PENGEMBANGANMINYAK
ATSIRI SEBAGAI PRODUK HHBK
POTENSIAL
Wening Sri Wulandari
I. HHBK
V. REKOMENDASI
I. HHBK
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik
nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya
kecuali kayu yang berasal dari hutan.
Minyak, lemak, Tumbuhan Obat
Tanin, bahan
Resin Minyak Atsiri pati & Buah-
pewarna, getah & Tanaman Hias
buahan
• Damar
• • Tengkawang • Akasia • Mahoni
• Kemenyan Cendana
• Kenari • Nila • Raru
• Jernang • Kayu putih • Porang • Secang • Pulai
Jenis Produk • Gaharu • Aren • Jernang • Saga
HHBK • Ekaliptus • Matoa • Anggrek hutan
• Durian
• Kayu manis
• Kilemo
• Ylang-ylang
• Masoi
• Terpentin
Minyak Atsiri
Defenisi Manfaat
IPTEK dan
Inovasi
III. KEBIJAKAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN
Program
HULU
1. Teknik budidaya tanaman penghasil minyak atsiri dalam bentuk
buku “Seri Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Kilemo”
Buku ini menginformasikan secara sistematis teknik perbenihan dan
pembibitan jenis Kilemo dalam upaya mendukung prouktivitas HHBK.
Kilemo adalah salah satu jenis tanaman hutan yang menghasilkan
minyak atsiri berkuaitas tinggi.
2. Inovasi benih unggul kayu putih dengan jenis Melaleuca cajuputi Powell
Bibit unggul kayu putih mampu tumbuh baik pada lahan kurang subur. Jenis
tanaman ini merupakan solusi bagi kegiatan reboisasi pada lahan tandus
karena selain cepat tumbuh, juga memiliki adaptabilitas yang tinggi, sehingga
dapat memberikan nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat.
Benih unggul kayu putih
• Benih unggul tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi
sub sp.Cajuputi merupakan benih yang dihasilkan
secara genetik untuk meningkatkan produksi minyak
kayu putih
• Benih kayu putih unggul untuk meningkatkan
rendemen minyak kayu putih dan kadar cineole-1,8.
• Pemuliaan tanaman kayu putih dapat meningkatkan
produksi minyak kayu putih antara 2 s/d 3,8 0%, atau
2 s/d 4 kali rendemen minyak kayu putih pada
tanaman kayu putihtanpa pemuliaan
HILIR
1. Pengembangan HHBK secara terintegrasi hulu hilir, dengan penguatan sinergi dan dukungan
multipihak dalam peningkatan kapasitas, alat/infrastruktur, tataniaga, pemasaran
2. Pengembangan jenis HHBK/ minyak atsiri dapat mempertimbangkan potensi lokal dan integrasi
sumber bahan baku dan pengolahan, serta kesinambungan bahan baku dengan kapasitas
pengolahn agar ada jaminan keberlanjutan usaha dan kepastian pasar
3. Perlu pengembangan standar kualitas minyak atsiri dari setiap jenis untuk berbagai penggunaan
sebagai salah satu dasar penetapan harga
4. Khusus pengembangan minyak atsiri untuk obat atau kosmetik, perlu pelibatan pihak terkait
misalnya dari BPOM, dari awal agar memudahkan koordinasi untuk proses lebih lanjut
5. Meningkatkan kapasitas SDM dalam pemanfaatan HHBK untuk memberikan nilai tambah yang
optimal melalui transfer IPTEK dan pendampingan
TERIMA KASIH
pustarhut.org
kementerianlhk
Pustarhut Klhk
pustarhut pustarhut