Anda di halaman 1dari 20

NUTRASETIKAL UNTUK TERAPI

HIPERLIPIDEMIA

FAJRINNISSA 18334016
DEFINISI

Hiperlipidemia merupakan keadaan dimana terdapat peningkatan dari kadar kolesterol


total, trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL) dan penurunan High Density
Lipoprotein (HDL).
Hiperlipidemia merupakan faktor resiko utama terjadinya Penyakit arteri Koroner dan
Aterosklerosis.
Faktor utama yang mempengaruhi kadar lemak dalam darah adalah pola makan dan
merokok.
Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol
yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya
resiko penyakit jantung, sedangkan kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga
kolesterol baik) menyebabkan menurunnya resiko penyakit jantung dan
menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan
kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih
dari 25 % dari kadar kolesterol total.
Klasifikasi Hiperlipidemia

Secara umum, hiperlipidemia dapat dibagi menjadi dua sub-


kategori, yaitu hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi)
dan hipertrigliserida (kadar trigliserida tinggi).

1. Hiperkolesterolemia yaitu peningkatan kadar kolesterol


2. Hipertrigliserida yaitu pengingkatan kadar trigliserida

.
Klasifikasi Hiperlipidemia

Berdasarkan faktor resikonya, dibagi menjadi


1. Hiperlipidemia primer
Hiperlipidemia primer sering disebabkan oleh kelainan genetik
dimana terdapat defisiensi atau kurangnya sejumlah enzim, transpor
protein, atau reseptor protein yang berperan dalam proses
metabolisme dan ambilan lipoprotein.

Hiperlipidemia primer dibagi dalam dua kelompok besar :


2. Hiperlipoproteinemia monogenik karena kelainan gen tunggal
yang diturunkan. Sifat penurunan ini mengikuti hukum Mendel;
3. Hiperlipoproteinemia poligenik/multifaktorial. Kadar kolesterol
pada kelompok ini ditentukan oleh gabungan faktor-faktor
genetik dengan faktor lingkungan (Suyatna, 2007).
Klasifikasi Hiperlipidemia

2. Hiperlipidemia sekunder
Hiperlipidemia sekunder adalah hiperlipidemia yang disebabkan oleh
penyakit tertentu, seperti diabetes melitus, hipotiroid, penyakit
hepar dan penyakit ginjal kronik serta yang lainnya.
Hiperlipidemia adalah terjadinya peningkatan kadar lemak yang
disebabkan antara lain oleh kondisi penyakit dan penggunaan obat-
obat tertentu.
Klasifikasi Hiperlipidemia

Hiperlipoproteinemia dibedakan atas lima macam berdasarkan jenis


lipoprotein yang meningkat. Hiperlipidemia ini mungkin primer atau
sekunder akibat diet, penyakit atau pemberian obat. (Departemen
farmakologi dan Terapeutik, 2007).
a) Hiperlipoproteinemia tipe I
Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit
keturunan yang jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir.
b) Hiperlipoproteinemia tipe II
Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu
penyakit keturunan yang mempercepat terjadinya aterosklerosis dan
kematian dini, biasanya karena serangan jantung. Kadar kolesterol
LDLnya tinggi. Endapan lemak membentuk pertumbuhan xantoma di
dalam tendon dan kulit.
Klasifikasi Hiperlipidemia

c) Tipe IIA (Hiperkilomikronemia familial)


Peningkatan LDL dengan kadar VLDL normal karena penghambatan
dalam degradasi LDL, sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum
tetapi triasilgliserol normal. Ini disebabkan oleh berkurangnya reseptor
LDL normal.. Pengobatan untuk hiperlipidemia tipe IIA ini yaitu dengan
diet rendah kolesterol dan lemak jenuh.

d) Tipe IIB (Hiperlipidemia kombinasi familial)


Tipe ini sama dengan tipe IIA kecuali adanya peningkatan VLDL,
menyebabkan triasilgliserol serum dan kolesterol meningkat. Yang
disebabkan karena produksi VLDL oleh hati berlebihan.
Klasifikasi Hiperlipidemia

e) Hiperlipoproteinemia tipe III


Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang
menyebabkan tingginya kadar kolesterol VLDL dan trigliserida.
f) Hiperlipoproteinamia tipe IV
Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa
anggota keluarga dan menyebabkan tingginya kadar trigliserida.
Penyakit ini bisa meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis.
Penderita seringkali mengalami kelebihan berat badan dan diabetes
ringan.
g) Hiperlipoproteinamia tipe V
Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh
tidak mampu memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida
sebagaimana mestinya. Selain diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi
akibat dari penyalahgunaan alkohol, diabetes yang tidak terkontrol
dengan baik, gagal ginjal dan makan setelah menjalani puasa selama
beberapa.
PATOFISIOLOGI
Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam darah sebagai
kompleks lipid dan protein (lipoprotein). Peningkatan kolesterol total dan
LDL dan penurunan kolesterol HDL dikaitkan dengan perkembangan
penyakit jantung koroner (PJK). Faktor risiko seperti LDL teroksidasi,
cedera mekanis pada endotelium, dan homocysteine berlebihan ​dapat
menyebabkan disfungsi endotel dan interaksi seluler dalam aterosklerosis
Hasil klinis akhir meliputi angina, miokard infark (MI), aritmia, stroke,
penyakit arteri perifer, aorta perut aneurisma, dan kematian mendadak.

Terdapat 4 jenis utama lipoprotein, yaitu :


1. Kilomikron
2. VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
3. LDL (Low Density Lipoproteins)
4. HDL (High Density Lipoproteins)
PATOFISIOLOGI
1. Kilomikron. Lipoprotein dengan berat
molekul terbesar ini lebih dari 80%
komponennya terdiri dari trigliserida dan
kurang dari 5% kolesterol ester. Kilomikron
membawa trigliserida dari makanan ke
jaringan lemak dan otot rangka, juga
membawa kolesterol makanan ke hati.
2. Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL).
Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida
(endogen) dan 10-15% kolesterol. VLDL
disekresi oleh hati untuk mengangkut
trigliserida ke jaringan perifer. Trigliserida
VLDL dihidrolisis oleh LPL menghasilkan asam
lemak bebas untuk disimpan dalam jaringan
adiposa dan bahan oksidasi di jantung dan
otot skelet.
PATOFISIOLOGI

3. Lipoprotein Densitas Sedang (IDL). IDL ini


kurang mengandung trigliserida (30%), lebih
banyak kolesterol (20%) dan relatif lebih
banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL
adalah zat perantara yang terjadi sewaktu
VLDL dikatabolisme menjadi LDL, tidak
terdapat dalam kadar yang besar kecuali bila
terjadi hambatan konversi lebih lanjut. Bila
terdapat dalam jumlah yang banyak IDL akan
terlihat sebagai kekeruhan dalam plasma
yang didinginkan meskipun ultra sentrifugasi
perlu dilakukan untuk memastikan adanya
IDL.
PATOFISIOLOGI
4. Lipoprotein Densitas Rendah (LDL). LDL
merupakan lipoprotein pengangkut
kolesterol terbesar pada manusia (70%
total). Partikel LDL mengandung trigliserida
sebanyak 10% dan kolesterol 50%.
5. Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL). HDL
dapat disubklasifikasikan kedalam HDL1,
HDL2, HDL3 dan berdasarkan kandungan Apo
A-I dan Apo A-II nya. Metabolisme HDL
kompleks dan terdapat petunjuk bahwa Apo
A-I plasma yang merupakan apoprotein
utama HDL merupakan inverse predictor
untuk resiko penyakit jantung koroner yang
lebih baik daripada kadar HDL (Suyatna,
2007).
PATOFISIOLOGI
Lipid darah diangkut dengan dua cara yaitu :
1. Jalur Eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan
dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron
ini akan diangkut dalam saluran limfe lalu kedalam
darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak,
trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis
oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada
permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka
akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnan.
Kilomikron remnan adalah kilomikron yang telah
dihilangkan sebagian besar trigliseridanya sehingga
ukurannya mengecil tetapi jumlah ester kolesterol
tetap. Asam lemak bebas akan menembus endotel
dan masuk kedalam jaringan lemak atau sel otot
untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan)
atau dioksidasi (energi) (Suyatna, 2007).
PATOFISIOLOGI

2. Jalur Endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh
hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL
kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam
sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga
menghidrolisis kilomikron menjadi partikel
lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. LDL
merupakan lipoprotein yang mengandung
kolesterol paling banyak (60-70%). LDL
mengalami katabolisme melalui reseptor dan
jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor
dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen
(Suyatna, 2007).
Khasiat Bekatul dalam Menurunkan Kadar Lemak
Darah pada Pasien Hiperlipidemia

Bekatul merupakan hasil sampingan penggilingan padi yang biasa


dipakai untuk pangan ternak. Bekatul diperoleh dari penggilingan
padi yang kedua.dan sering digunakan untuk pakan hewan ternak.
Bekatul terdapat diantara endosperm dan sekam. Bekatul sendiri
merupakan bagian dari beras yang terdiri atas pericarp, lapisan
aleurone, lapisan benih dan nucellus. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Park, pada awal tahun 2017 mengenai unsur-unsur
pokok dan aktivitas terapeutik dalam bekatul, disebutkan bahwa
terdapat komponen berharga seperti γ-oryzanol, γ-aminobutyric acid,
tokoferol dan tokotrienol. Park juga meneliti bahwa pemberian
suplemen dengan minyak bekatul dapat menurunkan kadar
kolesterol total (TC), Low Density Lipoprotein (LDL), Trigliserida dan
meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL).
Khasiat Bekatul dalam Menurunkan Kadar Lemak
Darah pada Pasien Hiperlipidemia

Beberapa mekanisme efek hipolipidemia bekatul diungkapkan oleh


Muhammad Sohail dkk pada tahun 2016 yaitu dengan mengganggu
absorbsi kolesterol di usus, meningkatkan pembentukan asam
empedu dan meningkatkan ekskresi kolesterol melalui feses. Dalam
penelitiannya, disebutkan bahwa, γ-oryzanol menurunkan
pembentukan apoprotein B, yang mana apoprotein B merupakan
komponen utama dalam pembentukan LDL sehingga kadar LDL
dalam darah pun akan mengalami penurunan.
Khasiat Bekatul dalam Menurunkan Kadar Lemak
Darah pada Pasien Hiperlipidemia

Pengaruh bekatul terhadap kadar kolesterol total


Bekatul dapat menurunkan kadar kolesterol total dikarenakan memiliki
komponen tidak tersabunkan yaitu γ-oryzanol. Komponen ini sebagai
kompetitif terhadap penyerapan dan sintesis kolesterol. Penurunan
penyerapan kolesterol ini disebabkan oleh karena peningkatan ekskresi
lemak, asam empedu dan kolesterol sehingga terjadi penurunan
pengiriman makanan dalam bentuk kilomikron dan berakibat langsung
pada penurunan pembentukan kolesterol di hati.

Pengaruh bekatul terhadap kadar trigliserida


Terdapat hubungan yang searah antara penurunan kolesterol total
dengan kadar trigliserida dan LDL. Peningkatan ekskresi asam empedu
melalui feses akan mengakibatkan jumlah asam empedu dalam
enterohepatik berkurang sehingga merangsang hati untuk memproduksi
asam empedu dengan cara menarik kolesterol dalam darah yang
berakibat terjadi penurunan terhadap kadar kolesterol dalam darah.
Khasiat Bekatul dalam Menurunkan Kadar Lemak
Darah pada Pasien Hiperlipidemia

Pengaruh bekatul terhadap kadar LDL


Disebutkan bahwa oryzanol, tokoferol dan tokotrienol dapat
menghambat peroksidasi LDL. Oksidasi LDL akan meningkatkan kadar
LDL yang teroksidasi. Pemberian minyak bekatul akan menghambat
oksidasi LDL dikarenakan mengandung vitamin E (tokoferol) yang cukup
tinggi yaitu 300 mg/kg.1 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur
Nashriana dkk dengan menggunakan tikus galur wistar menunjukkan
bahwa terdapat penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL
dalam darah pada tikus yang diberikan suplementasi bekatul 50% dalam
pakan.1 Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Setyaji pada
tahun 2016 dengan penderita hiperkolesterolemia yang diberi konsumsi
bekatul sebanyak 30 gram/ hari selama 6 hari, didapatkan penurunan
kadar kolesterol total pada penderita hiperkolesterolemia tersebut.10
Contoh produk

Anda mungkin juga menyukai