Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KLIEN KATARAK

1. HASRIADI JAYA
2. ROSINTAN MERYATI TOGATOROP
3. PAMELA PASARIBU
DEFINISI

• Menurut Arief mansur dkk (Kapita Selekta jilid 1) Katarak adalah istilah
kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang
dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa
atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan
berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan
jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan
menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.Jumlah dan bentuk kekeruhan
pada setiap lensa mata dapat bervariasi.
• Menurut Charlene J. Reaver dkk (KMB buku 1 hal 6) Katarak adalah mengeruhnya
lensa. Katarak bisa disebabkan karena konginental atau dapatan (acquired).
Penyebab acquired cataract yang paling umum adalah pertambahan usia,
meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui. Pemakaian orticosteroid dan
thorazine, DM, trauma pada mata adalah penyebab acquired cataract yang lain.
Congenital cataract terjadi pada infeksi rubella pada periode kehamilan. Katarak
terjadi pada kedua mata, namun biasanya satu lensa lebih parah dibandingkan
yang lain.
ETIOLOGI

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia
rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula
terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya
meliputi :
• Faktor keturunan.
• Cacat bawaan sejak lahir. (congenital)
• Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
• Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
• gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
• gangguan pertumbuhan,
• Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
• Rokok dan Alkohol
• Operasi mata sebelumnya.
• Trauma (kecelakaan) pada mata.
• Faktor-faktor lainya yang belum diketahui
PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis.Pada zona sentral terdapat
nucleus,diperifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah
kapsul anterior dan posterior.
Dengan bertambahnya usia, nekleus mengalami perubahan warna menjadi
cokelat kekuningan disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri
dianterior dan posterior nucleus.
Akibatnya pada katarak yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih susu,
kemudian berubah kuning, bahkan menjadi coklat atau hitam dan klien
mengalami kesulitan dalam membedakan warna (Diambil dari buku
Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata,Ns.Indriana N. Istiqomah,S.Kep
pathway
MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut yang menghalangi
objek
2. Peka terhadap sinar atau cahaya
3. Dapat melihat dobel pada satu mata
4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu
PEMERIKSAAN PENUNJANG/ DIAGNOSTIK

1.Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan


kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem
saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
PENATALAKSANAAN
Pembedahan katarak adalah pembedahan yang sering dilakukan pada
orang berusia lebih dari 65. masa kini, katarak paling sering diangkat
dengan anestesia lokal berdasar pasien rawat jalan, meskipun pasien
perlu dirawat bila ada indikasi medis. Keberhasilan pengembalian
penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai pada 95% pasien.
Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan
katarak: ekstrasi intrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi
bedah adalah hilangnya penglihatan yang mempengaruhi aktivitas
normal pasien atau katarak yang menyebabakan glaukoma atau
mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti
retinopatidiabetika.
INTERVENSI

1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan penurunan tajam


penglihatan
- Tujuan: pasien melaporkan kemampuan yang lebih baik untuk rangsang penglihatan dan
mengkomunikasikan perubahan visual.
- Kriteria hasil: Pasien mengidentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan.
-Intervensi dan Rasional;
a. Kaji ketajaman penglihatan,
R/ untuk mengidentifikasi kemampuan visual pasien.
b. Orientasikan pasien akan lingkungan fisik sekitarnya
R/ untuk meningkatkan kemampuan persepsi sensori.
c. Anjurkan penggunaan alternative rangsang lingkungan
R/ untuk meningkatkan kemampuan respons stimulus lingkungan.
d. Cegah sinar yang menyilaukan; untuk mencegah distress.
R/ Optimalisasi lingkungan untuk menurunkkan resiko cedera.
2. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kejadian operasi
-Tujuan: Tidak terjadi kecemasan.
-Kriteria hasil: Pasien mengungkapkan kecemasan berkurang
-Intervensi dan Rasional
a. Kaji tingkat kecemasan
R/ untuk mengetahui kecemasan klien.
b. Mendorong klien mengungkapkan perasaannya,
R/ hal ini dapat mengurangi rasa cemas pada klien.
c. Menjelaskan gambaran yang terjadi pada saat pembedahan
R/ peningkatan pemahaman tentang kejadian yang mungkin terjadi dapat
menurunkan kecemasan.
d. Memberikan kesempatan bertanya
R/ dapat memerjelas pemahaman.
3. Nyeri berhubungan dengan luka post operasi
- Tujuan: nyeri berkurang atau terkontrol.
- Kriteria hasil: pasien melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol.
- Intervensi dan Rasional
a. Kaji nyeri klien
R/ untuk mengetahui derajat nyeri klien.
b. Mengajarkan teknik relaksasi
R/ dapat menurunkan intensitas nyeri.
c. Berikan posisi yang nyaman
R/ posisi yang tepat mempengaruhi perasaan nyeri.
d. Lakukan kolaborasi pemberian antalgesik
R/ untuk mengurangi nyeri dengan menaikkan ambang nyeri.
e. Monitor kenyamanan manajemen nyeri
R/ untuk memantau perkembanagan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai