Anda di halaman 1dari 17

OBSTRUKSI

ENTESTINAL
 KELOMPOK 1 :

1. Sherly Dwi Amanda


2. Erdini Cahya Utami
3. Fina Anggita
4. Dela Desila
5. Putri Ari Handira
6. Mita Oktavianti
7. Vera Oktaviana
8. Lila Tri Ramdani
9. Nita Hekmayanti
10. Wardah Atnawatri
Definisi

Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal
(Reeves, 2001). Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran usus yang
menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau
fungsional (Tucker, 1998).
Etiologi
1. Mekanis
• Adhesi atau perlengketan pascabedah.
• Tumor atau polip.  
• Hernia.
• Volvulus.
• Intususepsi.
2. Fungsional (non mekanik)
• Ileus paralitik
3. Tidak ada gerakan peristaltis bisa diakibatkan:
• Lesi medula spinalis.
• Enteritis regional
• Ketidakseimbangan elektrolit
• Uremia
 
Jenis-jenis Obstruksi

• Obstruksi paralitik (ileus


paralitik)
• Obstruksi mekanik
Tanda dan Gejala
1. Obstruksi Usus Halus
• Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen
sekitar umbilicus atau bagian epigasterium yang
cenderung bertambah sejalan dengan beratnya
obstruksi dan bersifat intermiten (hilang timbul).
2. Obstruksi Usus Besar
• Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas
yang sama dengan obstruksi pada usus halus
tetapi intensitasnya jauh lebih rendah.

• Klien mengalami kram akibat nyeri abdomen


bawah
Patofisiologi

pathofisiologi dari obstruksi usus atau illeus


adalah: Secara normal 7-8 cairan kaya elektrolit
disekresi oleh usus dan kebanyakan direabsorbsi,
bila usus tersumbat, cairan ini sebagian tertahan
dalam usus dan sebagian dieliminasi melalui
muntah, yang menyebabkan pengurangan besar
volume darah sirkulasi. Mengakibatkan hipotensi,
syok hipovolemik dan penurunan aliran darah
ginjal dan serebral. Pada awitan obstruksi, cairan
dan udara terkumpul pada bagian proksimal sisi
yang bermasalah, menyebabkan distensi.
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan
laboratorium
• Pemeriksaan foto polos
abdomen
• Pemeriksaan USG
• Pemeriksaan MRI
• Pemeriksaan angiografi
• Pemeriksaan CT scan
• Pemeriksaan radiologi
dengan barium enema
Penatalaksanaan

Konservatif

Surgery
Medications
KONSEP ASUHHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan
gaya hidup.
• Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
• Pemeriksaan Fisik
a) B1 (breathing)
b) B2 (blood)
c) B3 (brain)
d) B4 (bladder)
e) B5 (bowel)
f) B6 (bone)
Diagnosa keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan


dengan mual, muntah, demam dan atau
diforesis.
2. Nyeri berhubungan dengan distensi,
kekakuan
3. Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan distensi abdomen
dan atau kekakuan.
intervensi

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, demam dan atau
diforesis.
• Pantau tanda vital dan observasi tingkat kesadaran dan gejala syok
• Pantau cairan parentral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin
• Pantau selang terhadap masuknya cairan setiap jam
• Kateter uretral indwelling dapat dipasang; laporkan haluaran kurang dari 50
ml/jam
• Pantau elektrolit, Hb dan Ht
• Cairan sebanyak 2500 ml/hari kecuali dikontraindikasikan.
2. Nyeri berhubungan dengan distensi, kekakuan
● Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman; jangan
menyangga lutut.
● Kaji keefektifan dan pantau terhadap efek samping anlgesik;
hindari morfin
● Berikan periode istirahat terencana.
● Berikan dan anjurkan tindakan alternatif penghilang nyeri.
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distensi abdomen
dan atau kekakuan.

a Kaji status pernafasan; observasi terhadap menelan, “pernafasan


cepat”
b. Tinggikan kepala tempat tidur 40-60 derajat.
c. Pantau terapi oksigen atau spirometer insentif
d. Kaji dan ajarkan pasien untuk membalik dan batuk setiap 4 jam dan
napas dalam setiap jam.
e. Auskultasi dada terhadap bunyi nafas setiap 4 jam.
 
MPLEMENTASI

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah


direncanakan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi.Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan
berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan lain.Tindakan kolaborasi adalah
tindakan keperawatan yang didasarkanoleh hasil keputusan
bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain
(Mitayani,2011).
EVALUASI

Evaluasi adalah penilaian dengan cara


membandingkan perubahan keadaan pasien
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Untuk memudahkan perawat mengevaluasi
atau memantau perkembangan klien,
digunakan komponen SOAP.
TERIMA KASIH❤

Anda mungkin juga menyukai