Anda di halaman 1dari 11

Putri Afifah

Norhapilah

Hadist ditinjau dari persambungan sanad


sifat dan cara periwayatannya
Hadits Ditinjau Dari Persambungan Sanad
A.Pengertian persambungan Sanad

Sebagian ahli hadis yang lain menegaskan bahwa sanad adalah jalur atau
silsilah yang menyampaikan seseorang kepada matan hadis atau dengan
kata lain urutan beberapa nama yang meriwayatkan hadis dari satu orang
kepada yang lain sehingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Jadi Istilah Sanad atau ketersambungan sanad atau


sanad bersambung yaitu tiap-tiap periwayat dalam
sanad hadits menerima riwayat hadits dari periwayat
terdekat sebelumnya, keadaan itu berlangsung
demikian sampai akhir sanad dari hadits itu.
Persambungan sanad (ittishālal-sanad) menurut para ulama telah
menjadi salah satu rumusan kaedah kesahihan sanad hadis. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya yang menjadikan acuan kesahihan hadis
(sanad ataupun matan), rumusan yang dikemukakan oleh Ibnu al-
Salāh, ataupun yang semakna dengannya.

B. Aspek Ketersambungan sanad

Imam Bukhari dan Imam Muslim adalah dua ulama hadits yang kitab
haditsnya didaulat sebagai kitab hadis yang paling autentik dalam periwayatan
hadits, namun demikian keduanya memiliki sedikit perbedaan pendapat berkaitan
dengan kriteria ittishalu sanad.
Syarat pertama dapat dilakukan dengan meneliti pribadi periwayat. Sedangkan
untuk syarat yang kedua, paling tidak ada dua hal yang terkait dengan syarat
tersebut, yaitu:

1. Lambang-lambang metode periwayatan


Dalam penerimaan dan penyampaian suatu hadis diperlukan lambang-lambang
periwayatan hadis.Proses tahammulwaadâ’ merupakan proses transmisi hadis
antara guru dengan murid. Pada umumnya ulama membagi proses tersebut
menjadi delapan macam, yaitu:

A. al-Simâ`, yaitu seorang murid mendengarkan hadis dari gurunya, baik


guru tersebut membaca dari tulisannya atau pun dari hafalannya, sama juga guru
tersebut mendiktekannya atau tidak. Cara ini adalah cara yang paling tinggi
tingkatannya dalam periwayatan hadis.
B. al-Qirâ’ah `alâal-Syaikh, yaitu pembacaan murid kepada syaikh (guru) dengan
cara menghafalnya dari lubuk hatinya atau dari kitab hadis yang dibaca olehnya.

C. al-Ijâzah, yaitu sebuah perizinan syaikh kepada muridnya untuk meriwayatkan


hadis yang didengarnya atau dalam kitab hadis yang ditulisnya walaupun murid tersebut
tidak pernah mendengar dari syaikh tersebut dan belum pernah membacakan hadis
tersebut kepada syaikh-nya.

D. al-Munâwalah, yaitu pemberian syaikh kepada muridnya sebuah kitab asli atau
salinan yang sudah dikoreksinya untuk diriwayatkan. Lafadz-lafadz yang digunakan
oleh periwayat dalam meriwayatkan hadis atas dasar al-munâwalah.
E. al-Mukâtabah, yaitu sebuah tulisan seorang syaikh (guru) yang menulis sendiri atau menyuruh
orang lain menulis beberapa hadis kepada orang di tempat lain atau yang ada
dihadapannya(korespondensi).
F. al-I`lâm merupakan pemberian sebuah kabar dari syaikh kepada muridnya bahwa
sesungguhnya kitab ini atau hadis ini dari riwayat-riwayat syaikh tersebut atau dari hasih
pendengaran (simâ`)
G. al-Washiyyah, yaitu sebuah penjelasan syaikh kepada muridnya ketika sedang
bepergian atau menjelang ajal kematiannya dengan mewasiatkan kitab kepada seseorang
yang jelas atau yang dikenal untuk meriwayatkan hadis yang ada di kitab tersebut.
H. al-Wijâdah, yaitu penemuan murid akan sebuah hadis yang ditulis oleh syaikh
yang telah dia jumpai dan dia mengetahui bahwa hadis tersebut dari syaikh-nya atau
belum berjumpa dengan syaikh
C. Hubungan periwayat dengan metode periwayatannya

Keadaan periwayat dapat dibagi kepada tsiqah dan tidak tsiqah atau dha`îf. Dalam
menyampaikan riwayat hadis, periwayat yang tsiqah memiliki tingkat akurasi
yang tinggi dan karenanya dapat dipercaya riwayatnya. Sedangkan riwayat yang
tidak tsiqah dari segi akurasinya berada di bawah riwayat yang disampaikan oleh
orang yang tsiqah.Dalam hubungannya dengan persambungan sanad, kualitas
periwayat sangat menentukan.

Contoh hadis dari persambungan sanad

1. Hadits Muttashil /Mawshul


2. Hadits Musnad
Hadits Ditinjau Dari Sifat Sanad dan Cara Penyampaian Periwayatannya
1. Hadits Mu’an’an

Dari segi bahasa mu’an’an adalah isim maf’ul dari ‘an’ana-yu’an’inu yang berarti
dari. Menurut istilah, haditsmu’an’an adalah hadits yang disebutkan dalam sanadnya
diriwayatkan oleh si Fulan dari si Fulan, dengan tidak menyebutkan perkataan
memberitakan, menggambarkan. Contoh haditsmu’an’an adalah : Memberitakan
kepada kami Al-Hasan bin Arafah, memberitakan kepada kami isma’il bin iyasydari
yahya bin Abu Amru Asy-Syaybanidari Abdullah bin Ad-Daylami berkata : Aku
mendengar Abdullah bin Amr

2. Hadits Muannan
Menurut istilah, haditsmuannan adalah hadits yang dikatakan dalam sanadnya
memberitakan kepada kami bahwasanya si Fulan memberitakan kepadanya begini.
3. Hadits Musalsal
 

Menurut istilah musalsal adalah keikutsertaan para perawi dalam sanad secara berturut-
turut pada suatu sifat atau pada satu keadaan, terkdang bagi para perawi dan terkadang bagi
perawinya.

musalsal dapat dibagi kepada beberapa macam, yaitu sebagai berikut :


A. Musalsal keadaan perawi (MusalsalbiAhwaal Ar-Ruwaat). Adalah keadaan perawi
terkadang dalam perkataan qawlii, perbuatan fi’li, atau keduanya (perkataan dan perbuatan).
B. Musalsal sifat periwayat (MusalsalbiShiifat Ar-Ruwaahl). Adalah Musalsal yang dibagi
menjadi qawlii dan fi’li.
C. Musalsal dalam sifat periwayatan (MusalsalbiShifaat Ar-Riwaayah). Dalam Musalsal jenis
ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu musalsal dalam bentuk ungkapan penyampaian
periwayatan (adaa’) musalsal pada waktu periwayatan, dan musalsal pada tempat periwayatan
Kesimpulan

Hadis merupakan salah satu dasar pengambilan hukum Islam setelah


alQuran. Sebab hadis mempunyai posisi sebagai penjelas terhadap
makna yang dikandung oleh teks suci tersebut.Seiring dengan
perkembangan ulumul hadis, maka terdapat beberapa kalangan yang
serius sebagai pemerhati hadis. Hal ini tidak lain bertujuan untuk
mengklasifikasikan hadis dari aspek kualitas hadis baik ditinjau dari
segi matan hadis maupun sanad hadis.Dalamhadits sendiri terdapat
macam-macam hadits dari berbagai tinjauan. Macam-macam hadits
ini meliputi, hadits yang ditinjau dari sumber data, hadits yang
ditinjau dari persambungan sanad, dan hadits yang ditinjau dari sifat
sanad dan cara penyampaian periwayatannya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai