Anda di halaman 1dari 56

PENDIDIKAN ANTI

KORUPSI
Buku Pendidikan Anti Korupsi oleh Dr. Eko Handoyo, M.Si

Nama Kelompok :
Dwiki Kurniawan 3111417009
Fifi Dian Islamiah 3111419023
Dian Ayu Pangestika 3111419024
Andriani Dian Rawinanda 3111419038

Kelompok 4
BAB 1 PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
PERLUKAH ?

▪ Pendidikan antikorupsi mutlak diperlukan untuk memperkuat pemberantasan korupsi yang sedang berjalan, di
antaranya melalui reformasi sistem (constitutional reform) dan reformasi kelembagaan (institutional reform) serta
penegakan hukum (law enforcement). Menurut Azra (2006: viii), pendidikan antikorupsi merupakan upaya reformasi
kultur politik melalui sistem pendidikan untuk melakukan perubahan kultural yang berkelanjutan, termasuk untuk
mendorong terciptanya good governance culture di sekolah dan perguruan tinggi

Pendidikan antikorupsi yang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 ditangani oleh Subbidang Pendidikan dan
Pelayanan Masyarakat merupakan pilar penting dari Bidang Pencegahan KPK. Adanya Bidang Pencegahan KPK yang
membawahi Subbidang Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat akan memperkuat tugas KPK terutama dalam hal
melakukan tindakan-tindakan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi.
Pendidikan anti korupsi untuk siswa Sekolah Dasar :
Berikut ini merupakan alasan mengapa pendidikan antikorupsi perlu diberikan sejak dini, terutama kepada anak-anak yang
duduk di bangku SD.
1. Siswa belum mendapatkan informasi dan sosialisasi tentang antikorupsi. Untuk itu, mereka perlu dikenalkan terlebih
dahulu nilai-nilai konkret yang diyakini akan dapat melawan tindakan korupsi;  
2. Kurangnya keteladanan dari lingkungan (orang tua, guru, orang dewasa di sekitar, dan media). Keteladanan dari
orangorang terdekat dan di sekitarnya akan sangat membantu dalam proses penanaman nilai atau budi pekerti yang
diharapkan dapat diterapkan dalam kegiatan mereka seharihari;  
3. Adanya kompetisi yang kurang sehat antarsiswa. Upaya menghindari kompetisi yang kurang sehat dalam pergaulan
mereka di sekolah dapat dilakukan dengan menanamkan nilainilai sekolah, seperti saling menghargai, saling menghormati,
kesederhanaan, dan tidak pamer. Bahkan jika perlu sekolah dapat memberi penghargaan kepada siswa yang berperilaku
terpuji;  
4. Sekolah tidak menerapkan aturan yang jelas dan konsisten. Itulah sebabnya, aturan sekolah harus dibuat bersama antara
guru, orang tua, dan siswa, supaya siswa merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab terhadapnya. Sementara itu, guru
dan orang tua berperan sebagai fasilitator dan pengawas. Jika ada yang melanggar aturan sekolah, yang bersalah harus
diberi hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya
5. Pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh aspek kognitif. Pembelajaran seperti ini kurang mampu membentuk
karakter siswa. Untuk itu, perlu dikembangkan pembelajaran afektif yang bersifaf aplikatif dengan model-model
pembelajaran yang dikuasai guru, sehingga pembelajaran kognitif akan dapat dikawal untuk mewujudkan tujuan pendidikan
sekolah dasar. Metode dongeng, permainan (games), dan simulasi/sosiodrama dapat diterapkan dalam pembelajaran afektif
di sekolah
▪ Pendidikan anti korupsi untuk siswa SMP :

Proses pembelajaran antikorupsi kepada mereka diarahkan untuk mempersiapkan siswa menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
dalam setiap sikap dan perilakunya. Melalui pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat menjadi agen perubahan sosial
(masyarakat) yang kelak akan mampu mengubah masyarakat Indonesia menjadi masyarakat antikorupsi. Materi yang
diangkat dalam pendidikan antikorupsi di SMP/MTs dikenal dengan 9 karakter pelajar, yaitu tanggung jawab, disiplin, jujur,
sederhana, Kerja keras, mandiri, adil, berani, dan peduli. Sesuai dengan modul yang disusun tersebut, hasil akhirnya
adalah siswa:

(1) mempunyai karakter yang luhur yang menjunjung tinggi nilai-nilai tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja
keras, mandiri, adil, berani, dan peduli;

(2) mampu memenuhi komitmen sebagai pelajar yang menjunjung tinggi nilai-nilai tanggung jawab, disiplin, jujur,
sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani dan peduli dalam masyarakat dan menjadi suri teladan dalam menciptakan
masyarakat antikorupsi.

 
▪ Pendidikan anti korupsi untuk siswa SMA :
Kondisi berikut menjadi alasan pembenar mengapa pendidikan antikorupsi perlu juga ditanamkan kepada siswa-
siswa SMA.  
1. Pembelajaran afektif belum diterapkan dengan benar dan optimal. Umumnya pembelajaran di SMA cenderung
bersifat kognitif, sehingga dalam pembelajaran atau pascapembelajaran siswa tidak mampu membiasakan diri
berperilaku baik dan benar;  
2. Kurangnya keteladanan dari lingkungan (orang tua, guru, orang dewasa di sekitar, pejabat pemerintahan, public
figure, dan media). Itulah sebabnya, perkataan, sikap, dan perilaku dari orang-orang terdekat harus dapat menjadi
contoh keteladanan bagi siswa atau anak. Jika tidak, maka anak-anak akan bertindak tanpa arah dan bahkan dapat
menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku meskipun kadang-kadang hal tersebut tidak disadarinya
3. Adanya kompetisi yang tidak sehat di kalangan anak-anak SMA. Anak-anak berasal dari keluarga dengan latar
belakang status, kedudukan, dan lapisan yang beraneka ragam. Gaya hidup siswa-siswa dari golongan kaya bukan
tidak mungkin akan menimbulkan kecemburuan dari mereka yang berasal dari golongan di bawahnya. Hal ini jika
tidak dikendalikan akan dapat menimbulkan suasana pergaulan yang tidak sehat dan kondisi ini akan dapat merusak
nilai-nilai moral anak
4. Sekolah belum dapat menerapkan aturan secara jelas, tegas, dan konsisten. Jika sekolah tidak menerapkan aturan
secara tegas, kondisi seperti ini akan melahirkan kebiasaan berperilaku menyimpang.
Oleh karena itu, untuk memupuk nilai-nilai ketaatan pada diri siswa, sekolah harus menerapkan aturan
secara konsisten. Bagi mereka yang salah harus segera ditindak sesuai dengan tingkat kesalahannya

5. Siswa-siswa SMA mempunyai bobot tanggung jawab yang lebih besar daripada siswa-siswa di
bawahnya, seperti materi pelajaran yang makin sulit, tugas-tugas pekerjaan rumah yang makin banyak,
dan keterlibatannya dalam kegiatan OSIS. Sistem pengawasan sekolah terhadap kegiatan siswa baik dalam
kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler kurang berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat
mengakibatkan perilaku siswa tidak terkontrol, misalnya melakukan kecurangan dalam tes atau ujian.
Itulah sebabnya, pendidikan antikorupsi melalui pengembangan nilai-nilai luhur perlu disemaikan kepada
mereka, baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakulikuler

6. Belum banyak sekolah, baik SMP maupun SMA yang memperoleh informasi dan sosialisasi tentang
pendidikan antikorupsi. Pada level SMA, melalui pendidikan antikorupsi, siswa-siswa diharapkan mampu
melakukan analisis, mencari berbagai alternatif pemecahan masalah, menghindari dan melawan perilaku
korupsi yang terjadi di sekitarnya
▪ Pendidikan anti korupsi untuk Mahasiswa di Perrguruan Tinggi :

Pendidikan antikorupsi dibutuhkan, karena akan dapat membentuk karakter mahasiswa yang unggul,
sekaligus juga diharapkan pada saatnya nanti ketika menjadi pemimpin dapat dipertanggungjawabkan
kepemimpinannya. Apalagi pada diri mahasiswa terdapat 3 (tiga) dimensi yang harus diasah secara
berkelanjutan, yaitu:

(1) intelektual

(2) jiwa muda, dan

(3) idealisme (Saidi, 1989: 27). Ketiga dimensi atau karakter tersebut sangat diperlukan agar mahasiswa
mampu memberikan kontribusi penting dalam menciptakan Indonesia yang unggul, bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur.
Korupsi merupakan suatu tindakan penyelewengan dan penyalahgunaan uang negara untuk
keuntungan pribadi sehingga korupsi merupakan perbuatan yang buruk. Korupsi ini melibatkan
penyalahgunaan kepercayaan dalam kekuasaan politik.
BAB II  KORUPSI , ANTIKORUPSI ,DAN
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa Latin , corruption atau corruptus. Corruptio berasal dari kata corrumpere. Dari
bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa, seperti Inggris yaitu corruption, corrupt , Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, korupsi berasal dari kata korup artinya: buruk, rusak, busuk suka memakai barang
uang) yang dipercayakan kepadanya dapat disogok (memakai kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.
Dalam kamus tersebut, korupsi diartikan sebagai Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi berasal
dari kata korup artinya: buruk, rusak, busuk suka memakai barang uang) yang dipercayakan kepadanya
dapat disogok (memakai kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Dalam kamus tersebut, korupsi
diartikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain . Dari istilah-istilah tesebut, korupsi dipahami sebagai perbuatan busuk,
rusak, kotor, menggunakan uang atau barang milik lain (perusahaan atau negara) secara menyimpang yang
menguntungkan diri sendiri.
CIRI CIRI KORUPSI

(1) Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang


(2) Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan

(3) Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik

(4) Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya berusaha untuk menyelubungi
perbuatannya dengan berlindung di balik pembenaran hukum

(5) Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau masyarakat umum

(6) Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan

(7) Setiap bentuk korupsi melibatkanfungsi ganda yang kontradiktif dan

(8) Suatu perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban dalam tatanan
masyarakat.
B. PENYAKIT KORUPSI

▪ Dalam dunia kesehatan, korupsi ibarat sebuah penyakit. Sebagai sebuah penyakit, tidak beralasan
kiranya jika ada sementara pihak yang mengatakan bahwa praktik korupsi memberi manfaat bagi
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. alasan mengapa korupsi tumbuh dan berkembang terutama di
negara berkembang.

▪ alasan mengapa korupsi tumbuh dan berkembang terutama di negara berkembang.

• kemiskinan

• kekuasaan yang berlebihan atau yang berasal dari keserakahan

•Budaya

•ketidaktahuan

• rendahnya tingkat kualitas moral masyarakat

•lemahnya kelembagaan politik suatu negara

•korupsi terjadi karena penyakit bersama


C PENGERTIAN ANTI KORUPSI

▪ Antikorupsi merupakan kebijakan untuk mencegah dan menghilangkan peluang bagi


berkembangnya korupsi ,  Pencegahan yang dimaksud adalah bagaimana
meningkatkan kesadaran individu untuk tidak melakukan korupsi dan bagaimana
menyelamatkan uang dan aset negara. Menurut Maheka peluang bagi berkembangnya
korupsi dapat dihilangkan dengan cara melakukan perbaikan sistem (hukum dan
kelembagaan) dan perbaikan manusianya.

•Dalam hal perbaikan sistem, langkah-langkah antikorupsi mencakupi:

1. Memperbaiki peraturan perundangan yang berlaku untuk mengantisipasi


perkembangan korupsi dan menutup celah hukum atau pasal-pasal karet yang sering
digunakan koruptor melepaskan diri dari jerat hukum

2. Memperbaiki cara kerja pemerintahan (birokrasi) menjadi sederhana (simpel) dan efisien
3. Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan kepemilikan pribadi
• dalam hal perbaikan manusia, langkah-langkah antikorupsi meliputi:
1. Memperbaiki moral manusia sebagai umat beriman, yaitu dengan mengoptimalkan peran agama dalam
memberantas korupsi.

2. Memperbaiki moral bangsa, yakni mengalihkan loyalitas keluarga, klan, suku, dan etnik ke loyalitas
bangsa

3. Meningkatkan kesadaran hukum individu dan masyarakat melalaui sosialisasi dan pendidikan antikorupsi

4. Mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan kesejahteraan

5. Memilih pemimpin (semua level) yang bersih, jujur, antikorupsi, peduli, cepat tanggap (responsif) dan
dapat menjadi teladan .
D. Nilai-Nilai Antikorupsi

▪ Upaya untuk melawan atau memberantas korupsi tidak cukup dengan menangkap dan menjebloskan
koruptor ke penjara, sebab peluang untuk berbuat korupsi terhampar luas di hadapan para calon
koruptor, terlebih lagi banyak tersedia arena Upaya untuk melawan atau memberantas korupsi tidak
cukup dengan menangkap dan menjebloskan koruptor ke penjara, sebab peluang untuk berbuat korupsi
terhampar luas di hadapan para calon koruptor, terlebih lagi banyak tersedia arena bagi koruptor-
koruptor baru untuk melampiaskan hasrat korupsinya.Nilai-nilai antikorupsi yang perlu disemaikan
kepada generasi muda, terutama mereka yang masih duduk di bangku TK, SD, SMP, SMA, dan
Perguruan Tinggi antara lain:

• Kejujuran , kejujuran adalah mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang dilakukan, dialami
dan dirasakan (Sutrisno dan Sasongko, t.th.: 40). Kejujuran merupakan dasar setiap usaha untuk
menjadi orang kuat secara moral (Suseno, 1987: 142). Tanpa kejujuran, manusia tidak dapat maju
selangkah pun, karena ia tidak berani menjadi diri sendiri. Tanpa kejujuran, keutamaan-keutamaan
moral lainnya akan kehilangan nilainya.

• Tanggung jawab setiap orang harus bertanggung jawab terhadap apa yang diniatkan, dikatakan, dan
dilakukan, terlebih mereka yang mengaku dirinya pemimpin. Seorang pemimpin yang bertanggung
jawab terlahir dari individu yang bertanggung jawab.
•Keberanian adalah tindakan untuk memperjuangkan sesuatu yang diyakini kebenarannya (Sutrisno dan Sasongko.
Orang yang berani mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah, merupakan agen penting
dalam mengembangkan nilai-nilai antikorupsi.
•Keadilan, Keadilan berasal dari kata adil, artinya sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak; berpihak kepada
yang benar, berpegang pada kebenaran; sepatutnya, tidak sewenang-wenang .
•KeterbukaanNilai keterbukaan berkaitan erat dengan kejujuran. Terbuka tidak berarti bahwa segala pertanyaan
orang lain harus kita jawab selengkap-lengkapnya atau orang lain berhak untuk mengetahui segala perasaan dan
pikiran kita.
•Kedisiplinan, Disiplin merupakan kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang
prinsip, pantang mundur dalam menyatakan kebenaran, dan pada akhirnya mau berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara (Bahri, 2008: 3).KesederhanaanKesederhanaan adalah sikap dan perilaku yang tidak berlebihan
terhadap suatu benda, tetapi lebih mementingkan tujuan dan manfaatnya (Surono (ed), t.th: 3).
•Kerja keras, Pribadi pekerja keras akan muncul dari sosok yang memiliki motivasi tinggi untuk berubah dan pantang
menyerah dalam segala keadaan. Pribadi pekerja keras dapat diwujudkan dengan selalu melakukan tanggung jawab
secara sungguh-sungguh serta melakukan segala sesuatu dengan upaya terbaik, sekuat tenaga, penuh kecerdasan
tinggi, dan sepenuh hati.
•Kepedulian, Kepedulian bermakna berperilaku dan memperlakukan orang lain dan lingkungan sekitarnya, sehingga
bermanfaat bagi semua pihak
E. PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

• Secara umum, pendidikan antikorupsi diartikan sebagai pendidikan koreksi budaya yang bertujuan
untuk mengenalkan cara berpikir dan nilai-nilai baru kepada peserta didik (Suyanto, 2005: 43).
Pendidikan antikorupsi dapat dipahami juga sebagai usaha sadar dan sistematis yang diberikan
kepada peserta didik berupa pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan
agar mereka mau dan mampu mencegah dan menghilangkan peluang berkembangnya korupsi.

Tujuan pendidikan antikorupsi adalah:


• •pembentukan pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai bentuk korupsi dan aspek-
aspeknya,
• •perubahan persepsi dan sikap terhadap korupsi,pembentukan keterampilan dan kecakapan baru
yang dibutuhkan untuk melawan korupsi.
Berdasarkan tujuan tersebut, dapat dicermati bahwa pendidikan antikorupsi melibatkan 3 domain penting yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
F. SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI
AGEN

▪ Pendidikan antikorupsi dapat dilaksanakan di semua jalur pendidikan baik formal, nonformal maupun
informal. Namun karena otoritas yang dimiliki dan kultur yang dipunyai, jalur formal atau sekolah
dipandang efektif untuk menyiapkan generasi muda berperilaku antikorupsi. Nilai-nilai kejujuran,
keterbukaan, tanggung jawab, kerja keras, keberanian, kesederhanaan, keadilan, kedisiplinan dan
komitmen dapat disemaikan secara subur melalui kebudayaan sekolah. Karena inilah, para orang tua
masih percaya dan menyerahkan kepada sekolah untuk mendidik dan mengajar anaknya. Mungkin
karena fungsinya yang sangat strategis sehingga sampai saat ini sekolah masih dipercaya masyarakat.
Pendidikan yang diselenggarakan sekolah berbeda dengan jalur pendidikan yang lain. Pendidikan yang
dikembangkan oleh sekolah lebih dititikberatkan pada pendidikan intelektual, yakni mengisi otak anak
dengan berbagai macam pengetahuan (Nasution, 1995: 13).Di Perguruan Tinggi, pendidikan antikorupsi
dapat diintegrasikan ke dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, Kuliah Kerja Nyata (KKN),
atau dapat dijadikan sebagai mata kuliah tersendiri.
BAB 3 BENTUK BENTUK DAN JENIS KORUPSI
BENTUK KORUPSI
Terdapat 13 pasal yang menjelaskan bentuk korupsi di Indonesia dan dapat dilakukan penindakan
terhadapnya. Dari pasal-pasal tersebut, korupsi dirinci lebih lanjut ke dalam 30 bentuk tindak pidana korupsi
sebagai berikut :

• Kerugian keuangan negara : pasal 2 dan 3


• Suap menyuap pasal 5 ayat (1) huruf a, pasal 5 ayat (1) huruf b, pasal 5 ayat (2), pasal 6 ayat (1) huruf a,
pasal 6 ayat (1) huruf b, pasal 6 ayat (2), pasal 11, pasal 12 huruf a, pasal 12 huruf b, pasal 12 huruf c, pasal
12 huruf d dan pasal 13.
• Penggelapan dalam jabatan: pasal 8, pasal 9, pasal 10 huruf a, pasal 10 huruf b, dan pasal 10 huruf c.
• Pemerasan: pasal 12 huruf e, pasal 12 huruf f, pasal 12 huruf g.
• Perbuatan curang: pasal 7 ayat (1) huruf a, pasal 7 ayat (1) huruf b, pasal 7 ayat (1) huruf c, pasal 7 ayat (1)
huruf d, pasal 7 ayat (2) dan pasal 12 huruf h.
• Benturan-benturan dalam pengadaan: pasal 12 huruf i.
• Gratifikasi: pasal 12 B jo pasal 12 C.
JENIS TINDAK PIDANA LAIN YANG
BERKAITAN DENGAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi (pasal 21);

▪ Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar (pasal 22 jo.
Pasal 28)

▪ Bank yang tidak memberi keterangan rekening tersangka (pasal 22 jo. Pasal 29)

▪ Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu (pasal
22 jo. Pasal 35)

▪ Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberi
keterangan palsu (pasal 22 jo. Pasal 36)

▪ Saksi yang membuka identitas pelapor (pasal 24 jo. Pasal 31)


JENIS KORUPSI
Menurut Yves Meny

▪ Korupsi jalan pintas, kasus-kasus ▪ Korupsi kontrak, diperoleh melalui proyek


penggelapan uang negara, perantara atau pasar. Termasuk dalam kategori ini
ekonomi dan politik, pembayaran untuk adalah usaha untuk mendapatkan fasilitas
keuntungan politik atau uang balas jasa dari pemerintah.
untuk partai politik, dan money politik.
▪ Korupsi pemerasan, terkait dengan
▪ Korupsi upeti, bentuk korupsi yang jaminan keamanan dan urusan-urusan
dimungkinkan karena jabatan strategis. gejolak intern dan ekstern. Perekrutan
Seseorang mendapatkan persentase perwira menengah TNI atau Polisi menjadi
keuntungan dari berbagai kegiatan, baik manajer human resources department atau
ekonomi maupun politik, termasuk pula pencantuman nama perwira tinggi dalam
upeti dari bawahan dan kegiatan-kegiatan dewan komisaris perusahaan merupakan
lain atau jasa dalam suatu perkara. contoh korupsi pemerasan. Termasuk pula
dalam korupsi jenis ini adalah membuka
kesempatan kepemilikan saham kepada
orang kuat tertentu untuk menghindarkan
akuisisi perusahaan yang secara ekonomi
tak beralasan.
Dalam literatur fikih ada 6 jenis korupsi yang haram dilakukan, yaitu:

(1) ghulul atau penggelapan,


(2) risywah atau penyuapan,
(3) ghashab atau perampasan,
(4) ikhtilas atau pencopetan,
(5) sirqah atau pencurian, dan
(6) hirabah atau perampokan
Widodo membagi korupsi ke dalam tiga bentuk, yaitu :

1. Graft, korupsi yang dilakukan tanpa melibatkan pihak ketiga, seperti dalam
menggunakan atau mengambil barang kantor, uang kantor, dan jabatan kantor untuk
kepentingan diri sendiri. Korupsi tipe ini bisa berlangsung karena seseorang memiliki
jabatan atau kedudukan di kantor.
2. Bribery, pemberian sogokan, suap, atau pelicin agar dapat memengaruhi keputusan
yang dibuat yang menguntungkan sang penyogok.
3. Nepotism, tindakan korupsi berupa kecenderungan pengambilan keputusan yang tidak
berdasarkan pada pertimbangan objektif, tetapi atas pertimbangan kedekatan karena
kekerabatan, kekeluargaan atau pertemanan.
Mashal menunjukkan bahwa pada masyarakat demokrasi, dapat diidentifikasi tiga
tipe korupsi yakni sebagai berikut :

1. Grand corruption, tindakan elit politik menggunakan kekuasaannya untuk membuat


kebijakan ekonomi di mana dapat mengubah kebijakan nasional atau implementasi
kebijakan nasional untuk melayani kepentingan mereka. Selain itu, dapat menggelapkan
belanja publik demi kepentingan mereka. Tipe korupsi ini yang paling sulit diidentifikasi,
karena para elit memanfaatkan celah peraturan atau yang mereka buat untuk memenuhi
kepentingan mereka dan kroni-kroninya.
2. Bureaucratic corruption tindakan korupsi yang dilakukan para birokrat yang diangkat.
Dilakukan demi dan untuk kepentingan elit politik atau pun kepentingan mereka sendiri.
Terjadi ketika masyarakat memerlukan pelayanan cepat dari birokrat, dengan imbalan
uang atau materi tertentu. Dilakukan untuk memperlancar urusan tertentu. Korupsi jenis
ini juga terjadi di lembaga peradilan, utamanya untuk memengaruhi keputusan
pengadilan yang menguntungkan pihak yang berperkara.
3. Legislative corruption legislator disuap oleh kelompok kepentingan tertentu membuat
legislasi yang dapat mengubah rente ekonomi yang berkaitan dengan aset.
Di Indonesia, telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, di mana korupsi dapat
mengambil bentuk berupa suatu tindakan melawan hukum yang
(1) berupa suap-menyuap
(2) merugikan keuangan negara
(3) berupa penggelapan
(4) berupa pemerasan
(5) berupa perbuatan curang
(6) benturan-benturan dalam pengadaan dan
(7) gratifikasi.
BAB 4 FAKTOR FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK
KORUPSI
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
Dalam buku berjudul Peran Parlemen dalam Membasmi Korupsi, ICW (2000) mengidentifikasi empat faktor penyebab
korupsi, yaitu :

1. Faktor politik menjadi salah satu penyebab terjadinya korupsi, karena banyak peristiwa politik yang
dipengaruhi oleh money politic. Politik uang merupakan tingkah laku untuk membeli suara atau menyogok para
pemilih atau anggota-anggota partai politik supaya memenangkan si pemberi uang. Praktik politik uang ini
tidak bisa dihilangkan karena undang-undang politik tidak memberikan aturan yang tegas tentang dana
kampanye. Demikian pula ketika ada indikasi politik uang, pihak penegak hukum tampaknya ragu-ragu untuk
mengambil keputusan.

2. Faktor hukum menjadi penyebab korupsi karena banyak produk hukum yang tidak jelas aturannya, pasal-
pasalnya multitafsir, dan ada kecenderungan aturan hukum dibuat untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu
meskipun orang awam tidak bisa melihatnya.

3. Faktor ekonomi menjadi penyebab korupsi, terutama di negara-negara yang sistem ekonominya sangat
monopolistik. Kekuasaan negara dirangkai dengan informasi orang dalam turut menciptakan kesempatan-
kesempatan bagi pegawai pemerintah untuk mempertinggi kepentingan mereka beserta sekutu-sekutunya.

4. Faktor transnasional terkait dengan perkembangan hubungan ekonomi lintas negara yang tidak jarang
menambah lahan sumber bagi tumbuhnya korupsi di kalangan birokrasi pemerintahan. Korupsi mudah terjadi,
karena perusahaan-perusahaan asing (transnasional) dapat beroperasi di suatu negara tanpa harus masuk ke
lini birokrasi pusat.
Mashal memberikan pandangan yang tidak jauh berbeda mengenai penyebab korupsi.
Enam hal yang menyebabkan korupsi bisa berlangsung yaitu sebagai berikut :

1. Motivasi untuk mencari penghasilan dengan cara yang ekstrim, berhubungan dengan kondisi
kemiskinan, upah yang rendah, dan resiko tinggi dari pekerjaan (karena penyakit, kecelakaan, dan
pengangguran).

2. Kesempatan untuk terlibat dalam korupsi, karena disebabkan oleh banyak regulasi yang
mendorong kesempatan tinggi untuk melakukan korupsi.

3. Sistem legislatif dan peradilan yang lemah.

4. Penduduk sedikit dengan jumlah sumber daya alam yang melimpah.

5. Hukum dan prinsip-prinsip etik yang lemah.

6. Instabilitas politik dan lemahnya kemauan politik.


DAMPAK TINDAK KORUPSI
Korupsi memiliki dampak hebat, utamanya terhadap ekonomi. Menurut Mashal korupsi
menyebabkan enam hal yakni sebagai berikut :

▪ Investasi menjadi rendah. Termasuk investasi langsung dari luar negeri.

▪ Mengurangi pertumbuhan ekonomi.

▪ Mengubah komposisi belanja pemerintah dari aktivitas sangat produktif menjadi aktivitas
kurang produktif.

▪ Ketidaksamaan dan kemiskinan menjadi lebih besar.

▪ Mengurangi efisiensi bantuan.

▪ Menyebabkan negara mengalami krisis.


Dampak korupsi terhadap rusaknya sendi-sendi
kehidupan bermasyarakat, menurut Harman sebagai
berikut :

▪ Kondisi negara dalam berbagai bentuk korupsi, suap, dan pemerasan merupakan bentuk dari
penyelewengan, Sistem politik yang terbuka, ditunjukkan dengan meningkatnya peran partai politik, pemilu,
pemilukada, dan parlemen dengan berbagai kelemahan dan celahnya dimanfaatkan oleh oligarki dan elit
politik.

▪ Pada musim pemilihan, elit politik dan partai politik berperan menjadi penggelontor dana, baik berbentuk
uang maupun barang kepada masyarakat calon pemilih.

▪ Sebagai bagian dari masyarakat politik, banyaknya dugaan korupsi atas elit dan partai politik dapat merusak
pembentukan dan pertumbuhan karakter dalam kaderisasi politik.

▪ Posisi elit politik dan elit negara berpengaruh terhadap masyarakat sebagai figur yang diikuti. Elit yang
korupsi, tetapi dermawan kepada konstituennya tetap dibela mati-matian oleh sekelompok masyarakat.

▪ Sikap dan perilaku permisif dari masyarakat justru mendukung elit politik untuk melakukan korupsi.
Dampaknya, selain masyarakat menjadi tidak peduli lagi terhadap perilaku elit politik, para elit politik juga
menjadi lebih berani melakukan korupsi dalam skala besar.

▪ Merosotnya moral dan nilai-nilai budaya yang luhur beriringan dengan meluasnya korupsi yang dapat
berimplikasi juga pada perilaku koruptif masyarakat. Aliran dana bansos yang diterima oleh sejumlah ormas,
merupakan indikasi dari sikap koruptif masyarakat.
Korupsi mengakibatkan terjadinya hambatan dan ketertinggalan ekonomi. Korupsi yang marak
secara politik dan birokratik menjadi sasaran kampanye global terhadap ekonomi Indonesia dan
mengkhawatirkan karena lemahnya posisi Indonesia sebagai arena investasi global dan para
investor asing enggan untuk menanamkan modal mereka dalam jangka panjang di Indonesia
karena tidak adanya kepercayaan bisnis dalam jangka panjang.
Selain itu, menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang juga menghambat pertumbuhan industri
nasional. Daya saing produk-produk Indonesia juga makin melemah karena korupsi.
Dampak korupsi ini menyebabkan tidak tersedianya atau buruknya infrastruktur publik,
seperti jalan raya, taman kota, bendungan, transportasi, dan lainnya, sehingga banyak orang
hidup dalam kemiskinan, bahkan banyak di antaranya yang mengalami kemiskinan akut.
BAB 5 LEMBAGA LEMBAGA ANTIKORUPSI DI
INDONESIA
KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI (KPK)

▪ Di bentuk berdasarkan Undang-Undang ▪ Bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan


Nomor 30 Tahun 2002 pada tanggal 23 hasil guna terhadap upaya pemberantasan
Desember 2003 korupsi

▪ Di bentuk karena lembaga pemerintahan ▪ Menjalankan tugas dan wewenang


sebelumnya kurang efektif dalam berdasarkan prinsip kepastian hukum,
menangani kasus tindak pidana korupsi keterbukaan, akuntanbilitas, kepentingan
umum, dan proporsionalitas
▪ Merupakan lembaga negara independen
▪ KPK memiliki tiga strategi pokok yakni strategi
yang dalam pelaksanaan tugas serta jangka pendek, strategi jangka menengah, dan
wewenangnya bebas dari pengaruh strategi jangka panjang.
kekuasaan lembaga manapun (pasal 3 UU
Nomor 30 tahun 2002)
STRATEGI JANGKA STRATEGI JANGKA STRATEGI JANGKA
PENDEK MENENGAH PANJANG
▪ Kegiatan penindakan ▪ Membangun beberapa ▪ Membangun dan
proses kunci dan mendidik masyarakat
▪ Membangun nilai etika infrastruktur terkait pada berbagai tingkat
lainnya di instansi dan jenjang kehidupan
▪ Membangun sistem pemerintah yang untuk mampu mengenal
pengendalian terhadap mendrorong efisiensi dan korupsi yang terjadi di
lembaga pemerintah agar efektivitas lingkungannya
terwujud suatu perubahan
yang berlandaskan ▪ Memberikan ▪ Membangun suatu tata
motivasi
efisiensi dan
profesionalisme untuk terbangunnya pemerintahan yang baik
suatu kepemimpinan sebagai bagian penting
yang mengarah pada dalam sistem pendidikan
efisiensi dan efektivitas nasional

▪ Meningkatkan partisipasi ▪ Membangun sistem


masyarakat dalam proses kepegawaian yang
pengambilan keputusan berkualitas mulai dari
pemerintah dan perekrutan,sistem
meningkatkan akses penggajian, sistem
publik terhadap penilaian kinerja, dan
pemerintah sistem
pengembangannya
YAYASAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM
INDONESIA (YLBHI)
▪ Didirikan berdasarkan gagasan yang ▪ Diselenggarakan berdasarkan prinsip
berkembang dalam kongres ketiga bahwa setiap manusia berhak
Persatuan Advokat Indonesia tahun 1969 mendapatkan kepastian hukum, sosial,
ekonomi, dan politik
▪ Awalnya didirikan untuk memberikan
bantuan hukum kepada orang yang tidak ▪ Lembaga non-pemerintah yang secara
mampu memperjuangkan haknya spesifik melakukan advokasi dan
terutama rakyat miskin korban pembelaan hukum kepada golongan
penggusuran dan PHK lemah

▪ Memfokuskan perjuangan penegakan


hukum, demokrasi, Ham, keadilan sosial,
dan pembelaan terhadap kaum buruh,
miskin, dan marjinal
INDONESIAN CORRUPTION WATCH (IWC)

Merupakan lembaga nirlaba yang terdiri dari sekumpulan orang-orang yang memiliki
komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha pemberdayaan rakyat sebagai bentuk
perlawanan terhadap praktik korupsi. Prinsip yang digunakan oleh para aktivisnya adalah
integritas, akuntanbilitas, independen, objektivitas, kerahasiaan, dan anti-diskriminasi
PROGRAM DAN AGENDA KERJA ICW

▪ Memfasilitasi penyadaran dan ▪ Memfasilitasi peningkatan kapasitas


pengorganisasian rakyat di bidang hak-hak rakyat dalam penyelidikan dan
warga negara dan pelayanana publik pengawasan korupsi

▪ Memfasilitasi penguatan kapasitas rakyat ▪ Menggalang kampanye publik guna


dalam proses pengambilan dan mendesakkan reformasi hukum, politik,
pengawasan korupsi dan birokrasi yang kondusif bagi
pemberantasan korupsi
▪ Mendorong inisiatif rakyat untuk
membongkar kasus-kasus korupsi yang ▪ Memfasilitasi penguatan good governance
terjadi dan melaporkan pelakunya kepada di masyarakat sipil dan penegakkan
penegak hukum serta ke masyarakat luas standar etika di kalangan profesi
untuk diadili dan mendapatkan sanksi
sosial
MASYARAKAT TRANSPARANSI
INDONESIA (MTI)

Masyarakat Transparansi Indonesia berfokus pada penegakkan transparansi persoalan


sosial, politik, ekonomi, hingga pertahanan keamanan. Menurut aktivis MTI,
transparansi merupakan kunci terciptanya masyarakat yang baik dan bersih
STRATEGI MASYARAKAT TRANSPARANSI
INDONESIA
▪ Mensosialisasikan pengertian dan hakikat transparansi kepada masyarakat luas dan
menanamkan keyakinan tentang pentingnya transparansi dalam berbagai bidang kehidupan.

▪ Melakukan berbagai penelitian dan pengkajian mengenai segala hal yang berkaitan dengan
konsepsi transparansi

▪ Menyelenggarakan pertemuan dalam berbagai bentuk untuk mengkaji dan merumuskan


strategi di bidang politik, hukum, sosial-budaya, ekonomi-bisnis, dan hankam

▪ Mengkomunikasikan berbagai konsep mengenai transparansi kepada pusat pengambilan


keputusan baik bisnis, pemerintah, maupun kelompok masyarakat sipil

▪ Secara cermat memantau berbagai kebijakan publik untuk kepentingan rakyat


TRANSPARENCY INTERNATIONAL
INDONESIA (TII)

Transparency International merupakan gerakan global melawan korupsi yang berkantor di


Berlin Jerman dan memiliki cabang di 80 negara serta merupakan satu-satunya organisasi
internasional yang secara khusus bekerja unutk menghapus korupsi dari muka bumi.
Sebagai bagian dari TI, Transparency International Indonesia bertujuan untuk
mempromosikan transparansi dan akuntanbilitas dalam pemerintahan dan sektor usaha.
PRINSIP YANG DIANUT TRANSPARENCY
INTERNATIONAL INDONESIA

▪ Merupakan perkumpulan berbentuk asosiasi yang didirikan sesuai hukum yang berlaku di
Indonesia

▪ Merupakan organisasi non-pemerintah yang independen, nirlaba, tanpa kekerasan, dan


non-partisan

▪ Berdomisili di Jakarta dan akan membuka kantor-kantor di seluruh daerah Indonesia

▪ Berafiliasi pada Transparency International yang berkedudukan di Berlin Jerman dengan


status otonom

▪ Mempunyai kode etik yang mengacu pada etik Transparency International


KEGIATAN STRATEGIS TRANSPARENCY
INTERNATIONAL INDONESIA

▪ Mempromosikan transparansi dan ▪ Meningkatkan kesadaran masyarakat


akuntanbilitas pengelolaan dana publik tentang adanya akibat negatif dari korupsi
yang dikutip dari masyarakat seperti melalui kampanye yang dilakukan dengan
zakat, pajak, jamsostek, zakat, dan cara-cara populer dan komunikasi aktif di
pendapatan negara dari pengelolaan lapis akar rumput
sumber daya alam
▪ Mempromosikan tata kelola perusahaan
▪ Mempromosikan integritas dan sistem yang baik
politik yang demokratis yang dilaksanakan
lewat berbagai kegiatan seperti sistem
kegiatan keuangan partai politik dan pola
pengambilan keputusan di DPR
DAMPAK POSITIF PERAN
LEMBAGA-LEMBAGA ANTIKORUPSI

▪ Cita-cita penegakkan demokratisasi, HAM, dan keadilan sosial menjadi lebih terarah
sekaligus dapat memberikan harapan baru bagi berkurangnya perilaku korupsi

▪ Masyarakat menjadi lebih sadar dan kritis karena banyak mendapatkan informasi seputar
korupsi

▪ Masyarakat semakin mengetahui tata cara dan prosedur dalam menyampaikan kritik serta
protes atas tindakan sewenang-wenang yang mungkin dilakukan oleh aparatur negara atau
pihak yang memiliki otoritas dan kekuasaan baik bidang politik ataupun ekonomi

▪ Mendukung terwujudnya masyarakat sipil yang berdaya, kritis, dan, mandiri, sebagai
sebuah penyangga utama penegakkan peradaban bangsa
BAB 8 PERAN KOMISI PEMBERANTASAN
KORUPSI (KPK) DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI

▪ Visi KPK adalah mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi (Maheka, t.th.: 52). Misi KPK
adalah sebagai penggerak perubahan untuk mewujudkan bangsa yang antikorupsi.
Rencana strategis KPK meliputi :
▪ Strategi jangka pendek, yakni strategi yang segera dapat memberi manfaat, meliputi
penindakan, membangun nilai etika, membangun sistem pengendalian terhadap
lembaga pemerintahan agar menjadi lebih efisien dan profesional.
▪ Strategi jangka menengah, yakni strategi yang secara sistematis mampu mencegah
tindak pidana korupsi, meliputi kegiatan membangun proses perbankan, penganggaran,
pengadaan dan infrastruktur informasi di instansi pemerintah.
▪ Strategi jangka panjang, yang diharapkan dapat mengubah persepsi dan budaya masyarakat,
mencakupi aktivitas membangun dan mendidik masyarakat untuk menangkal korupsi yang terjadi di
lingkungannya, membangun sistem kepegawaian (perekrutan, penggajian, penilaian kinerja dan
pengembangan) yang berkualitas.
▪ Tujuan strategi pembangunan kelembagaan adalah terbentuknya suatu lembaga KPK yang efektif.
Strategi pencegahan bertujuan membangun sistem pencegahan tindak pidana korupsi yang
handal. Aktivitas yang dilakukan meliputi peningkatan efektivitas sistem pelaporan kekayaan
penyelenggara negara, penyusunan sistem pelaporan gratifikasi dan sosialisasi, dan pelayanan
masyarakat yang berindikasikan korupsi, penelitian dan pengembangan teknik dan metode yang
mendukung pemberantasan korupsi.

▪ Strategi penindakan memiliki tujuan untuk meningkatkan penyelesaian perkara tindak pidana
korupsi. Ada lima hal yang dilakukan, yaitu:

1. pengembangan sistem dan prosedur peradilan pidana korupsi yang ditangani langsung oleh KPK

2. penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan perkara korupsi oleh KPK

3. pengembangan mekanisme, sistem, dan prosedur supervisi oleh KPK atas penyelesaian perkara
korupsi yang dilaksanakan oleh kepolisian dan kejaksaan
4. identifikasi kelemahan undang-undang dan konflik antar undang-undang yang berkaitan dengan
pemberantasan korupsi
5. pemetaan aktivitas-aktivitas yang berindikasikan korupsi
6. Penggalangan keikutsertaan masyarakat bertujuan terbentuknya suatu keikutsertaan dan
partisipasi aktif dari segenap komponen bangsa dalam memberantas korupsi.

▪Langkah untuk menggalang partisipasi masyarakat


▪kerjasama dengan lembaga-lembaga publik, lembaga-lembaga publik, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, sosial, keagamaan, profesi, dunia usaha, swadaya masyarakat, dan perumusan
peran masing-masing dalam pemberantasan korupsi
▪kerjasama dengan mitra pemberantasan korupsi di luar negeri secara bilateral maupun multilateral
▪kampanye antikorupsi nasional secara terintegrasi untuk membentuk budaya antikorupsi
▪pengembangan database profil korupsi
▪pengembangan dan penyediaan akses informasi korupsi kepada public.
KEDUDUKAN KPK

▪ dalam pasal 3 UU nomor 30 tahun 2002 , KPK berkedudukan sebagai lembaga negara yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenang nya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan
manapun
WEWENANG KPK

▪ 1. ) koordinasi dengan instansi yang berwenang . Dalam melaksanakan tugas pokok yang
pertama koordinasi , KPK memiliki wewenang: mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan tindak pidana korupsi, menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan
tindak pidana korupsi ,meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi kepada instansi yang terkait, melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan
instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, dan meminta laporan
instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

2.) Dalam melaksanakan tugas kedua yaitu supervisi, KPK berwenang melakukan pengawasan,
penelitian atau penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan
dengan pemberantasan tindak pidana korupsi dan instansi yang melaksanakan pelayanan publik.
3) melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan , KPK berwenang :
•Melakukan penyadapan dan perekaman pembicaraan
•Memerintahkan kepada instansi terkait untuk melarang seseorang bepergian ke luar negeri
•Meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang keadaan keuangan
tersangka atau terdakwa yang sedang diperiksa
•Memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk memberhentikan sementara
tersangka dari jabatannya
•Meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada instansi terkait
•Menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan perjanjian
lainnya atau pencabutan sementara perizinan, lisensi serta konsesi yang dilakukan  atau dimiliki
oleh tersangka atau terdakwa yang diduga berdasarkan bukti awal yang cukup ada hubungannya
dengan tindk pidana korupsi yang sedang diperiksa meminta bantuan interpol Indonesia atau
instansi penegak
•hukum negara lain untuk, melakukan pencarian, penangkapan,  dan penyitaan barang bukti di
luar negeri
4.Dalam melaksanakan tugas pencegahan, KPK berwenang untuk:
•melakukan pendaftaran dan pemeriksaan laporan harta kekayaan penyelenggara negara
• menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi
• menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan
•merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan tindak pidana korupsi
• melakukan kampanye antikorupsi kepada masyarakat umum
• melakukan kerjasama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.
5.) Dalam melaksanakan tugas monitor sebagaimana diatur dalam pasal 6 UU Nomor 30 Tahun 2002,
KPK berwenang:
•Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan
pemerintah
•Memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan pemerintah untuk melakukan perubahan jika
berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi
•Melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan
Badan Pemeriksa Keuangan, jika saran Komisi Pemberantasan Korupsi mengenai usulan perubahan
tersebut tidak diindahkan (Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama AntarKomisi dan Instansi KPK.
KEWAJIBAN KPK

•memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan laporan ataupun
memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi

•memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan bantuan untuk
memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan tindak pidana korupsi yang
ditanganinya

•menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Rakyat Republik dan badan pemeriksa keuangan

•menjalankan tugas , tanggung jawab, dan wewenang berdasarkan asas asas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 .
BAB 9 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI

▪ Hak dan Tanggung Jawab Masyarakat :


Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam upaya pemberantasan korupsi. Sebagai pihak eksternal,
kehadiran masyarakat sangat dibutuhkan, sebab biasanya mata luar lebih awas daripada mata yang ada di
dalam. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat merupakan strategi kunci bagi upaya pemberantasan
korupsi.
* Dalam pasal 9 ayat (1) UU tersebut disebutkan bahwa peran serta masyarakat untuk mewujudkan
penyelenggara negara yang bersih diwujudkan dalam bentuk:
1. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi tentang penyelenggara negara;
2. Hak untuk memperoleh pelayanan yang sama dan adil dari penyelenggara negara;
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab terhadap kebijakan penyelenggara
Negara
4. Hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal: melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam
nomor 1, 2, dan 3 serta diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan di siding pengadilan sebagai
saksi pelapor, saksi, atau saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
▪ * Dalam kaitannya dengan upaya pemberantasan korupsi, peran serta masyarakat diatur lebih lanjut dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peran tersebut
diwujudkan dalam bentuk:
1. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi
2. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan
telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi
3. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum yang menangani
perkara tindak pidana korupsi
4. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yang diberikan kepada penegak hukum
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
5. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal:
(a) melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam angka 1, 2, 3, dan
(b) (b) diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan di siding pengadilan sebagai saksi
pelapor, saksi, atau saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
* Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dan Pemberian Penghargaan
Dalam Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam PP tersebut, yang dimaksud peran
serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya
masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Pemberian Penghargaan

* Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, pemerintah memberikan


penghargaan kepada anggota masyarakat yang telah berjasa membantu upaya pencegahan,
pemberantasan, atau pengungkapan tindak pidana korupsi.

*Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000, setiap orang, organisasi
masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat yang telah berjasa dalam usaha membantu upaya
pencegahan atau pemberantasan tindak pidana korupsi berhak mendapat penghargaan.
Penghargaan tersebut berupa premi atau piagam. Dalam pasal 9 Peraturan Pemerintah tersebut,
besar premi ditetapkan paling banyak sebesar dua permil dari nilai kerugian keuangan negara yang
dikembalikan. Premi diberikan kepada pelapor setelah putusan pengadilan yang memidana
terdakwa memperoleh kekuatan hukum tetap. Penyerahan premi dilakukan oleh Jaksa Agung atau
pejabat yang ditunjuk. Sementara itu, piagam diberikan kepada pelapor setelah perkara dilimpahkan ke
Pengadilan Negeri (pasal 10).

Anda mungkin juga menyukai