Richie Hartawinata
Susanty
A. Intervensi Negara Pertanda Dari Hukum Ekonomi
• Pada tahun 1997 munculnya krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis
ekonomi. Kelemahan ini disebabkan oleh kurang tepatnya kebijakan
ekonomi. Kurang tepatnya kebijakan menyebabkan pasar terdistrosi. Akibat
selanjutnya yaitu harga di pasar tidak mencerminkan harapan bagi para
ekonom , yang disebut dengan terjadinya keseimbangan dalam hukum
penawaran dan permintaan yang riil.
• Istilah posisi dominan adalah dimana keadaan tidak ada pesaing yang memiliki posisi
tertinggi di pasar yang bersangkutan dari segi kemampuan keuangan,kemampuan
akses pada pasokan atau penjualan serta kemampuan menyesuaikan permintaan
barang tertentu.
• Kartel adalah strategi yang diterapkan antara pelaku usaha untuk memanipulasi harga dari
produksi. Terdapat pada Pasal 11. Larangan ini berbasis rule of reason.
• Perjanjian tertutup:
– Exclusive Distribution Agreement: distributor dipaksa untuk memasok produk hanya kepada
pihak dan tempat tertentu oleh pelaku usaha manufaktur.
– Tying Agreement: pelaku usaha dapat memperluas kekuatan monopolinya pada tying product ke
tied product.
– Vertical Agreement on Discount: jika pelaku usaha ingin mendapatkan discount pada produk
tertentu, pelaku usaha harus membeli produk lain dari pelaku usaha tersebut atau tidak akan
membeli produk yang sama dari pesaing.
D. Pengawasan Atas Persaingan Usaha
• KPPU adalah badan pengawas dalam persaingan usaha, tugas dan wewenang KPPU
diatur dalam UU Persaingan Usaha.
• Fungsi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
– Quasi eksekutif pelaksana UU
– Quasi yudikatif penegakan hukum
– Quasi legislatif pembuat pedoman
– Konsultatif memberi nasihat kepada eksekutif tentang persaingan usaha.
• Tugas KPPU di dalam Pasal 35 UU No. 5 Tahun 1999:
– Melakukan penilaian terhadap perjanjian
– Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha
– Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan
Agar tidak terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha.
• Wewenang KPPU dalam undang-undang:
– Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan praktik monopoli
– Menyusun pedoman dan/atau publikasi yang berkaitan dengan undang-undang
persaingan usaha
– Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja kepada Presiden dan DPR
• Wewenang KPPU menurut undang-undang persaingan usaha:
– Menerima laporan dari masyarakat dan/atau pelaku usaha
– Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha
– Melakukan penyelidikan dan/atau pemeriksaan terhadap kasus yang dilapor oleh
masyarakat atau pelaku usaha yang ditemukan sebagai hasil penelitian
– Menyimpulkan hasil penyelidikan dan/atau pemeriksaan
– Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
UU No. 5 Tahun 1999.
Mencegah akan akibat dari praktik monopoli dan/atau persaingan usaha
E. HUKUM ACARA
PERSAINGAN USAHA
1. Laporan
dalam proses hukum acara yang khusus ini,dalam bidang persaingan usaha
dimulai dari laporan. Dimaksud dengan laporan,yaitu tentang ada tidaknya dugaan
persaingan usaha. Lalu laporan akan disampaikan ke KPPU oleh masyarakat
umum,pihak yang dirugikan. KPPU memiliki inisiatif untuk monitoring terhadap
dugaan adanya tindakan monopoli itu.
4. Gelar Laporan
• Merupakan laporan dugaan pelanggaran
• Gelar laporan dipaparkan oleh sekretariat komisi yang dihadiri oleh Pimpinan Komisi dan
sejumlah anggota komisi. Karena sudah dalam hal laporan, maka komisi tidak layak untuk
tidak meneruskan.
• Berdasarkan pemaparan, komisi menilai apakah perlu melakukan pemeriksaan
pendahuluan. Pemeriksaan pendahuluan dilakukan dengan penetapan yang
ditandatangani ketua komisi.
5. Pemeriksaan Pendahuluan
• Dilakukan oleh sekurang-kurangnya 3 orang anggota komisi.
• Pemeriksaan terhadap terlapor dan meminta kesediaan
mengakhiri perjanjian.
• Memeriksa surat, dokumen, dan alat bukti lain.
8. Tahap Pembelaan
• Pembelaan disampaikan pada pemeriksaan lanjutan, dengan memberi
keterangan lisan/tertulis, menyampaikan bukti pendukung,mengajukan
saksi dan ahli.
• Dalam hal terlapor bersedia melakukan perubahan perilaku,komisi
monitornya selama 60 hari.
• Jika komisi menilai terlapor melaksanakan penetapan komisi, maka
ditetapkan tidak melanjutkan pemeriksaan lanjutan, jika terlapor dinilai tidak
melaksanakan sesuai penetapan komisi , maka ditetapakan untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan.