Anda di halaman 1dari 29

Aluminiu

m dan
Senyawa
nnya
Percob
aan 2
Kelompok 4
Dosen:
● Miftahul Khair, S.Si., M.Sc., Ph.D
● Annisa Dewi Pangestuti, S.Si., M.Si

Asisten:
● Ahmad Fajri Soekansa, S.Si
● Ayu Permata Sari

ANGGOTA Kelompok 4
o Abdul Hamid (19036106)
o Asyifa Ramadhani (19036115)
o Chici Deta Pratiwi (19036116)
o Latifa Permata Gusti (19036017)
Tujuan
Mempelajari kimia
aluminium dan senyawanya
dan membandingkannya
dengan kimia magnesium
dan senyawanya.
Waktu dan Tempat
● Waktu : Jumat/ 01 Oktober
2021
● Pukul : 07.00 – 09.40
● Tempat : Laboratorium Kimia
Anorganik,FMIPA,UNP
Teori Dasar
Ilmu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan
jari-jari yang kecil dari ion Al3+, yaitu kerapatan muatan yang besar.
●  Jika garam aluminium dilarutkan dalam air ion Al3+
segera membentuk [Al(H2O)6 ]3+ yang biasanya ditulis dengan
Al3+ (aq)
Di dalam larutan air, air yang bebas berfungsi sebagai basa
dan dapat diperoleh kesetimbangan berikut,
[Al(H2O)6]3+ + H2O [Al(H2O)6]3+ + H2O
Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi,
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- [Al(H2O)3(OH)3] (S) + H2O (l)
Dalam larutan NaOH yang berlebih,
[Al(H2O)3 (OH)3] (S) + OH- (aq) [Al(H2O)3(OH)3] (S) + H2O (l) (Tim
Kimia Anorganik,2020)
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan pemaduan
dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. Aluminium
komersil selalu mengandung ketidak murnian ± 0,8% biasanya berupa besi,
silicon, tembaga dan magnesium. Sifat lain yang mnguntungkan dari aluminium
adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan
apapun. Dapat deforming dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll.
Menjadi bentuk yang rumit sekalipun (Wilkinson, 1989).
Aluminium merupakan unsur logam abu-abu mangkilat, lembek, dan
kurang kuat tetapi ringan.Logam ini reaktif dan segera bereaksi dengan
oksigen di udara membentuk lapisan oksidanya yang membungkus badan
logam sehingga menghalangi oksidasi selanjutnya dan logam menjadi tahan
karat. Campurannya dengan logam-logam seperti Ni, Cu, Zn, Si, dsb,
menghasilkan alloy yang ringan dengan kegunaan yang luas, misalnya untuk
pesawat terbang, kapal, blok mesin, alat-alat rumah tangga, kerangka
bangunan, dll. Oksidanya sebagai alumina (Al2O3) yang ditemukan di alam antara
lain berupa merah delima, safir, korundum dan emeri yang digunakan untuk
pembuatan gelas dan bahan tahan panas (Mulyono,2007).
 Adapun sifat-sifat alumunium yang lain :
1. Bereaksi dengan oksigen membentuk lapisan tipis oksida yang melindungi dari oksidasi lebih
lanjut.
2. Bereaksi dengan asam membebaskan gas hidrogen.
3. Bila dipanaskan kuat di udara, Al terbakar membentuk oksida dan sedikit nitrida.
4. Alumunium larut dalam larutan NaOH encer
Al (s) + OH- (aq) + 3H2O (l) Al(OH)4- + 3/2 H2 (g)
5. Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (dipakai untuk mengelas baja).
6. Senyawa hidroksidanya bersifat amfoter
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O
Al(OH)3 + NaOH NaAlO3 + 2H2O
7. Logam Al berwarna putih mengkilap, mempunyai titik leleh tinggi (660°C), moderat lunak, dapat
dibuat aliansi, dan tahan terhadap korosi udara.
8. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)
9. Tahan korosi
10. Penghantar listrik dan panas yang baik
11. Mudah di fabrikasi/di bentuk
12. Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan
Alat Dan Bahan Bahan:
• Keping aluminium
• Serbuk Al,
• Pita Mg
• Asam klorida encer,
Alat: • Natrium hidroksida encer,
● Tabung reaksi • Larutan merkuri(II) klorida,
● Gelas kimia • Gas klor,
● Pipa penyalur gas • Tabung pengering,
● Pembakar Bunsen • CaCl2,
• Aluminium klorida anhidrat,
• Magnesium klorida anhidrat,
• Magnesium oksida,
• Aluminium oksida,
• Larutan Al3+ 0,1 M,
• Larutan Mg2+ 0,1 M.
Prosedur Kerja, Reaksi
Dan Pengamatan
Lanjutan Pengamatan eksperimen 2
Lanjutan Eksperimen 4
Pembahasan
A.Percobaan 1: Reaksi dengan asam klorida

Percobaan yang pertama yaitu beberapa keping logam Al


dicampurkan ke dalam HCl encer,tidak terlihat gelembung gas. Hal ini
disebabkan karena reaksinya berjalan lambat , sehingga memerlukan
proses pemanasan agar keping Al dan gelembung muncul dengan
banyak.Secara alami aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk
aluminium oksida ,oksida yang terbentuk akan melapisi logam aluminium
sehingga menyebabkan logam Al kurang reaktif dan lambat bereaksi
dengan larutan asam klorida encer karena terlindung oleh oksidanya ,
sehingga diperlukan proses pemanasan. Pemanasan bertujuan untuk
mempercepat reaksi antara logam aluminium dengan larutan asam
klorida encer.Gas yang terbentuk adalah hidrogen dan larutan aluminium
klorida
Pada percobaan selanjutnya logam Al diganti dengan pita Mg.Mg bereaksi
dengan HCl encer tanpa memerlukan pemanasan. Terbentuk gas hidrogen yang
ditandai dengan adanya gelembung gas pada larutan ,hal ini sesuai dengan teori
yaitu Mg sangat mudah bereaksi (reaktif) dengan mereduksi ion H + menjadi H2 dan
menghasilkan garam MgCl2. Reaksi yang terjadi :
2Al(s) + 6HCl(aq)  Al2Cl3 (aq) + 3H2(g)
Mg(s) + 2HCl(aq)  MgCl2 (aq) + H2(g)
B.Percobaan 2: Reaksi dengan larutan natrium hidroksida
Berdasarkan data pengamatan , Al bereaksi dengan basa kuat NaOH
menghasilkan buih-buih gas,larutan berwarna bening dan memerlukan pemanasan
untuk mempercepat reaksi pembentukan gas hidrogen. Mg bereaksi dengan basa
kuat NaOH menghasilkan gelembung gas yang cukup banyak dan tidak perlu
pemanasan agar cepat bereaksi dengan NaOH untuk membentuk gelembung gas
hidrogen.
Secara teori logam aluminium bersifat amfoterik ,bereaksi dengan asam kuat
menghasilkan gas hidrogen sedangkan dengan basa kuat menghasilkan aluminat
,persamaan reaksi nya sebagai berikut :
2Al (s) + 6H+ (aq)  2Al3+ (aq) + 3H2 (g)
2Al (s) + 2OH- (aq) 6H2O (l)  2 Al[OH]4- (aq) + 3H2 (g)
Faktor yang menyebab kan logam aluminium lambat bereaksi dengan larutan natrium
hidroksida adalah karena lapisan permukaan logam aluminium di tutupi oleh lapisan
oksidanya yaitu Al2O3 sehingga diperlukan pemanasan beberapa saat untuk
menghilangkan lapisan oksida pada logam aluminium dan logam aluminium akan
bereaksi dengan cepat dengan NaOH dengan bantuan pemanasan.
C.Percobaan 3: Reaksi dengan oksigen
percobaan ketiga yaitu meneteskan larutan HgCl 2 pada kertas aluminium foil ,
menurut hasil pengamatan aluminium foil terbentuk gelembung seperti luka melepuh
(berwarna hitam). Kemudian aluminium foil didiamkan beberapa menit aluminium foil
menjadi warna keabu-abuan akibat terkikisnya lapisan aluminium pada aluminium foil
tersebut. Aluminium foil dicuci dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu
membiarkannya beberapa menit diudara. Kertas aluminium foil terkelupas semua dan
lama kelamaan hancur menjadi abu.
Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al foil direaksikan dengan HgCl 2 yang
memebentuk oksida, Al yang terbentuk seperti abu, yaitu Al 2O3
Reaksi:
HgCl2 + Al2O3    2 AlCl3 + 3HgO
HgCl2 dapat memebersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif karena
HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium sesuai dengan reaksi
diatas.
Setelah lapisan aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan
selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi rekasi dengan oksigen
membentuk lapisan tipis okisda (AlCl 3) yang melindungi dari oksida lebih lanjut. Reaksi
yang terjadi:
2Al(s) + 3/2 O2   Al2O3(s)
Tepapi saat dibiarkan diudara kertas Al foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur
menjadi abu. Ini mungkin terlalu banyaknya HgCl 2 yang ditetesi sehingga bukan hanya
menghilangkan pelindung oksida pada aluminium melainkan menghancurkan
aluminiumnya juga.
D.Percobaan 4: Membandingkan aluminium klorida anhidrat dan magnesium
klorida
Pada percobaan ini dilakukan pemanasan masing-masing pada aluminium
klorida anhidrat dan magnesium klorida anhidrat.
Untuk aluminium klorida anhidrat ketika dipanaskan diatas spritus, gumpalan
aluminium klorida anhidrat yang berwarna kuning dan meleleh dan menjadi serbuk,
terdapat asap dan bau serta terdapat selaput tipis yang menyelimuti tabung reaksi.
Menurut teori, magnesium klorida anhidrat dan magnesium anhidrat tersebut akan
meleleh dan membutuhkan waktu yang berbeda. Serbuk MgCl 2 lebih cepat meleleh
dibandingkan dengan AlCl3 karena MgCl2 memiliki densitas yang lebih kecil
dibandingkan dengan AlCl3.
Selanjutnya untuk 1 sendok aluminium klorida anhidrat diteteskan dngan air
setetes demi tetes, larutan menjadi panas, dan setelah diukur dengan indicator
universal, pH=1. Hal ini menunjukkan bahwa jika AlCl 3 padat diteteskan dengan air
berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan pH = 1 atau lebih jika larutan yang
diperoleh lebih pekat.
. Reaksi yang terjadi:
2AlCl3(s) + O2 (g)  Al2O3(s) + 3Cl2 (g)
 

AlCl3(s) + 3H2O­(l)  Al(OH)3(aq) + 3HCl(g)


Secara teori, Meskipun aluminium klorida anhidrat tampaknya mengadopsi struktur
ionik dalam fase padat, reaksinya lebih khas dari klorida kovalen.
Perilaku kovalen ini terutama terlihat dalam proses larutan aluminium klorida anhidrat.
Seperti disebutkan di bagian sebelumnya, heksahidrat sebenarnya mengandung ion
heksaaquaaluminum, [Al(OH2)6]3+. Ini larut dengan tenang dalam air, meskipun larutan
bersifat asam akibat hidrolisis. Aluminium klorida anhidrat, bagaimanapun, bereaksi
sangat eksotermis dengan air dengan cara khas kovalen klorida, menghasilkan kabut
asam klorida.
AlCl3(s) + 3H2O­(l)  Al(OH)3(aq) + 3HCl(g)
Selanjutnya memasukkan satu sendok serbuk MgCl 2 anhidrat kedalam tabung reaksi
diteteskan dengan air setetes demi tetes, larutan menjadi panas, dan lebih panas dari
pada aluminium klorida anhidrat,
dan setelah itu diukur dengan kertas universal, pH=6. Hal ini menunjukkan bahwa jika
MgCl2 padat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan
pH= 6 atau lebih jika larutan yang diperoleh lebih pekat. Reaksi yang terjadi:
2MgCl2 (s) + O2 (g)  2MgO (s) + Cl2 (g)
MgCl2 (s) +2H2O (l)  Mg(OH)2 (aq) + 2HCl (g)
Pada reaksi yang terjadi pada MgCl2 dan AlCl3 dengan air menghasilkam gas asam
klorida ,hal ini ditandai dengan terbentuknya asap pada tabung reaksi sewaktu bereaksi
dengan air.
E. Percobaan 5: Membandingkan sifat asam-basa aluminium oksida dan
magnesium oksida.
Oksida Al (Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga biasa bersifat
basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H 2O akan membentuk sifat asam (H+)
sehingga terbentuk Al(OH)3 . pada saat pengukuran diketahui pH = 7 . Hasil pH yang
diperoleh tidak sesuai dengan teori yaitu seharusnya pH yang diperoleh adalah < ,7
Al2O3 bereaksi dengan air akan menghasilkan larutan yang bersifat asam Al(OH) 3 
,faktor penyebab nya adalah kertas indikator yang digunakan belum netral sehingga
mempengaruhi nilai pH yang diukur ketika praktikum.
Adapun raksi yang terjadi:
Al2O3 + H2O 2Al( OH)3
Al2O3 dicampur dengan HCl encer menghasilkan larutan yang panas dan bersifat asam,
dengan pH=4. Reaksi yang terjadi:
Al2O3(s) +6HCl(aq)   AlCl3(aq)  + 3H2O(g)
Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH setelah diuji dengan indicator universal didapat
pH=8. Reaksi yang terjadi:
Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3H2O  2NaAl(OH)4(aq)
Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya
endapan putih Mg(OH)2 yang merupakan basa pH=8. Reaksi yang terjadi :
MgO(s) + H2O(aq)  Mg(OH)2(s).
Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer. setelah diuji dengan indicator universal, pH=6
MgO(s) + 2HCl(aq) encer  MgCl2(s) + H2O(aq)
MgO deraksikan dengan NaOH , saat diuji dengan kertas indicator universal didapat
pH=13. Adapun reaksi yang terjadi:
MgO(s) + 2NaOH(aq)  Mg(OH)2 (s) + 2Na2O(aq)
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa logam aluminium dan magnesium dapat
bereaksi dngan senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang
dimilki oleh logam aluminium dan magnesium itu disebut amfoter.

F. Percobaan 6: Membandingkan sifat asam-basa ion Al 3+ dan Mg2+ yang


terhidrasi
Berdasarkan percobaan, Al3+ bersifat asam dengan pH 3. pada reaksi terbentuk
endapan,lalu larut kembali selanjutkan ditambahkan larutan NaOH Dengan Reaksi :
Al2(SO4)3 (aq) + 6NaOH(aq)  2Al(OH)3 (s) + 3Na2SO4(aq)
Dari percobaan Mg2+ pH yang didapatkan adalah 6. Terbentuk endapan berwarna
putih setelah ditambahkan dengan NaOH.dengan reaksi:
MgSO4 (aq) + 2NaOH (aq)  Mg(OH)2 (s) + Na2SO4(aq)
Kesimpu
lan
1.Reaksi logam aluminium dalam HCl encer berjalan lambat
memerlukan pemanasan. Reaksi berjalan lambat karena
logam aluminium memilki lapisan oksida aluminium yang
bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi pita Mg
dengan HCl berlangsung dengan cepat tanpa ada
pemanasan.
2.Logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH
dibandingkan dengan magnesium.
3.Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil.
4.Aluminium bersifat asam dari pada magnesium
5.Larutan Al3+ lebih asam daripada larutan Mg2+
DAFTAR PUSTAKA

Cotton. (1989). Kimia Anorganik Dasar . Jakarta: UI Press.


 Cotton,F.Albert.2009.Kimia Anorganik Dasar.Jakarta : UI Press.
Mulyono. (2007). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar Prisnsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
 S, S. (2001).Kimia Dasar III . Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Svehla, G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro
Bagian I. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Tim Kimia Anorganik. (2021). Penuntun Praktikum Kimia Unsur. Padang: FMIPA UNP.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai