Bangsa Yahudi dapat dibagi menjadi dua golongan,
yaitu 1. Yahudi Semitik 2. Yahudi Ezkinaz. Yang terakhir ini juga sering disebut Yahudi non-Semitik. Adapun asal-usul Yahudi Semitik sendiri masih dipersengketakan oleh para sejarawan. maka ajaran agama Yahudi yang murni dari sudut mana pun diragukan keasliannya, setelah tertimbun dalam berbagai pemalsuan. Sebagian berpendapat, mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim as. Beliau ini berhijrah dari kota Aur di sebelah Selatan Mesopotamia, menuju ke Khurran di Syiria. Di sinilah ayah Nabi Ibrahim (Tarikh) meninggal dunia. Kemudian Nabi Ibrahim berpindah lagi menuju bumi Kananiah sekitar tahun 2000 SM. Diantara keturunan beliau adalah Nabi Ya'kub, yang diberi gelar Israel (hamba Alloh yang taat), sehingga anak cucunya kelak dipanggil dengan Bani Israel. Sejarah Yahudi dalam al-Kitab Menurut Al-Kitab asal usul bangsa Yahudi adalah keturunan salah satu cabang ras Semitik kuno yang berbahasa Ibrani (kejadian 10:1, 21-32; 1), (tawarikh 1:17-28, 34; 2:1,2). Hampir 4000 tahun yang lalu, nenek moyang mereka berimigrasi dari kota besar Ur Kasdim (iraq) yang sangat makmur di Sumeria ke negeri Kana’an. Darinya garis keturunan orang Yahudi dimulai dengan Ishak putranya dan Yakub cucunya, yang namanya diubah menjadi Israel (kejadian 32:27-29) Istri dan keturunan Ya’kub as (Israil) Nabi Ya’kub menikah dengan dua orang sepupunya (dari sebelah ibu), yaitu : 1. Liah melahirkan Raubin, Syam’un, Lawi (dari keturunannya lahir Nabi Musa), Yahuza/Yehuda (dari namanya diambil nama ‘Yahudi’), Yassakir, dan Zabulun. 2. Rahil melahirkan Yusuf dan Benyamin. 3. Zilfah yaitu jariah Liah melahirkan Jad dan Asyir. 4. Bilhah yaitu jariah Rahil melahirkan Dan dan Naftali. Di Dari keempat isterinya, ia mendapatkan 12 putra, yang menjadi pendiri 12 suku. Di antara garis keturunan tersebut, untuk bangsa Yahudi, Musa as mendapat tempat yang sangat istimewa meskipun Isa juga diutus untuk bangsa Israel. Musa dianggap memenuhi peranan penting sebagai perantara perjanjian Taurat yang Allah berikan kepada Israel, disamping sebagai nabi, hakim, pemimpin dan sejarawan (Keluaran 2:1-3:22) Sebagian sejarawan berpendapat, bangsa Yahudi pada hakikatnya adalah bangsa campuran antara berbagai unsur (mixed race) yang dipersatukan oleh satu nasib dan watak. Mereka hidup mengembara seperti kaum gypsy pada masa Jahiliyah, atau seperti kaum pengembara Syatharien, dan Iyarien (Vagabonds) pada masa Dinasti Abbasiah. Dalam pengembaraannya dari satu ke lain daerah, bangsa Yahudi pernah menyerbu ke kota-kota bumi Kananiah. Yahudi membentuk komunitas yang memiliki karakteristik tersendiri dan bahasa campuran antara bahasa klasik seperti bahasa Syiriak, Akadian dan bahasa Phinisian Pada masa Nabi Daud, mereka bisa memasuki tanah Palestina dari Sinai, dan menguasai Yerusalem sekitar tahun 2000 SM. Namun mereka belum bisa menguasai seluruh wilayah Palestina. Pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman putra Daud, kerajaan mereka terbagi menjadi kerajaan kecil-kecil. Dan kerajaan purba inilah yang sekarang dijadikan alasan historis untuk mengklaim sahnya negara Yahudi di Palestina.
kerajaan Yahudi dalam sejarah Nabi Daud dan Nabi
Sulaiman tidak lebih dari sebuah kota dan desa-desa sekelilingnya. Hanya karena kebiasaan saja, bangsa Yahudi memanggil pemimpinnya dengan sebutan 'Raja'. Di antara kerajaan tersebut yang terkenal adalah kerajaan Sumeria dan kerajaan Yahuda. Raja Sargeus dari Yunani pernah menyerbu negeri Sumeria pada tahun 576 SM. Sedang raja Nebuchadnezzar II dari Babilonia menyerbu kerajaan Israel yang ibu kotanya Yerusalem, kemudian menghancurkan Kuil Sulaiman. Orang-orang Yahudi ditawan dan digiring ke Babilonia. Disinilah para tokoh Yahudi membesarkan hati kaumnya dengan konsep janji Tuhan dan Bumi Nenek Moyang. Sejak itu, dalam perjalanannya mereka selalu berusaha untuk bisa kembali ke Palestina dengan berbagai cara dan upaya. Konsep Bumi yang dijanjikan Dari tanah Babilonia para pemuka Yahudi menemukan ide dan konsep Bumi Yang Dijanjikan dan konsep Bangsa Pilihan Tuhan, dengan harapan akan bisa melestarikan persatuan dan kemurnian Ras Yahudi, dan untuk mengembalikan kepercayaan diri bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi punya keyakinan, bahwa bangsa lain adalah 'Goya', atau dalam bahasa Ibraninya 'Goyim', yang juga sering disebut 'Gentiles', atau 'Umamy' dalam bahasa Arabnya, yang berarti bangsa lain diciptakan Tuhan untuk kepentingan Yahudi belaka, sebagai bangsa pilihan Tuhan. Pada tahun 160 M Palestina dan wilayah Syam lainnya dikuasai oleh kerajaan Romawi. Rajanya, yaitu raja Herod Agung (40-4 SM) membangun istana dan juga membangun Kuil Sulaiman (Salomon Temple) kembali, di samping memberikan kebebasan kepada penduduk Yahudi. Tahun 77 M raja Titus bertindak keras terhadap orang Yahudi, karena mereka mengadakan pemberontakan dan kekacauan di negeri itu, sehingga kota Yerusalem hancur. Kemudian raja mengeluarkan peraturan yang melarang orang Yahudi berdiam di Yerusalem atau berziarah ke Kuil Sulaiman. Sampai beberapa abad kemudian bangsa Romawi itu tetap bercokol hingga ditaklukkan oleh kaum Muslimin. Kemudian penduduk asli setempat masuk agama Islam. Mereka adalah bangsa Arab yang merupakan mayoritas penduduk bumi Palestina, sampai awal abad ke 20 M. Setelah kedatangan orang-orang Yahudi secara besar-besaran dari seluruh penjuru dunia, jumlah penduduk Arab sekarang berbalik menjadi minoritas. Hal ini terjadi karena kebijakan deportasi Pemerintah Israel terhadap penduduk Arab, dengan dukungan penuh dari gerakan Zionisme Internasional Yahudi Zionis Kaum Zionis sekarang yang jumlahnya 82% dari seluruh penduduk adalah orang Yahudi jenis Ezkinaz (non-Semitik). Pada abad pertama Masehi, sejumlah orang berdarah Turki Mongolia meninggalkan negeri mereka, keluar berjalan menuju arah Barat dari Asia, melintasi daerah yang terletak di sebelah Utara Laut Kizwin dan Laut Mati. Mereka ini mendirikan kerajaan besar yang disebut 'Kerajaan Kojar'. Laut Kizwin juga disebut Laut Kojar, Orang Kojar berdarah Turki Mongolia itu menganut kepercayaan Animisme. Dalam perjalanan sejarah, ternyata mereka lebih cenderung untuk memeluk agama Yahudi Baru, yang telah mengalami perubahan oleh tangan tokoh- tokoh Yahudi pada masa penindasan raja Nebuchadnezzar II dan penguasa Babilonia. Kerajaan Kojar Kerajaan Kojar berlangsung cukup lama dengan wilayah kekuasaan yang cukup luas, dan mencapai masa kejayaannya pada abad ke 9 M. Kemudian pada tahun 965 M kerajaan Kojar dikalahkan dan dikuasai oleh bangsa Slavia. Penindasan penguasa Slavia terhadap orang-orang Yahudi Kojar kemudian menimbulkan arus pelarian ke luar negeri. Sebagian mereka melarikan diri dan hidup di bawah Pemerintahan Rusia. Para pelari ini membentuk kelompok masyarakat bawah tanah, yang kemudian tidak jarang mendalangi timbulnya kekacauan atau tindak pembunuhan politik di Rusia. Sebagian besar lainnya melarikan diri ke Eropa Timur. Dari sini mereka menyebar ke seluruh dunia, terutama ke Amerika Serikat. Dan anak cucu Yahudi Kojar itulah yang kemudian membanjiri Palestina sekarang, dan mengklaim adanya hak sejarah yang sah bagi bangsa Yahudi di Palestina dalam artian yang sebenarnya. Seperti telah kita singgung terdahulu, kerajaan Yahudi berlangsung tidak lama, yaitu periode kekuasaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Sedang kekuasaan Yahudi lainnya tidaklah lebih dari kekuasaan atas satu kota beserta desa sekitarnya, mirip kehidupan suku-suku yang bermukim. Mereka belum pernah membentuk komunitas di seluruh Palestina, karena mereka bukanlah penduduk asli. Sama dengan keadaan Yahudi di Israel sekarang, mereka datang dari berbagai penjuru dunia sebagai imigran, yang tidak ada hubungannya dengan darah Yahudi Semitik Agama Bangsa Yahudi Dasar yang melandasi pola pikir dan tingkah-laku Yahudi adalah ajaran Talmud, yaitu pedoman rahasia yang tidak diketahui dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri. Dengan demikian, kedudukan ajaran agama Yahudi sebagai agama samawi telah cenderung berubah menjadi 'Organisasi Rahasia'. Agama ini percaya pada keesaan Tuhan secara absolut (monoteis) dan menganggap Allah turun tangan dalam sejarah manusia, khususnya berkenaan dengan orang Yahudi. Ibadah bangsa Yahudi menyangkut beberapa perayaan tahunan dan berbagai kebiasaan. Meskipun tidak ada kredo atau dogma yang diterima oleh semua orang yahudi tentang keesaan Allah yang dinyatakan dalam Shema, yaitu doa berdasarkan kitab Ulangan 6:4, merupakan bagian terpenting ibadah sinagoge: “Dengarlah, Hai bangsa Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa “. Ajaran Musa as. Nabi Musa as mengajarkan kepada umatnya tentang ada dan Esa- Nya Allah. Tetapi ajaran murni ini akhirnya berubah karena sifat “exclusive nasionalistic” penganutnya. Perubahan tersebut dapat dilihat dari sumber prinsipil Syahadat mereka “Schema Yisrael, Adonai alaheynu Adonai achud” Ulangan: yang didalam pelaksanaannya rasa kebangsaan diatas segalanya sehingga keesaan Allah sendiri menjadi kabur. Ajarannya disebut “Yudaisme” karena bersifat kebangsaan dan khusus untuk bangsa Yahudi atau Bani Israil, yaitu ajaran yang berasal dari agama yang diturunkan Allah untuk bani Israil dengan perantaraan utusan-Nya yaitu Musa as Kitab sucinya dinamakan Thaurat (wasiat lama). Dasar Agama Yahudi
Ajaran Yudaisme tidak menyebut adanya hari kiamat,
akhirat, siksaan pada hari akhirat dan pembalasan dalam bentuk pahala. Mereka tidak membicarakan keselamatan pribadi penganut-penganut ajaran mereka. Kepada mereka selalu diindoktrinasikan adanya kejayaan yang abadi di palestina sebagai negara yang dijanjikan Tuhan bagi minoritas Yahudi, satu-satunya umat yang mewarisi bumi Tuhan sebagai umat yang terpilih. Peribadahan mereka dilakukan terutama pada hari sabtu mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Segala pekerjaan tangan seperti menyalakan lampu, memadamkan api dan lain-lainnya terlarang pada hari tersebut. Pelanggaran terhadap ketentuan di atas diberikan ancaman keras. Mereka dianjurkan berjamaah dan minimal 10 orang dan dilakukan tiga kali sehari. Sebelum shalat mereka juga berhadas dan mengambil wudhu. Di dalam shalat mereka diharuskan memakai penutup kepala. Puasa Agama Yahudi Puasa mereka dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti “Yom Kippur” selama 24 jam, tanggal 10 bulan Tishri dan setiap hari senin dan kamis. Di dalam kitab Imamat orang Lewi Thaurat [10]: [9], [10]: [11] minuman yang memabukkan terlarang untuk setiap penganut ajaran Yudaisme. Setiap orang yahudi tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan ajaran mereka kepada orang-orang yang bukan keturunan Yahudi, sehingga ajaran mereka bersifat “non missionary “. Orang Yahudi tidak mengakui Nabi Isa as. Mereka menentang sekali ketuhanan Isa atau Yesus yang diajarkan oleh agama Kristen. Juga tidak mengenal kantor agama (hirarki gereja). Konsep Ketuhanan Yahudi
Yahudi mengklaim dirinya sebagai agama yang
Monotheisme, yaitu mengakui hanya satu Tuhan Yang disembah. Umat Yahudi termasuk kaum musyabbihah, yaitu kaum yang menyerupakan Allah dengan makhluk, sebagaimana tersebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Pasal I : “Alloh berkata:” Kami telah membuat manusia berdasarkan bentuk Kami, seperti serupaan dari Kami” Apa saja yang bisa terjadi pada manusia, bisa pula dialami oleh Alloh. Bahkan dalam keyakinan orang- orang Yahudi, Alloh bisa mengalami kelelahan dan kecapaian sehingga harus beristirahat, sebagaimana tersebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Pasal II : “Alloh menyelesaikan pekerjaan yang Dia kerjakan pada hari yang ke-7, kemudian Di beristirahat di hari ke-7 dari seluruh pekerjaan yang Dia kerjakan.” Yahudi tidak hanya meyakini keserupaan Alloh dengan makhluk, mereka pun mensifati Alloh dengan sifat- sifat yang tidak layak bagi Alloh, seperti: kikir, miskin, bisa diperdaya dan lain-lain. Sebagaimana diberitakan oleh Alloh SWT: وقالت اليهود يد هللا مغلولة (“Orang-orang Yahudi berkata:” Tangan Alloh terbelenggu (yakni kikir)”, (Qs. Al-Maidah: 64) Ibnu Abbas
بخيل:ال يعنون بذلك أن يد هللا موثقة ولكن يقولون
تعالى هللا عما يقولون علوا كبيرا,أمسك ما عنده “Mereka tidak memaksudkan dengan kata mereka itu bahwa tangan Alloh terikat, tetapi mereka akan mengatakan:” Kikir, menahan apa yang ada di sisi- Nya. Maha tinggi Alloh dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar. ” Bantahan Alloh SWT Demikian pula tafsir dari ‘Ikrimah, Qotadah, As-Sudi, Mujahid, Adh-Dhohhak dll. Maka Alloh pun membantah ucapan mereka: غلت أيديهم و لعنوا بما قالوا بل يداه مبسوطتان ينفق كيف يشاء “Tangan mereka itu sebenarnya yang terbelenggu, dan mereka dilaknat atas apa yang mereka telah katakan. Bahkan kedua tangan-Nya terbentang, Dia menafkahkan sebagaimana yang Dia kehendaki. ” (Qs. Al-Maidah: 64) “Berkata Ibnu Jarir Ath-Thobari: “Ayat ini dan ayat setelahnya turun berkenaan dengan sebagian orang Yahudi yang ada pada zaman Nabi saw. Yahudi mengatakan demikian karena Alloh dalam banyak ayat memerintakan manusia untuk berinfaq. Lalu munculah anggapan jelek orang-orang Yahudi yang terkenal kikir, bahwa Alloh itu miskin sehingga butuh kepada harta manusia. Ini adalah alasan yang paling jelek untuk menolak berinfaq, dan lebih jauh lagi adalah alasan untuk menolak masuk ke dalam agama Islam. Umat Yahudi yang tidak hanya menyamakan Alloh dengan makhluk, tetapi juga mensifati Alloh dengan sifat-sifat yang tidak layak, bahkan menghina Alloh. Namun pada saat yang sama, mereka mengaku sebagai kekasih Alloh.
وقالت اليهود والنصارى نحن أبناء هللا وأحباؤه
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani berkata:” Kami adalah anak-anak Alloh dam kekasih-kekasih-Nya. “(Qs. Al-Maidah: 18) Kekurangajaran Yahudi Yahudi menyakini bahwa mereka tercipta dari unsur Alloh sedangkan manusia selain bangsa Yahudi mereka yakini berasal dari tanah setan atau tanah najis. Maka mereka menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan yang layak memimpin dunia, sedangkan bangsa yang lain mereka yakini sebagai ras budak yang harus mengabdi kepada Yahudi. Dari pemikiran ini lahirlah doktrin Zionisme dengan protokolatnya guna mewujudkan mimpi gila orang-orang Yahudi. Mereka yakin bakal masuk surga. وقالوا لن يدخل الجنة إال من كان هودا أو نصارى ” mereka berkata: “Tidak akan pernah bisa masuk surga kecuali orang- orang yang beragama Yahudi pada Nashrani.” (Qs. Al-Baqoroh: 111) Bantahan Alloh dalam Al-Qur’an
Alloh pun membantah mereka dengan firman-
Nya: تلك أمانيهم قل هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين “Itulah angan-angan kosong mereka (Yahudi), katakan: “Datangkan bukti ucapan kalian kalau memang kalian benar!” (Qs. Al-Baqoroh: 111). Dalam ayat yang lain Alloh menyatakan: قل إن كانت لكم الدار اآلخرة عند هللا خالصة من دون الناس فتمنوا الموت المينdإن كنتم صادقين ولن يتمنوه أبدا بما قدمت أيديهم وهللا عليم بالظ “Katakan:” Kapan khusus hanya untuk kalian saja negeri Akhirat yang ada di sisi Alloh, bukan untuk manusia yang lain, maka inginkanlah kematian bila kalian memang orang-orang yang benar! “Mereka sekali -kali tidak akan pernah menginginkan kematian itu selama-lamanya karena kesalahan- kesalahan yang telah mereka perbuat, dan Alloh Maha Mengetahui terhadap orang-orang yang berbuatan zhalim. “(Qs. Al-Baqoroh: 94 – 95) Uzair sebagai anak Tuhan Dalam perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa Alloh memiliki anak, yaitu Uzair (Ezra). Uzair adalah seorang sholih yang hafal kitab Taurat, kemudian Alloh mematikannya selama 100 tahun. Ketika diaktifkan kembali setelah kematiannya, kitab Taurat telah hancur karena serbuan dari Bukhtunshir. Maka Ezra membawa bukti akan keberadaan dirinya dengan menampilkan hafalan Tauratnya, lalu mereka meyakini Uzair sebagai anak Alloh, dan mereka (Yahudi) pun menyembahnya. Musa datang kepada mereka membawa Taurat dalam bentuk kitab maka ia diyakini sebagai Rosul utusan Alloh, sedangkan Uzair datang membawa Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya dengan hafalannya, maka Uzair lebih tinggi kedudukannya dari Musa maka orang-orang Yahudi mengkultuskan Uzair dengan anggapan, kalau Musa bukan nabi. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan syirik kaum Yahudi (Bani Isroil). TERIMA KASIH