Anda di halaman 1dari 38

Ragam Bahasa

Nuke Ladyna A, M. Hum.


• Ragam bahasa adalah penggunaan bahasa
menurut konteks.
• Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
dipakai dalam berbagai keperluan, tentu tidak
seragam, tetapi akan berbeda-beda sesuai
situasi dan kondisi.
Ragam Bahasa
• Dibedakan menjadi:
• 1. Menurut topik pembicaraan: bidang jurnalistik
(surat kabar), kesusastraan, pemerintahan, dll.
• 2. Hubungan pelaku dalam pembicaraan atau
gaya penuturan: situasi formal dan tidak formal.
• 3. Medium pembicaraan, cara pengungkapan
atau pemakaian bahasa: bahasa lisan dan bahasa
tulis.
• Ciri-ciri ragam bahasa formal:
1.Menggunakan unsur gramatikal (sesuai tata
bahasa), eksplisit (gamblang) dan konsisten
2.Menggunakan imbuhan secara lengkap
3.Menggunakan kata ganti resmi
4.Menggunakan kata baku
5. Menggunakan EBI
6.Menghindari unsur kedaerahan
• Penggunaan bahasa baku dalam ragam
bahasa formal, memiliki berbagai fungsi.
Pertama, berfungsi menghubungkan semua
penutur berbagai dialek bahasa. Fungsi
mempersatukan mereka menjadi satu
masyarakat bahasa.
• Kedua, fungsi pemberi kekhasan yang
diemban bahasa baku, membedakan bahasa
itu dengan bahasa lain. Karena fungsi itu,
bahasa baku memperkuat perasaan
kepribadian nasional masyarakat bahasa yang
bersangkutan.
• Ketiga, pemilikan bahasa baku membawa
serta wibawa atau prestise.
• Keempat, bahasa baku berfungsi sebagai
kerangka acuan bagi pemakaian bahasa
dengan adanya norma dan kaidah yang jelas.
Bahasa baku menjadi acuan bagi fungsi
estetika bahasa yang tidak saja terbatas pada
bidang susastra, tetapi juga mencakup segala
jenis pemakaian bahasa yang menarik
perhatian karena bentuknya yang khas seperti
dalam permainan kata, iklan, dan tajuk berita.
• Ciri-ciri ragam bahasa nonformal:
• Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang
lengkap, tidak banyak menggunakan kata
penghubung
• Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim
dipakai sehari-hari. Contoh: bilang, biarin,
pengen, bikin.
• Menciptakan ragam bahasa yang bervariatif
sesuai pemakaiannya. Contoh: bahasa gaul,
slang, jargon, prokem.
• Dari segi fungsinya, bahasa gaul memiliki
persamaan antara slang, jargon, dan prokem
yaitu digunakan untuk merahasiakan sesuatu
kepada kelompok lain.
• Bahasa gaul adalah dialek bahasa indonesia
nonformal yang umumnya digunakan oleh
kalangan remaja atau kalangan muda di
Indonesia, khususnya di daerah perkotaan.
Tidak mengherankan apabila bahasa gaul
digunakan dalam lingkungan dan kelompok
sosial terbatas, yaitu kelompok sosial yang
menciptakannya. Anggota di luar kelompok
sosial tersebut sulit untuk memahami makna
bahasa gaul tersebut.
Ragam Bahasa Lisan
• Ciri-ciri ragam bahasa lisan:
1.Memerlukan orang kedua atau lawan bicara
2.Tidak memperhatikan unsur gramatikal
3.Dibantu oleh gerak tubuh, mimik wajah dan
intonasi
4.Sering berlangsung tanpa alat bantu
5.Kesalahan dapat langsung dikoreksi
6.Berlangsung cepat
• Ragam bahasa lisan:
1. Ragam bahasa cakapan (bercerita,
mendongeng, berdiskusi, mengobrol,
bergunjing)
2. Pidato
3. Ceramah
4. Presentasi Kuliah
Ragam Bahasa Tulis
• Ciri-ciri ragam bahasa tulis:
1. Tidak memerlukan orang kedua atau lawan
bicara
2. Memperhatikan unsur gramatikal
3. Tidak dibantu oleh gerak tubuh, mimik wajah dan
intonasi
4. Memerlukan alat bantu
5. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
6. Berlangsung lambat
7. Dipengaruhi tanda baca atau ejaan
• Ragam bahasa tulis:
1.Ragam bahasa teknis
2.Undang-undang
3.Catatan harian
4.Surat kepada teman
5.Surat kepada orang tua
6.Surat resmi
7.Makalah/Artikel/Proposal/Laporan
• Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam
bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam
tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan,
hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis.
Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-
cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis,
ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis.
Contoh Analisis Ragam Bahasa Baku
dan non-Baku dalam Bahasa
Indonesia
• Saudara ketua, para hadirin yang terhormat,
Kalimat tersebut salah, karena mengandung
makna jamak. Kata para sudah menyatakan
jamak, begitu juga kata hadirin, sudah
mengandung makna semua orang yang hadir.
Oleh karena itu, tidak perlu dijamakkan lagi
dengan menempatkan kata para. Kalimat yang
benar adalah: saudara ketua, hadirin yang
terhormat,….
• Seluruh sekolah-sekolah yang ada dikota ini tidak
menyenangi sistim ujian itu.
Kalimat di atas salah. Kata seluruh sudah
menunjukkan jamak. Jadi tidak perlu kata yang
didepannya diulang, cukup seluruh sekolah.
Selanjutnya kata depan di harus dipisahkan.
Penulisan kata sistim seharusnya sistem. Jadi
kalimat yang benar adalah seluruh sekolah yang
ada di kota ini tidak menyenangi sistem ujian itu.
• Waktu kami menginjak klinik di bulan
September….
Kalimat di atas jelas salah, kata menginjak
kurang tepat dipakai seharusnya memasuki,
kata perangkai “di” tidak boleh di tempatkan
di depan kata tidak menunjukkan kata tempat,
jadi diganti dengan pada. Kalimat yang benar
adalah: waktu kami memasuki klinik pada
bulan September….
Terampil Menulis Karya Ilmiah
Karya Ilmiah
• Adalah hasil pemikiran ilmiah seorang
ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan)
yang ingin mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang
diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan
pengalaman, penelitian, dan pengetahuan
orang lain sebelumnya.
Syarat-syarat Karya Ilmiah
1. Komunikatif
2. Bernalar
3. Kata dan kalimatnya ekonomis
4. Berdasarkan landasan teoretis yang kuat
5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu
tertentu
6. Memiliki sumber penopang mutakhir
7. Bertanggung jawab terhadap sumber data, buku
acuan, dan kutipan. Disebutkan dan ditulis
dalam karya ilmiah.
Jenis-jenis Karya ilmiah
• Jenis-jenis karya ilmiah yang terdapat dalam
dunia perguruan tinggi, antara lain makalah,
skripsi, tesis, dan disertasi.
• Sebelum menulis skripsi, tesis, atau disertasi,
seorang mahasiswa harus melalui tahap
pembuatan proposal penelitian.
Makalah
• Makalah adalah karya ilmiah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan
yang bersifat empiris-objektif. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas-tugas mata
kuliah tertentu atau memberikan saran
pemecahan tentang masalah tertentu secara
ilmiah.
• Makalah dapat juga berupa hasil penelitian
yang disusun untuk dibahas dalam pertemuan
ilmiah, misalnya seminar atau lokakarya.
Makalah merupakan bentuk karya ilmiah
paling singkat dengan jumlah halaman 15-25
halaman.
• Makalah biasanya terdiri dari 3 bagian, yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian
awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan
daftar tabel atau gambar (jika ada). Bagian inti
berupa isi atau materi yang hendak dibahas
dalam makalah tersebut. Bagian inti terdiri dari
latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penulisan makalah, pembahasan,
kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari
daftar rujukan dan lampiran (jika ada).
Skripsi
• Skripsi adalah karya ilmiah untuk memenuhi
persyaratan mengakhiri studi S-1 dan
mencapai gelar sarjana. Skripsi berkaitan
dengan disiplin ilmu tertentu yang ditempuh
mahasiswa selama berkuliah S-1. Isinya
berupa penelitian lapangan atau penelitian
pustaka, penelitian berbentuk kualitatif atau
penelitian kuantitatif dengan sistematika
ilmiah yang harus ditaati secara ketat.
• Tujuan penulisan skripsi adalah melatih
mahasiswa mahasiswa menerapkan
pengetahuannya melalui pemecahan masalah
yang berkenaan dengan bidang studi.
Penguasaan mahasiswa terhadap skripsi yang
ditulisnya merupakan materi utama ujian
skripsi. Skripsi memiliki bobot 6 SKS.
Tesis
• Tesis adalah tulisan ilmiah yang disusun untuk
memenuhi persyaratan menempuh ujian S-2 dan
mencapai gelar magister. Landasan teori yang
lebih kuat dan pembahasan yang lebih mendalam
daripada skripsi merupakan syarat mutlak dalam
penulisan tesis. Landasan teori dan pembahasan
yang lebih kuat dan mendalam daripada skripsi
harus dilengkapi pula dengan wawasan ilmiah
yang diwujud dalam penalaran jawaba saat
mahasiswa menempuh ujian tesis.
Disertasi
• Disertasi adalah tulisan ilmiah yang disusun
untuk mencapai derajat akademis doktor (S-
3). Kemandirian penulisan disertasi sangat
menonjol karena ujian doktor bermaksud
menguji pendirian ilmiah mahasiswa terhadap
sanggahan penguji atas dalil-dalil yang
disampaikannya pada saat ujian doktor.
• Skripsi, tesis, dan disertasi biasanya memiliki
beberapa kesamaan dalam sistematika
penulisannya, baik pada penelitian kuantitatif
atau penelitian kualitatif. Perbedaan yang
mencolok biasanya terletak pada objek dan
metode penelitiannya.
Proposal Penelitian
• Proposal adalah suatu bentuk usulan
penelitian yang wajib disusun mahasiswa
sebelum mahasiswa meneempuh tahap
penyusunan skripsi, tesis atau disertasi.
Proposal penelitan disusun dengan bagian
utama pendahuluan, landasan teoretis, dan
metodologi penelitian, tanpa adanya
pembahasan dan kesimpulan-saran.
PKM
• Dengan adanya program restrukturisasi di
Lingkungan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi, maka sebagai konsekuensi program
pembinaan kemahasiswaan tersebut adalah
terintegrasinya pengelolaan program
pembinaan kemahasiswaan termasuk
kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat bagi para mahasiswa.
• Oleh karena itu, setelah proses integrasi,
teridentifikasi kegiatan program yang dinilai
mampu meningkatkan kualitas intelektual dan
karakter serta membuka akses
pengembangan minat dan bakat mahasiswa
sepanjang periode belajarnya di perguruan
tinggi.
• Mengacu pada fakta tersebut, Direktorat
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada
masyarakat (Ditbinlitabmas) mengintegrasikan
kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat yang selama ini
sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa ke
dalam satu wahana yang diberi nama Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terbagi
dalam beberapa macam program.
Daftar Pustaka
• Nasucha, Yakub, dkk. 2009. Bahasa Indonesia
Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa

Anda mungkin juga menyukai