-Aryo Wibisono-
Anatomi Kepala
1. Kulit
2. Tulang Tengkorak
3. Meningen
4. Otak
Kulit Kepala
1. Kulit (Skin)
2. Jaringan penyambung (Connective tissue)
3. Aponerosis galea
4. Jaringan Penunjang longgar ( loose areolar tissue)
5. Perikranium
Tulang Kepala
• Terdiri dari dua dinding atau tabula yang di pisahkan oleh tulang berongga:
- Dinding luar Tabula eksterna
- Dinding bagian dalam Tabula interna.
Lantai dasar rongga tengorak dibagi atas 3 fosa:
1.Fossa anterior Lobus frontalis
2.Fossa media Lobus temporalis
3.Fossa posterior Batang otak dan cerebelum
Meningen
1. Duramater
2. Lapisan Meningeal sebelah dalam adalah suatu selaput fibrosa yang kuat
yang berlanjut terus di foramen magnum dengan duramater spinalis yang
membungkus medulla spinalis
2. Arachnoidea Lapisan Antara duramater dan piameter yang
menyerupai sarang laba-laba
• 60 % penderita EDH adalah berusia dibawah 20 tahun, dan jarang terjadi pada
umur kurang dari 2 tahun dan di atas 60 tahun.
Sumber perdarahan :
• Arteri meningea
• Sinus duramater
• Diploe (lubang yang mengisi kalvaria kranium) yang berisi a. diploica dan vena
diploica
Patofisiologi
Fraktur Scalp
Darah masuk ke
ruang epidural Epidural Hematom
menumpuk
Trias
• Lucid Interval (+)
• Dilatasi pupil ipsilateral
• Hemiparese kontralateral
\
Gejala Klinis
Anamnesis
• Adanya riwayat trauma
• Nyeri kepala
• Penurunan kesadaran
• Lucid interval
• Muntah
• Kejang
Pemeriksaan fisik
• Cushing respon : hipertensi, bradikardia, dan bradipnea
• GCS menurun
• Pupil yang berdilatasi ipsilateral atau bilateral akibat tekanan tinggi intrakranial atau
terjadi herniasi otak.
• Hemiplegi kontralateral
• Head CT-Scan
• (+) Gambaran hiperdens berbentuk bikonveks, batas tegas
• Midline terdorong ke sisi kontralateral
• (+) Garis fraktur
• MRI
• (+) Massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi durameter
• (+) Batas fraktur
Foto Polos Kepala
Fraktur Linier
CT-Scan Scan Kepala
Gambaran Hiperdens
berbentuk bikonveks
MRI
Gambaran Hiperintens
berbentuk bikonveks
Penatalaksanaan EDH
Penanganan darurat :
• Ipsilateral dengan pupil yang midriasis, atau pupil yang pertama kali
midriasis, atau kontralateral dengan hemiparesis.
• Bila tidak ada tanda lateralisasi, dilakukan pada daerah dibawah
fraktur tulang atau pada jejas SCALP yang bermakna.
• Bila penderita koma tanpa tanda yang jelas, dilakukan pertama pada
sisi kiri sebagai hemisfer dominan.
TEKNIK OPERASI
• Pasien posisi supine, kepala dimiringkan
sehingga lokasi yang akan dibuka terletak
di atas
• Kepala dicukur kemudian di lakukan
tindakan desinfeksi dengan larutan
antiseptik.
• Incisi kulit dilakukan secara tajam hingga
tulang setelah infiltrasi dengan Lidokain-
adrenalin.
Kemudian dipasang retractor otomatis
Dilakukan burr hole menggunakan bor atau drill
hingga menembus tulang temporal dan tampak
duramater.
Tulang diperlebar dengan menggunakan kerrison
atau ronger.
LOKASI BURR HOLE
• Burr hole pertama dilakukan
di daerah temporal:
• 2 cm di atas arkus zygoma
• 2 cm di depan tragus.
• Bila hasilnya negatif, burr hole ke dua
dilakukan dilakukan di daerah frontal yaitu
2 cm di depan sutura coronaria pada mid
pupillary line.
• Burr holes ke tiga di daerah parieto-
oksipital yaitu 4-6 cm diatas pinna.
• Burr holes ke empat di daerah fossa
posterior.
• Bila hasilnya tetap negatif, burr holes
dilakukan pada sisi kontralateral.
Perawatan Pasca Bedah
• Stabilkan ABC, kemudian rujuk ke spesialis Bedah
Saraf terdekat.
EMERGENCY BURR HOLE 1
EMERGENCY BURR HOLE 2