Anda di halaman 1dari 17

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan PUSTARHUT


Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

PENGEMBANGANMINYAK
ATSIRI SEBAGAI PRODUK HHBK
POTENSIAL
Wening Sri Wulandari

Disampaikan pada Focus Group Discussion (FGD)


“Potensi Minyak Atsiri Sebagai Bahan Baku Kosmetika”

Virtual, 20 November 2021


SISTEMATIKA

I. HHBK

II. PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN HHBK

III. KEBIJAKAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN

IV. IPTEK DAN INOVASI

V. REKOMENDASI
I. HHBK
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik
nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya
kecuali kayu yang berasal dari hutan.
Minyak, lemak, Tumbuhan Obat
Tanin, bahan
Resin Minyak Atsiri pati & Buah-
pewarna, getah & Tanaman Hias
buahan
• Damar
• • Tengkawang • Akasia • Mahoni
• Kemenyan Cendana
• Kenari • Nila • Raru
• Jernang • Kayu putih • Porang • Secang • Pulai
Jenis Produk • Gaharu • Aren • Jernang • Saga
HHBK • Ekaliptus • Matoa • Anggrek hutan
• Durian
• Kayu manis
• Kilemo
• Ylang-ylang
• Masoi
• Terpentin
Minyak Atsiri

Defenisi Manfaat

• Minyak Atsiri; volatile • Aromaterapi


oil; esential oil • Obat-obatan
merupakan cairan • Kesehatan
pekat yang tidak larut • Parfum
air yang mengandung •
senyawa beraroma Flavour
yang berasal dari
tumbuhan
II. PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN HHBK
TANTANGAN
Keterbatasan
kapasitas
pengolahan
PELUANG Belum semua
dapat dikelola
Data base potensi
Bentuk belum lengkap
beragam 
daun, akar,
buah, kulit.
Jenisnya
banyak Dukungan
Kebijakan

IPTEK dan
Inovasi
III. KEBIJAKAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN
Program

UUCK Tahun 2020

Pemanfaatan hutan adalah kegiatan


untuk memanfaatkan kawasan hutan, Pengembangan HHBK didorong
jasa lingkungan, hasil hutan kayu dan melalui program multiusaha
bukan kayu, serta memungut hasil hutan kehutanan
kayu dan bukan kayu secara optimal dan
adil untuk kesejahteraan masyarakat
dengan tetap menjaga kelestariannya.
Transformasi Platform Usaha Pemanfaatan Hutan dalam UUCK
Transformasi Izin Usaha Berbasis Jenis Kegiatan menjadi Perizinan Berusaha
berbasis Landscape dengan berbagai jenis kegiatan usaha (MULTIUSAHA) yang
terintegrasi

Sumber: Slide paparan Ditjen PHL, KLHK


Sumber: Slide paparan Ditjen PHL, KLHK
Skema perizinan berusaha Minyak Atsiri

Kegiatan usaha pemanfaatan kawasan


hutan pada hutan produksi antara lain
PermenLHK budidaya tanaman atsiri

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kementerian LHK memberikan


Kehutanan Nomor 8 Tahun 2021 tentang kesempatan berusaha dalam skema
Perizinan Berusaha Pengolahan Hasil
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Hutan dengan jenis pengolahan hasil
Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan hutan diantaranya pengolahan minyak
Hutan Di Hutan Lindung Dan Hutan atsiri dengan ragam produk berupa minyak
Produksi. atsiri hasil olahan daun, kulit kayu, akar,
batang dan bagian tanaman lainnya, serta
produk turunannya
Perhutanan Sosial Kebijakan
Dalam Permenlhk tersebut, Pemerintah
telah menerbitkan kebijakan untuk
pemanfaatan hasil hutan diantaranya hasil
PermenLHK hutan bukan kayu melalui program
Perhutanan Sosial.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial adalah
kegiatan pemanfaatan hutan yang
Pengelolaan Perhutanan Sosial. dilakukan oleh kelompok Perhutanan
Sosial melalui Persetujuan Pengelolaan
HD,HKm, HTR, kemitraan kehutanan, dan
Hutan Adat padakawasan Hutan Lindung,
kawasan Hutan Produksi atau kawasan
Hutan Konservasi sesuai dengan fungsinya.
IV. IPTEK DAN INOVASI

HULU
1. Teknik budidaya tanaman penghasil minyak atsiri dalam bentuk
buku “Seri Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Kilemo”
Buku ini menginformasikan secara sistematis teknik perbenihan dan
pembibitan jenis Kilemo dalam upaya mendukung prouktivitas HHBK.
Kilemo adalah salah satu jenis tanaman hutan yang menghasilkan
minyak atsiri berkuaitas tinggi.

2. Inovasi benih unggul kayu putih dengan jenis Melaleuca cajuputi Powell
Bibit unggul kayu putih mampu tumbuh baik pada lahan kurang subur. Jenis
tanaman ini merupakan solusi bagi kegiatan reboisasi pada lahan tandus
karena selain cepat tumbuh, juga memiliki adaptabilitas yang tinggi, sehingga
dapat memberikan nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat.

 
Benih unggul kayu putih
• Benih unggul tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi
sub sp.Cajuputi merupakan benih yang dihasilkan
secara genetik untuk meningkatkan produksi minyak
kayu putih
• Benih kayu putih unggul untuk meningkatkan
rendemen minyak kayu putih dan kadar cineole-1,8.
• Pemuliaan tanaman kayu putih dapat meningkatkan
produksi minyak kayu putih antara 2 s/d 3,8 0%, atau
2 s/d 4 kali rendemen minyak kayu putih pada
tanaman kayu putihtanpa pemuliaan
HILIR

Parfum tidak mengandung alcohol, high concentrate sehingga Parfum Kemenyan


bertahan lama. Selain wangi, parfum juga dapat digunakan untuk
aromaterapi dan penyegar. Tobarium
   
Parfum yang merupakan hasil penelitian Balai Litbang LHK Aek
Nauli, dibuat dengan mempertimbangkan gradasi aroma sesuai
dengan lepasnya partikel masing-masing minyak atsiri penyusun.
Wangi parfum ini begitu berkelas, tahan lama dengan sensari aroma
yang berbeda sepanjang waktu. Parfum kemenyan saat ini telah
tersedia dalam 7 (tujuh) varian aroma yakni Rizla (floral fresh),
Riedh@ (floral fruit), Jeumpa (cempaka), Azwa (woody), Aphis
(green oceanic), Tiara (oriental) dan Sylva (forest)
Pengolahan

Rendemen kayu putih: 0,6-1,0% Rendemen kilemo; 4 - 5%


Kapur ( Dryobalanops sp)
- Jenis potensial penghasil minyak/ getah adalah Dryobalanops
aromatica.
- Saat ini, pohon kapur masih banyak ditebang untuk dimanfaatkan
kayunya, karena kurangnya informasi yang dimiliki masyarakat akan
nilai ekonomi Kristal maupun minyak kapur.
- Minyak dryobalanops berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan parfum
dan bahan obat seperti obat jantung
- Kristal kapur sangat prospektif. Harga jual cukup tinggi tergantung
kandungan borneolnya.
- Produk yang dapat dikembangkan selain untuk obat adalah sabun
anti jerawat dan lilin aromaterapi.
VI. REKOMENDASI

1. Pengembangan HHBK secara terintegrasi hulu hilir, dengan penguatan sinergi dan dukungan
multipihak dalam peningkatan kapasitas, alat/infrastruktur, tataniaga, pemasaran
2. Pengembangan jenis HHBK/ minyak atsiri dapat mempertimbangkan potensi lokal dan integrasi
sumber bahan baku dan pengolahan, serta kesinambungan bahan baku dengan kapasitas
pengolahn agar ada jaminan keberlanjutan usaha dan kepastian pasar
3. Perlu pengembangan standar kualitas minyak atsiri dari setiap jenis untuk berbagai penggunaan
sebagai salah satu dasar penetapan harga
4. Khusus pengembangan minyak atsiri untuk obat atau kosmetik, perlu pelibatan pihak terkait
misalnya dari BPOM, dari awal agar memudahkan koordinasi untuk proses lebih lanjut
5. Meningkatkan kapasitas SDM dalam pemanfaatan HHBK untuk memberikan nilai tambah yang
optimal melalui transfer IPTEK dan pendampingan
TERIMA KASIH

pustarhut.org
kementerianlhk
Pustarhut Klhk
pustarhut pustarhut

Anda mungkin juga menyukai