Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAJARAN AKIDAH

AKHLAK
Akidah Islam dan Sumbernya

KELOMPOK 1
Andri Aditya
Miftahul Jannah
Martia Putri Fadini
Lydia Fitriani
Nuraini Hararap
PENGERTIAN AKIDAH

Secara etimologi, akidah berasal dari bahasa Arab:


aqada – ya’qidu aqidatan (aqidah) yang artinya: simpul,
ikatan, perjanjian, dan kokoh . Adapun secara
terminologi (istilah), akidah adalah ajaran Islam yang
berkaitan dengan keyakinan. Mengapa keyakinan?
Karena sebagian besar pembahasannya banyak
berkaitan dengan sesuatu yang ghaib, hal-hal metafisis,
yang tidak bisa dibuktikan secara empiris, tidak bisa
diindera dengan indera fisik (panca indera).
istilah yang sering digunakan untuk menyebut ajaran
akidah, yaitu:
1. Akidah
Akidah merupakan simpul utama ajaran Islam. Tanpa
aqidah, pengamalan terhadap ajaran Islam yang lain tak
diakui. Disebut “janji” karena akidah berisi keyakinan yang
tidak cukup hanya diyakini secara pasif.
2. Tauhid
Ajaran ini adalah mengesakan Allah, menjadikan Allah
sebagai sumber utama segala hal. Allah adalah titik fokus
kehidupan, titik fokus konsentrasi. Allah adalah tujuan
utama segala amal perbuatan.
3. Ushuluddin
Ajaran ini merupakan ajaran pokok agama. Orang yang
akan memeluk Islam pertama-tama harus memahami
tentang ajaran ini. Jadi ini adalah ilmu dasar yang harus
dipahami oleh setiap orang yang memeluk Islam. Tanpa
memahami dan meyakini ajaran ini, keberislaman kita tak
ada gunanya.

4. Fikih Akbar
Ajaran ini adalah ajaran yang harus mendapat prioritas,
pemahaman yang sangat penting sehingga disebut fiqh
akbar.
B. SYARAT UTAMA
AKIDAH
Memang benar bahwa asas utama akidah adalah
keyakinan. Namun demikian, dalam ajaran Islam,
keimanan bukan sesuatu yang serta-merta dipercaya
begitu saja. Dia harus memenuhi syarat dan alasan
tertentu untuk bisa dipercaya sebagai kebenaran. Alasan
inilah yang disebut dengan dalil (landasan argumentasi).
Landasan argumentasi ini terbagi menjadi dua:
argumentasi logika (dalil aqliyyah) dan argumentasi
berdasarkan ayat suci (dalil naqliyyah).
Kedua dalil inilah yang menjadi ujian awal bagi sebuah
akidah yang lurus (aqidah shihah). Jadi, aqidah adalah
kepercayaan argumentatif yang bisa diklarifikasi sumber
kebenarannya. Inilah bedanya aqidah dengan mitos.
Mitos adalah kepercayaan yang tak berdasar dan tak
bisa diklarifikasi sumber kebenarannya.
Selanjutnya, argumentasi ‘aqliyyah dan naqliyyah di atas
barulah prasyarat awal atau sebut saja sebagai pintu
masuk. Dengan kata lain, kedalaman keimanan bukan
terletak pada kemampuan seseorang dalam memahami
argumentasi-argumentasi itu.
C. URGENSI AKIDAH

Akidah adalah bagian terpenting dalam ajaran Islam. Jika


ajaran Islam ini diumpamakan jasad, maka iman adalah
ruhnya. Ia adalah jantung yang memompa darah
kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya dengan
akidah. Dialah yang menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan
imanlah seseorang akan dinilai di hadapan Allah. Pada
gilirannya, imanlah yang akan mengontrol dan
mengarahkan perilaku seorang Mukmin. Bahkan, shalat,
haji, puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa
adanya keimanan. Demikian juga kualitas keberagamaan
kita, kualitas ibadah kita juga diukur dengan seberapa
besar keimanan kita kepada Allah.
D. SIFAT AKIDAH
Sifat akidah bagi manusa adalah bawaan (fithrah) manusia.
Manusia secara secara kodrati sudah mempunyai
kecenderungan atau naluri untuk bertuhan.
Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT berfirman: Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami),
kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar
di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini
(keesaan Tuhan). (QS. al-Araf [7]: 172).
E. RUANG LINGKUP AKIDAH

1. Ilahiyyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan


masalah ketuhanan utamanya pembahasan tentang Allah.
2. Nubuwwat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan
utusan-utusan Allah, yaitu para nabi dan para rasul Allah.
3. Ruhaniyyat, yaitu pembahasan yang berkenaan dengan
makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat, dan Iblis.
4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan yang bekenaan dengan
alam ghaib, seperti alam kubur, akhirat, surga, neraka, dan
qadha qadar.
F. SUMBER AKIDAH
ISLAM
1. Alquran
Alquran adalah kitab suci yang membekalkan
manusia Seluruh ajaran mengenai prinsip akidah.
Tanpa Alquran, manusia tidak akan dapat memikirkan
hal-hal yang berkaitan dengan keimanan terhadap
Allah SWT, malaikat, para rasul a.s, kebangkitan semula
manusia selepas mati, neraka, syurga, dan sebagainya
karena akal manusia adalah terbatas
2. Al-Sunnah
Al-Sunnah merupakan sumber kedua Aqidah Islam
selepas Al-Quran. Al-Sunnah dijadikan sumber karena
keimanan kepada perkara yang disampaikan oleh Rasulullah
SAW termasuk dalam bidang aqidahsyariat dan akhlak yang
wajib diyakini oleh setiap umat Islam. Firman Allah SWT
yang bermaksud :
" dan apa jua perintah yang dibawa oleh Rasulullah SAW
kepada kamu maka Terimalah serta amalkan, dan apa juga
yang dilarangnya kamu melakukannya maka patuhilah
larangannya, dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT,
Sesungguhnya Allah SWT amatlah berat azab siksa-Nya
(bagi orang yang melanggar perintahnya).
3. Ijmak
Selain daripada Alquran dan alsunnah, sumber ijma'
juga diterima sebagai sumber aqidah asalkan ijma'
termasuk basa tujuan ahli-ahli ijtihad selepas kewafatan
Rasulullah SAW pada perkara agama.
Mazhab ahli Sunnah Wal-Jamaah berpendirian dan
mengambil sikap mengasihi para sahabat ( golongan
salah) yang dipilih oleh Allah SWT untuk bersama-sama
dengan Rasulullah SAW oleh itu, ahli Sunnah Al-jamaah
menerima pendapat ijma' sebagai sumber ajaran agama
sama ada Syariah atau aqidah karena para mujtahid yang
ber ijma' di atas sesuatu perkara berijmak atas perkara
kesesatan.
4. Akal dan pikiran
selain daripada tiga sumber yang dinyatakan, sumber
akal dan Fitrah yang suci tanpa dipengaruhi oleh unsur-
unsur hawa nafsu juga boleh dijadikan sumber akidah.
Sumber akal yang dimaksudkan ialah sumber ilmu
daruri yang diketahui kebenarannya secara mudah oleh
manusia tanpa berpikir panjang. Allah SWT sendiri
dalam banyak ayat-Nya menggalakkan manusia untuk
menggunakan akal fikiran.

Anda mungkin juga menyukai