk dilakukan, maka akuntan telah menggunakan prinsip
objektivitas untuk membenarkan pilihan prosedur
pengukuran.
Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas memiliki interpretasi yang
berbeda :

Pengukuran objektif adalah Pengukuran objektif adalah


ukuran yang bersifat “tidak pengukuran variable, dalam hal
memihak”, dalam arti bahwa bahwa pengukuran tersebut
pengukuran tersebut bebas dari didasarkan pada bukti.
bias pribadi si pengukur.

Pengukuran objektif adalah hasil dari Ukuran dari penyebaran distribusi


“kesepakatan diantara sekelompok pengukuran dapat digunakan
pengamat atau pengukur tertentu”.
sebagai indikator dari tingkat
Pandangan ini juga mengimplikasikan
bahwa objektivitas akan tergantung objektivitas sistem pengukuran
pada sekelompok pengukur tertentu. tertentu.
Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi (consistency principle) menganggap bahwa
kejadian ekonomi yang serupa sebaiknya dicatat dan dilaporkan
dengan cara yang konsisten dari periode ke periode. Prinsip konsistensi
tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur
akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang berubah,
atau jika prosedur alternative lebih baik.
Prinsip Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh (full disclosure) mengharuskan laporan keuangan dirancang dan
disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah
mempengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi
yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor
kebanyakan. Dalam prinsip pengungkapan lengkap, kalian wajib menyajikan
informasi lengkap terkait laporan keuangan yang diperlukan pengguna. Informasi
yang diperlukan pengguna bisa kalian cantumkan pada lembar muka laporan
keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Catatan atas Laporan
Keuangan yang wajib kalian ketahui merupakan salah satu unsur laporan keuangan
yang menyajikan informasi tentang penjelasan terinci atas nilai suatu pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
The Conservatism Principle
Dalam konsep ini kita harus mencatat beban dan kewajiban sesegera mungkin,
tapi untuk pencatatan pendapatan dan aset hanya dilakukan jika kita yakin hal
tersebut akan terjadi. Hal ini tentu saja akan berakibat pada laporan keuangan
dimana pendapatan yang dilaporkan menjadi lebih rendah, karena pendapatan dan
pengakuan aset mungkin tertunda selama beberapa waktu. Sebaliknya, prinsip ini
cenderung mendorong pencatatan kerugian sebelumnya, daripada saat telah
terjadi. Konsep ini dapat berbahaya jika dimanfaatkan berlebihan, karena bisa
saja kita salah menganggap kalau bisnis kita tidak berjalan sesuai pada realitanya.
The Materiality Principle
Prinsip materiality
01 adalah prinsip dalam akuntansi bahwa item yang relatif
penting dalam pengambilan keputusan harus dimasukkan dalam laporan
keuangan. Prinsip ini adalah untuk memastikan keputusan ekonomi yang andal
oleh pengguna laporan keuangan. Ini tidak hanya melindungi kepentingan
pemegang saham dan investor tetapi juga memfasilitasi akuntan ketika
menyiapkan laporan keuangan. Kelalaian atau salah saji item adalah material
jika mereka dapat, secara individu atau kolektif, mempengaruhi keputusan
ekonomi 04yang dibuat pengguna laporan keuangan. Misalnya, jika sebuah
perusahaan hendak melaporkan pendapatannya, atau membuat tawaran
pengambilalihan untuk perusahaan lain, itu akan dianggap sebagai informasi
material. Materialitas bukanlah konsep yang mutlak tetapi tergantung pada
ukuran dan sifat suatu barang dan keadaan tertentu di mana ia muncul. Setiap
kelompok akun serupa yang material disajikan secara terpisah, begitu juga item
yang tidak serupa disajikan secara terpisah, kecuali mereka tidak material.
The Uniformity and Comparability
Principles
Prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang
sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuannya adalah
menuju komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi
keragaman yang diciptakan oleh penggunaan prosedur akuntansi
yang berbeda oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Informasi
akan menjadi lebih berguna apabila bisa diperbandingkan dengan
informasi serupa menyangkut perusahaan lain pada periode waktu
yang sama atau dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama
pada periode waktu yang berbeda. Komparabilitas memungkinkan
pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata
dalam peristiwa ekonomi antar laporan. Komparabilitas memerlukan
konsistensi, memerlukan keseragaman metode.
Thank
You 

Anda mungkin juga menyukai