Akt Persediaan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

Persediaan

Definisi, Klasifikasi
Definisi
Menurut Kiesso & Weygandt

Persediaan adalah aktiva perusahaan yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual
kembali dalam kegiatan normal perusahaan atau akan digunakan/ dikonsumsi
dalam produksi barang yang akan dijual

Klasifikasipersediaan
 Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan
 Perusahaan dagang hanya memiliki satu jenis persediaan yaitu persediaan
barang jadi.
 Perusahaan manufaktur memiliki 3 jenis persediaan, yaitu: persediaan bahan
baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi
Fungsi dan Manfaat Persediaan

Mengatasi risiko keterlambatan pengiriman

Mengatasi risiko kesalahan pengiriman

Mengatasi risiko kenaikan harga

Mengatasi ketergantungan pada musim

Mendapatkan keuntungan dari pembelian

Menjaga kelangsungan operasional perusahaan


Masalah Kepemilikan Barang
Barang sudah dicatat sebagai persediaan didasarkan pada hak
kepemilikannya. Penentuan perpindahan hak atas barang antara lain
timbul dalam keadaan:

Barang
Barang
yang
dalam
dipisahka
perjalanan
n

Barang Barang
konsinyasi Angsuran
Masalah Kepemilikan Barang
 Barang Dalam Perjalanan (Goods on Transit)
 FOB Shipping Point : hak atas seluruh muatan beralih ke pembeli
dengan pada saat pengiriman. Ketika barang dalam perjalanan
dimasukkan dalam persediaan si pembeli
 FOB Destination : hak tidak beralih sampai barang diterima oleh
pembeli. Ketika barang dalam perjalanan dimasukkan dalam
persediaan si penjual

 Barang yang dipisahkan


 Apabila melakukan pembelian tetapi pengiriman tidak dilakukan
sekaligus maka pembeli dapat mencatat pembelian dan menambah
persediaan barangnya.
Masalah Kepemilikan Barang
 Barang konsinyasi
 Sebelum barang tersebut dijual masih tetap menjadi persediaan
pihak yang menitipkan (consignor) dan pihak yang menerima
titipan (consignee) tidak mempunyai hak atas barang tersebut
sehingga tidak mencatat sebagai persediaan.

 Barang Angsuran
 Hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya
dilunasi.
 Penjual akan melaporkan barang tersebut dalam persediaannya
dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar.
 Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam
persediaannya sejumlah yang sudah dibayarkan
Metode Pencatatan Persediaan

Periodik Perpetual

1. Periodik  Nilai persediaan ditentukan secara periodic dalam kurun


waktu tertentu. Kurun waktu bisa 1 tahun atau hanya 1 bulan
2. Perpetual  Nilai persediaan selalu diperbarui sehingga perusahaan
bisa mengetahui nilai persediaan dan HPP setiap saat.
Metode Pencatatan Persediaan
Keterangan Periodik Perpetual
Pembelian barang Pembelian Persediaan
dagangan Utang Dagang/Kas Utang Dagang/Kas
Penjualan barang Kas/Piutang Usaha Kas/Piutang Usaha
dagangan Penjualan Penjualan
HPP
Persediaan
Penyesuaian pada akhir Persediaan akhir Tidak ada jurnal, kecuali dari
periode HPP perhitungan fisik ada selisih
Pembelian kurang maka jurnal:
Persediaan Awal Kerugian
Persediaan

Dari jurnal dapat dilihat :


1. Pada Metode Periodik, setiap terjadi pembelian dan penjualan nilai
persediaan tidak diperbarui. Nilai persediaan akhir diperoleh dari
perhitungan fisik yang dilakukan secara periodik.
2. Pada Metode Perpetual, nilai persediaan selalu diperbarui, sehingga
perusahaan bisa mengetahui nilai persediaan dan HPP setiap saat.
Pengakuan Harga Perolehan Persediaan

Gross Net
Method Method

Nilai persediaan adalah harga beli ditambah semua biaya pembeliaan dan
biaya lain yang membuat persediaan tersebut siap untuk digunakan.

Persediaan = Harga pembelian + Pajak (selain PPN) + Bea Masuk +


Biaya Angkut + Biaya lain yang dapat diatribusikan – Diskon Pembelian
Pengakuan Harga Perolehan Persediaan

Contoh perbandingan jurnal antara Metode Gross Method dan Net


Method sbb:

Pada tanggal 1 Maret 2014 PT Poltek NSC membeli persediaan secara


kredit senilai Rp20.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30.
Tanggal 5 Maret 2014 perusahaan melunasi hutang dagang sebesar
Rp8.000.000, sehingga nilai kas yang dibayarkan hanya sebesar
Rp7.840.000 karena sudah dipotong diskon. Pelunasan terakhir
dilakukan pada tanggal 20 Maret 2008
Pengakuan Harga Perolehan Persediaan

Tanggal Metode Bruto Metode Bersih


(Gross Method) (Net Method)
1-Mar-14 Pembelian 20.000.000 Pembelian 20.000.000
Utang Dagang 20.000.000 Utang Dagang 20.000.000
(Mencatat pembelian kredit) (Mencatat pembelian kredit)
5-Mar-14 Utang Dagang 8.000.000 Utang Dagang 7.840.000
Diskon Pembelian 160.000 Kas 7.840.0000
Kas 7.840.000 (8jt-(8jt x 2%)
(Mencatat pelunasan pd periode (Mencatat pelunasan pd periode
diskon) diskon)
20-Mar-14 Utang Dagang 12.000.000 Utang Dagang 11.760.000
Kas 12.000.000 Beban lain-pembatalan
(Mencatat pelunasan utang di luar Diskon 240.000
periode diskon) Kas 12.000.000
(Mencatat pelunasan utang di luar
periode diskon)
Metode Penilaian Persediaan

FIFO

IDENTIFIKASI KHUSUS LIFO

AVERAGE
Metode Penilaian Persediaan

 Perusahaan harus menentukan penghitungan persediaan yang relevan.


 Masalah : Harga persediaan per unit mengalami perubahan dari waktu ke
waktu.
 Contoh :
Perusahaan memiliki persediaan awal sejumlah 100 unit dengan nilai per
unit sebesar Rp 1.000.000, kemudian perusahaan tersebut melakukan
pembelian dan penjualan dengan data:
Pembelian :
 4 Okt 2014 ; 200 unit ; @Rp1.100
 6 Okt 2014 ; 100 unit ; @Rp1.200
Penjualan :
 5 Okt 2014 ; 60 unit
 7 Okt 2014 ; 60 unit
Metode Penilaian Persediaan FIFO

 Perhitungan HPP dari unit yang dijual berdasarkan harga beli persediaan
yang masuk paling awal, sedangkan persediaan akhir dihitung dari harga beli
persediaan yang masuk paling akhir dan belum terjual.
 Keuntungan FIFO adalah nilai persediaan akhir akan mendekati nilai beli
saat ini sehingga nilai persediaan akhir tidak akan memiliki selisih nilai yang
besar dengan nilai belinya.
 Kelemahan FIFO adalah dalam hal penandingan antara penghasilan dan
beban :
 Nilai penjualan saat ini tidak dikurangi dengan nilai HPP saat ini, tetapi
dari pembelian yang lama.
 Nilai pembelian saat ini akan mengurangi nilai penjualan suatu saat di
masa mendatang, dimana harga beli persediaan mungkin sudah jauh
berbeda.
 Secara teknis akan memberikan informasi laba kotor dan nilai persediaan
akhir yang bias.
Metode Penilaian Persediaan FIFO
FIFO Perpetual

Pembelian Penjualan Saldo


Tgl
Unit HPP (Rp) Jumlah Unit HPP (Rp) Jumlah Unit HPP (Rp) Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp)
1-10             100 1,000 100,000
4-10 200 1,100 220,000       100 1,000 100,000
              200 1,100 220,000
5-10       60 1,000 60,000 40 1,000 40,000
              200 1,100 220,000
6-10 100 1,200 120,000       40 1,000 40,000
              200 1,100 220,000
              100 1,200 120,000
7-10       40 1,000 40,000 180 1,100 198,000
        20 1,100 22,000 100 1,200 120,000

Maka:
Nilai persediaan akhir = Rp318.000 (198.000 + 120.000)
Nilai HPP = Rp122.000 (60.000 + 40.000 + 22.000)
Metode Penilaian Persediaan FIFO
FIFO Periodik

Persediaan Awal 100 buah x Rp1.000 Rp 100.000


Pembelian 200 buah x Rp1.100 Rp 340.000
  100 buah x Rp1.200  
Yang tersedia untuk dijual   Rp 440.000
Persediaan akhir (tersisa 280 buah) 180 buah x Rp1.100 (Rp 318.000)
100 buah x Rp1.200  
HPP (terjual 120 buah) 100 buah x Rp1.000 Rp 122.000
  20 buah x Rp1.000  

FIFO perpetual dan FIFO periodik hasilnya sama, yaitu :


 Persediaan akhir = 280 buah
 Harga persediaan akhir = Rp318.000
 Unit yang terjual = 120 buah
 Harga unit yang terjual = Rp122.000
Metode Penilaian Persediaan LIFO
 Memiliki keselarasan penandingan antara pendapatan dan beban
 Penjualan saat ini berasal dari harga beli saat ini

LIFO Perpetual
Pembelian Penjualan Saldo
Tgl Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HPP (Rp) Unit HPP (Rp) Unit HPP (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
1-10             100 1,000 100,000
4-10 200 1,100 220,000       100 1,000 100,000
              200 1,100 220,000
5-10       60 1,100 66,000 100 1,000 100,000
              140 1,100 154,000
6-10 100 1,200 120,000       100 1,000 100,000
              140 1,100 154,000
              100 1,200 120,000
7-10       60 1,200 72,000 100 1,000 100,000
              140 1,100 154,000
              40 1,200 48,000
Maka:
Nilai HPP = Rp138.000 (66.000 + 72.000)
Nilai persediaan akhir = Rp302.000 (100.000 + 154.000 + 48.000)
Metode Penilaian Persediaan LIFO

LIFO Periodik
Persediaan Awal 100 buah x Rp1.000 Rp 100.000
Pembelian 200 buah x Rp1.100 Rp 340.000
  100 buah x Rp1.200  
Yang tersedia untuk dijual   Rp 440.000
Persediaan akhir (tersisa 280 buah) 100 buah x Rp1.000 (Rp 298.000)
180 buah x Rp1.100  
HPP (terjual 120 buah) 100 buah x Rp1.200 Rp 142.000
  20 buah x Rp1.100  

LIFO perpetual dan LIFO periodik hasilnya tidak selalu sama, yaitu :
 Persediaan akhir = 280 buah (sama)
 Harga persediaan akhir = Rp298.000 (Rp302 untuk LIFO Perpetual)
 Unit yang terjual = 120 buah (sama)
 Harga unit yang terjual = Rp142.000 (Rp138.000 untuk LIFO Perpetual)

Tidak sama krn pd metode perpetual disesuaikan terus menerus, sedangkan


metode periodik tidak
Metode Penilaian Persediaan AVERAGE

 Perhitungan unit terjual berdasarkan harga rata-rata dari persediaan yang masuk

Average Perpetual

Pembelian Penjualan Saldo


Tgl Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HPP (Rp) Unit HPP (Rp) Unit HPP (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
1-10             100 1,000.00 100,000
4-10 200 1,100 220,000       300 1,066.67 320,000
5-10       60 1,067 64,000 240 1,066.67 256,000
6-10 100 1,200 120,000       340 1,105.88 376,000
7-10       60 1,106 66,353 280 1,105.88 309,647

1.066,67 berasal dari (Rp100.000 + Rp 220.000)/300


1.105,88 berasal dari (Rp256.000 + Rp 120.000)/340

Maka:
Nilai HPP = Rp130.353 (64.000 + 66.353)
Nilai persediaan akhir = Rp309.647
Metode Penilaian Persediaan AVERAGE
Average Periodik
Persediaan Awal 100 buah x Rp1.000 Rp 100.000
Pembelian 200 buah x Rp1.100 Rp 340.000
  100 buah x Rp1.200  
Yang tersedia untuk dijual   Rp 440.000
Persediaan akhir (tersisa 280 buah) 400 buah x Rp1.000 (Rp 308.000)
280 buah x Rp1.100  
HPP (terjual 120 buah) 120 buah x Rp1.100 Rp 132.000

 Persediaan akhir 400 buah dg nilai persediaan Rp440.000 maka harga pokok
per unit = Rp1.100
 Total persediaan akhir = 120 buah x Rp1.100 = Rp132.000

Dengan menggunakan Metode Average maka perhitungan perpetual dan periodik


tidak sama hasilnya
IDENTIFIKASI
Metode Penilaian Persediaan KHUSUS

 Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama


dengan arus biaya.
 Tiap jenis barang dipisah berdasarkan harga pokoknya dan tiap
kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri. Contohnya ponsel
merek A tipe 123 dibuatkan kartu persediaan sendiri.
 Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang-barang yang
dijual, dan sisanya merupakan persediaan akhir.
 Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan
prosedur pencatatan persediaan dengan cara periodik maupun
perpectual.
 Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan tambahan
maupun gudang yang luas maka jarang digunakan.
 Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang menjual
produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis produknya terbatas.
IDENTIFIKASI
Metode Penilaian Persediaan KHUSUS

Misalnya :
PT Poltek NSC mempunyai persediaan 5 buah kamus bahasa yang berbeda
dengan harga masing2 Rp10.000, Rp11.000, Rp12.000, Rp13.000 dan
Rp14.000.

Jika kamus yang terjual adalah dengan kamus bahasa dengan harga perolehan
Rp13.000 maka HPP kamus bahasa tersebut adalah Rp13.000 dst
Metode Penilaian Persediaan

Perbandingan persediaan akhir dari 3 metode :

  Perpetual
  FIFO LIFO Average
Persediaan akhir 318,000 302,000 309,647

HPP 62,000 72,000 66,353

Jika terjadi inflasi atau kenaikan harga mana yang menghasilkan laba yang
lebih besar?
Jangan buang materi dalam tong ini

K asi h
Te r ima
n D an
Sekia

Anda mungkin juga menyukai