Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK BERTANYA

Tuliskan garis besar pertanyaan-bukan pertanyaan


dalam kalimat lengkap --- atau buatlah daftar subyek
atau poin-poin penting yang akan dibicarakan. Hal ini
akan menjadikan wawancara berlangsung alami dan
spontan-layaknya percakapan biasa.
Namun ingat, jika sudah membuat daftar pertanyaan,
cobalah dan bacalah diluar kepala. Bersiaplah jika
jawaban menyimpang dari pertanyaan.
Tips teknik mengajukan pertanyaan dalam
wawancara
• Buat daftar; tulislah beberapa pertanyaan ( kalau-kalau kekurangan
pertanyaan ) , tetapi dengan catatan:
• Jangan diikuti semua pertanyaan bila interview berjalan baik. Ikuti alur-
alur jawaban yang dikemukakan narasumber.
• Jangan “ membacanya” tapi “ suarakan” seakan-akan tanpa naskah-
karenanya hindari pertanyaan dalam kalimat lengkap.
• Jangan terpaku dengan pertanyaan tertulis, dan wawancara menyimpang
dari daftar dan tidak akan konsentrasi dalam mendengarkan.
Pewawancara akan ketinggalan kesempatan untuk mengikutinya.
• Jangan melatih narasumber tentang pertanyaan yang akan diajukan-
hanya akan membuat mereka tersiksa karena memikirkan jawaban
terbaik.
• Jangan pula tunjukkan pertanyaan. Jawaban-jawaban narasumber harus
besifat spontan, sehingga segar dan alami.
• Boleh memberikan gambar dan ide bagi narasumber tentang “ areal”
yang ingin ditanyakan, hanya jangan terlalu spesifik.
KUNCI

• MENGAPA? . Jadikan kata tanya “ mengapa”


sebagai alat penggali informasi. “Mengapa”
dikenal sebagai “ pertanyaan ajaib” pendek,
sederhana, namun memancing jawaban
panjang, rinci, dan jelas. Gunakan kata tanya
itu untuk “membuka” dan “mengikat”.
Pertanyaan Pembuka
• Cobalah gunakan “ pertanyaan pembuka”
seperti;
• Apa pendapat anda tentang …..
• Apa yang sedang anda pikirkan ketika ……
• Bisa ceritakan atau jelas secara singkat……
• Apakah anda senang dengan ……..
Pengikat
• Cobalah ajukan pertanyaan “ pengikat”
berikut ini ;
• Apa yang anda maksud……
• Mar kita perjelas. Anda menyatakan bahwa
……
• Maksud anda……
• Mengapa bisa terjadi demikian……
• Alasannya……
Penutup
• Ajukan pertanyaan “ penutup” sebagai akhir
wawancara , misalnya;
• Apa pesan anda buat sesama generasi muda?
• Terakhir, pesan anda buat pendengar atau
pemirsa?
• Sebelum kita akhiri, ada hal lain yang ingin
anda sampaikan… ?
Keep your questions brief
• Pertanyaan harus pendek dan jelas, tidak berbelit-belit, sehingga reporter
tidak melakukan klarifikasi terhadap pertanyaannya sendiri, atau
mengulang pertanyaan karena narasumber tidak mengerti. Ini akan
buang-buang waktu.
• Contoh:
• “Banyak pengamat pesimis pemilu kali ini tidak akan membawa
perubahan berarti. Bagaimana pendapat anda sendiri?”
• Sebaiknya;
• “menurut anda, apakah pemilu kali ini akan membawa perubahan
berarti?”
• “Bagaimana komentar anda tentang perekonomian kita?”
• Sebaiknya;
• Bagaimana penilaian anda tentang kondisi perekonomian sekarang?”
Buat Prioritas
• Tanyakan hal-hal penting dulu, dan pertanyaan
yang tidak penting simpan dibagian akhir
• Waktu Berjalan Cepat dan ketat. Maka langsung
saja ke inti masalah secepat mungkin.
Konsentrasikan untuk mendapatkan jawaban atas
pertanyaan yang kemungkinan ingin ditanyakan
pedengar atau pemirsa. Ingat , reporter menjadi “
jurubicara” pendengar atau pemirsa atau
mewakili mereka untuk menggali informasi.
Perhatikan cara
• Cara mengajukan pertanyaan mempengaruhi
jawaban narasumber. Jika reporter bertanya
dengan suara pelan dan keras, narasumber
akan berpikir itulah cara berbcara di raduo
atau televisi dan akan meniru cara bicara
pewawancara. Jika pewawancara mengajukan
pertanyaan secara guyon ( bercanda) dan
dengan “ senyuman dalam suara” mereka akan
meresponnya dengan nada atau cara serupa.
Fokus
• Pastikan pertanyaan-pertanyaan itu terfokus pada
inti masalah. Jangan buat terlalu umum dengan
harapan sesuatu yang menarik akan terjadi.
• Fleksibel; Dengarkan jawaban dengan cermat dan
bersikaplah fleksibel terhadap daftar pertanyaan
yang sudah dibuat. Tidak semua pertanyan harus
diajukan, seringkali pertayaan , misalnya, nomor
lima , sudah terjawab ketika narasumber
menjawab pertanyaan nomor dua.
Satu Pertanyaan
• Jangan mengajukan pertanyaan ganda. Sekali
bertanya satu pertanyaan
“ Mengapa anda bersedia dipilih menjadi ketua?
Bukankah sebelumnya anda menolak untuk
dipilih?”
Sebaiknya dibagi dua
“ Mengapa anda bersedia dipilih menjadi ketua?’
“ Apa alasan anda sebenarnya ketika sebelumnya
menolak untuk dipilih?”.
Hindari Opini
• Jangan membuat pernyataan. Ingat, tugas reporter adalah
bertanya, bukan berpendapat. Narasumberlah yang memberikan
informasi atau opini, bukan pewawancara.
• “Ibadah haji merupakan ibadah yang cukup berat. Ia memerlukan
pengorbanan fisik, mental, dan harta benda, juga waktu. Pendapat
Anda sendiri?. ( ini opini, bukan pertanyaan. Narasumber akan
bingung menjawabnya atau mengatakan.” Ya memang
begitulah…..”)
Sebaiknya:
“Pengorbanan apa saja yang dilakukan seseorang dalam
melaksanakan ibadah haji?.”
Pancing
• Susunlah pertanyaan yang kita tidak harus
menjawabnya sendiri nantinya. Dengan kata
lain, pertanyaan harus mendorong
narasumber untuk mengatakan sesuatu.
Hindari Pertanyaan Ya - Tidak
• Hindari pertanyaan-pertanyaan yang mengundang jawaban “Ya” dan
“Tidak” ( Yes – No Questions). Ingat, kebanyakan narasumber tidak selalu
bisa berbicara di depan kamera atau mikrofon dan memerlukan bantuan.
Jangan tanya; “ Apakah anda melihat apa yang terjadi ?” ( Jawaban
narasumber pasti ya atau tidak)
Sebaiknya : “Apakah yang anda lihat ketika itu?
Jangan bertanya:”Jadi, anda ada duduk di kursi depan ketika mobil
bertabrakan?” ( jawaban narasumber pasti ya atau tidak)
Sebaiknya : “ Posisi duduk anda di kursi depan, apa yang anda rasakan….
Lihat …… seeblum terjadi tabrakan
Jangan tanya; “ Ketika masih muda, anda menghabiskan hidup bepergian
dengan orangtua?
Sebaiknya : “ Anda menghabiskan masa kecil dengan bepergian bersama
orangtua bagaimana rasanya?”
Jangan tanya :” Apakah anda akan memenangkan pemilihan ini?”
Sebaiknya : “ Modal apa yang anda miliki untuk memenangkan pemilihan ini?”
Ulangi Pertaanyaan yang penting
• Kemukakan lagi frasa-frasa atau ungkapan kunci
untuk menunjukkan pada narasumber bahwa
kita sudah mengerti apa yang mereka katakan.
• “ Anda mengatakan penghargaan ini telah
mengubah hidup anda. Mengapa?”
• “ Anda mengatakan, kunci utama untuk bisa
menulis adalah berlatih. Selain latihan , hal
lainnya yang harus dilakukan apa saja?”
Cari Kejelasan
• Jangan takut untuk mengulang pertanyaan
atau menanyakan “hal sepele” kalau belum
mengerti. Peran pewawancara adalah
berbicara bagi pendengar atau pemirsa bukan
untuk “ unjuk kehebatan”. Pertanyaan-
pertanyaan “remeh” itu mungkin pertanyaan
yang ingin ditanyakan pendengar.
Jangan menuduh
• Jangan memberikan tuduhan apapun kepada
narasumber. Ia akan marah dan menjadi makin
keras mempertahankan dirinya, sehingga reporter
tidak akan mendengar informasi lebih bebas lagi.
• Akihri Jika Buntu .
• Pewawancara yang baik akan mengetahui kapan
wawancara ini mati dan akan buntu. Perhatikanlah
bila ada banyak ucapan yang diulang-ulang dan
jika pembicara telah capek.

Anda mungkin juga menyukai