Sejarah partisipasi dimulai dari berbagai gerakan hak tahun
1960an dan 1970an yang merupakan embrio bagi promosi demokrasi partisipatif (MacPherson)
Di Amerika Serikat, peraturan perundangan yang diberlakukan
pada 1960an, misalnya Economic Opportunity Act 1964. Program- program membuka pintu-pintu lembaga publik yang sebelumnya tidak aksesibel bagi warga negara. Sehingga partisipasi warga negara menyebar baik ke dalam wacana maupun ke dalam praktik pengembangan masyarakat (Ife dan tesoriero) Partisipasi berasal dari bahasa Inggris participate yang artinya mengikutsertakan, ikut mengambil bagian
participation is difined as mental and emotional
involvement of a person in group situation which encourages him to contribute to group goal and share responsibility in them (Keith Davis,1962) Partisipasi merupakan turut sertanya seseorang baik secara langsung maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan kepada proses pembuatan keputusan terutama mengenai persoalan- persoalan dimana keterlibatan pribadi seseorang yang bersangkutan melaksanakan akan tanggung jawab untuk melaksanakan hal tersebut (Sutarto, 1980) Partisipasi merupakan suatu pertimbangan penting dalam memahami peran warga dalam demokrasi. Dengan demikian partisipasi masyarakat sangatlah ditekankan guna menjadi penopang keberlangsungan proses demokratisasi itu sendiri. (Ife dan Tesorisero 2008) Bentuk-Bentuk Partisipasi Chapin menyatakan bentuk partisipasi terdiri dari: Partisipasi uang, adalah bentuk partispasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan Partisipasi buah pikiran, adalah partisipasi berupa sumbangan ide pendapat atau buah pikiran konstruktif Bentuk-bentuk partisipasi
1. Partisipasi uang, adalah bentuk partispasi untuk
memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan 2. Partisipasi buah pikiran, adalah partisipasi berupa sumbangan ide pendapat atau buah pikiran konstruktif 3. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat terlibat dalam setiap diskusi/forum dalam rangka untuk mengambil keputusan yang terkait kepentingan bersama 4. Partisipasi representatif. Partisipasi yang dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi atau panitia Empat dimensi dalam berpartisipasi yang terdiri dari: (1) Sumbangan pemikiran (ide atau gagasan),
(2) Sumbangan materi (dana, barang, dan alat),
(3) Sumbangan tenaga (bekerja),
(4) Memanfaatkan dan melaksanakan pelayanan
pembangunan (Solekhan, 2014) Slamet (1993), mengukur tingkat partisipasi masyarakat dengan menggunakan lima variabel yaitu: 1. Jumlah asosiasi yang dimasuki 2. Frekuensi kehadiran
3. Jumlah asosiasi dimana dia memangku jabatan
4. Lamanya menjadi anggota
5. Tipe asosiasi yang dimasuki
Goldsmith & Blustain (Ndraha ,1990), masyarakat tergerak untuk berpartisipasi jika:
1. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang
sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat.
2. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung
kepada masyarakat yang bersangkutan. 3. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat.
4. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol
yang dilakukan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau kurang berperanan dalam pengambilan keputusan.