Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS

MIKROBIOLOGI
SPESIMEN
KLINIS
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
URGENSI PRAKTIKUM

Mempermudah pengamatan sel bakteri, mengamati struktur


dalam dan luar sel bakteri, serta melihat reaksi bakteri
terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau
kimia bakteri dapat diketahui
INTRODUCTION

Analisis spesimen bertujuan untuk mengetahui bakteri apa


yang terdapat dalam spesimen uji sehingga dapat
menyebabkan penyakit. Spesimen dapat diambil pada bagian
dalam hidung, tenggorokan, urin ataupun darah
PENGECATAN GRAM

METODE
ANALISIS PENGECATAN TAHAN ASAM

PENGECATAN SPORA

PENGUJIAN PADA
MEDIUM SPESIFIK
PENGECATAN GRAM
Didasarkan pada penyusun dinding sel bakteri. Bila tersusun atas lipid, maka
lipid tersebut akan larut ketika diberikan dekolorisator sehingga akan mengikat
pewarna kedua. Sedangkan bila tersusun atas peptidoglikan yang tebal maka
akan mempertahankan pewarna pertama.

Tujuan pengecatan gram yaitu untuk mengkategorikan spesies


bakteri menjadi
dua kelompok besar yaitu
gram positif dan gram negatif.
STRUKTUR DINDING SEL

Gram negatif Gram positif


PENGECATAN GRAM
Bilas

Suspensikan biakan pada Teteskan gram A: Teteskan gram B:


object glass Kristal violet (30 detik) Larutan mordant : Iod (60 detik)

Bilas

Keringkan Bilas

Teteskan gram D: Teteskan gram C:


Amati
Safranin (60-80 detik) Decolorize (10 detik)
HASIL PEWARNAAN GRAM
PENGECATAN TAHAN ASAM
Bakteri tahan asam memiliki dinding sel tebal yang terdiri dari lapisan
lilin dan asam lemak mycolat lipid yang dapat mencapai 60% dari berat
dinding sel. Sehingga, bakteri tahan asam dapat mempertahankan zat
warna pertama ketika dicuci dengan larutan decolorize.

Tujuan pengecatan tahan asam yaitu untuk


membedakan mycobacterium dan
nonmycobacterium
DINDING SEL BAKTERI TAHAN ASAM
PENGECATAN TAHAN ASAM

Fiksasi Panaskan 1-2 menit


Kemudian bilas
Suspensikan biakan pada
1-2 tetes 1-2 tetes alkohol asam
object glass
karbol fuchsin

Bilas

Bilas lalu
keringkan

Amati 1-2 tetes methylene blue


(30 detik)
HASIL PENGECATAN TAHAN ASAM
PENGECATAN SPORA
Pada pengecatan spora, afinitas hijau malakit rendah terhadap sel
sehingga tidak terikat kuat dan mudah tercuci. Namun, bila terdapat
spora, maka pewarna akan terperangkap di daalm kantong spora
ketika kantong spora dipanaskan dan pewarna tidak tercuci sehingga
terbentuk warna merah dan hijau.

Pengecatan spora bertujuan untuk


mengkategorikan ada atau tidaknya spora danmengetahui letak
spora.
PENGECATAN SPORA

Suspensikan biakan pada


1-2 tetes Panaskan 15 menit
object glass
green malachite

Bilas

Bilas lalu
keringkan

Amati 1-2 tetes safranin


HASIL PENGECATAN SPORA
LETAK SPORA
PENGUJIAN PADA
MEDIUM SPESIFIK
Didasarkan pada prinsip masing-masing
medium spesifik
SSA (Salmonella Shigella Agar)
Komposisi media:
• Beef extract
• Peptone
• Lactose
• Bile salt
• Natrium sitrat
• Natrium thiosulfat
• Ferric citrate
• Agar
• Brilliant green
• Neutral red

Salmonella dan Shigella merupakan bakteri lactose non-fermenter, sehingga pada media SSA koloni bakteri dapat
tumbuh transparan atau tidak berwarna.

Salmonella dapat memproduksi gas hidrogen sulfida (H2S) sehingga koloni bakteri memiliki inti hitam.
Sedangkan koloni Shigella akan transparan karena tidak memiliki H2S.

Bila ditumbuhi Escherichia coli (lactose fermenter), maka akan terbentuk koloni berwarna pink-merah tanpa inti
hitam karena adanya indikator neutral red yang akan berubah pada pH asam.
VJA (Vogel Johnson Agar)
Komposisi media:
• Tryptone
• Yeast extract
• Mannitol
• Dipotassium phosphate
• Lithium chloride
• Glycine
• Agar
• Phonel red

VJA memilah dan membedakan staphylococci koagulase positif yang dapat


memfermentasi mannitol dan mereduksi telurit.

Bakteri Staphylococcus koagulase positif akan mereduksi potassium


tellurite menjadi metalic free (tellurium bebas logam) yang menghasilkan
koloni hitam yang dikelilingi dengan zona kuning. Zona kuning ini merupakan
akibat dari indikator phenol red yang akan berubah warna menjadi kuning Jangan diautoklaf bersama tellurit. Tellurit akan teroksidasi dengan pemanasan.
dalam suasana asam akibat fermentasi mannitol. Tambahan suspensi telurit (sudah steril) pada media steril.
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Komposisi media:
• Pepton
• Laktosa
• Sukrosa
• Diphotassium phosphate
• Eosin Y
• Methylene blue
• Agar

Eosin Y dan Metilen biru berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif.
Bila eosin dan metilen biru masuk ke dalam bakteri (pH asam) maka akan membentuk
warna hijau metalik. Semakin banyak asam yang dihasilkan bakteri maka akan semakin
hijau. Bila sedikit, maka hanya akan berwarna ungu kehitaman.

Bakteri yang dapat memfermentasikan laktosa dapat menghasilkan asam, dimana kondisi
Sensitifitas media akan hilang bila dipanaskan terlalu lama dengan suhu
asam akan menghasilkan koloni dengan inti hitam dan kompleks ungu gelap atau hijau tinggi sehingga jangan dipanaskan. Media dibuat segar secara asepptis
menggunakan air steril dalam wadah steril kemudian dipanaskan
metalik. Sedangkan untuk bakteri yang tidak dapat memfermentasikan laktosa, koloni akan
berwarna merah muda atau transparan.
CETA (Cetrimide Agar)
Komposisi media:
• Gelatin peptone
• Magnesium chloride
• Potassium sulphate
• Cetrimide
• Agar

Cetrimide agar digunakan sebagai media isolasi selektif dan identifikasi


Pseudomonas aeruginosa.
Tidak menggunakan indikator, namun Pseudomonas aeruginosa mampu
menghasilkan pigmen bernama piosianin (biru) dan pioverdin (kuning-
coklat). Jika kedua pigmen bersatu akan membentuk koloni hijau terang.
Selain itu, pigmen pyoverdin (nama lainnya fluorescein) dapat
berfluoresensi kehijauan di bawah lampu UV
PENGUJIAN PADA MEDIUM
SPESIFIK

Ambil suspensi biakan Goreskan pada medium Inkubasi selama Amati


menggunakan ose spesifik 1 x 24 jam @ 37 C
THANK YOU!
Do you have any questions for us?

See you!

Anda mungkin juga menyukai