Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN DAN TANYA JAWAB

SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH


TEORI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
NAMA : BAGUS PRAKOSO
PRODI : EKONOMI
SEMESTER : I (SATU)
RANGKUMAN
Teori Behaviorisme
merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelaj
ari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan.  Metode yang dilakukan adal
ah dengan menganalisis secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya
untuk memikirkan permasalahan pendidikan.  Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi
antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu yang sering dibicakan dewasa ini
adalah pendidikan yang menyentuh aspek pengalaman. Filsafat pendidikan berusaha menjawab per
tanyaan mengenai kebijakan pendidikan, sumber daya manusia, teori kurikulum dan pembelajaran
serta aspek-aspek pendidikan yang lain.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi
atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut
Beberapa prinsip dalam teori belajar 
behavioristik, meliputi :

1. Reinforcement and Punishment


2. Primary and Secondary Reinforcement
3. Schedules of Reinforcement
4. Contingency Management
5. Stimulus Control in Operant Learning
6. The Elimination of Responses
RANGKUMAN
Teori Kognitivisme
Teori perkembangan kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swi
ss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam l
apangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep 
kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat mereprese
ntasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar
pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya  schemata—skema
tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan 
informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti,
tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai p
emunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita
membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan send
irinya terhadap lingkungan.
Empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin
canggih seiring pertambahan usia :
• Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
• Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
• Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
• Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Tahapan operasional konkrit :


Pengurutan—kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut
tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain
Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya.
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian
kembali ke keadaan awal.
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak
berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain
(bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).
RANGKUMAN
Teori Konstruktivisme
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan me
ncipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan 
gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pem
binaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan m
enjadi
lebih dinamis. 

Pendekatan
1. Pelajar aktifkonstruktivisme mempunyai
membina pengetahuan beberapa
berasaskan konsep
pengalaman yangumum seperti :
sudah ada.
2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya mampu membina pengetahuan mereka secara mandiri.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling memengaruhi antara
pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara memba
ndingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang
pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
RANGKUMAN
Teori Humanisme
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanu
siakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebi
h mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psik
ologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar it
u sendiri serta lebih banyak berbiacara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk ma
nusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal.
Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa
motivasi dan keinginan dari pihak si belajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru k
e dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya. Teori humanistic berpendapat bahwa teori belajar
apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktuali
sasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar, secara optimal.
RANGKUMAN
Teori Pengolahan Informasi
Teori pemrosesan informasi sebagaimana dijelaskan oleh Byrnes (1996) memandang belajar seba
gai suatu upaya untuk memproses, memperoleh, dan menyimpan informasi melalui  short term m
emory (memori jangka pendek) dan long term memory (memori jangka panjang), dalam hal ini b
elajar terjadi secara internal dalam diri peserta didik.
Teori pemrosesan informasi (information processing theory) memandang aspek lingkungan meme
gang peranan penting dalam belajar. Teori pemrosesan informasi sebagaimana dijelaskan oleh By
rnes (1996) memandang belajar sebagai suatu upaya untuk memproses, memperoleh, dan menyi
mpan informasi melalui short term memory (memori jangka pendek) dan long term memory (me
mori jangka panjang), dalam hal ini belajar terjadi secara internal dalam diri peserta didik.
Adapun landasan penting teori pemrosesan informasi yaitu:
·         Prior Knowledge (pengetahuan awal).
·         Rancangan tujuan yang berorientasi kognitif.
·         Umpan balik (feedback).
Soal -soal

1. Teori Belajar yang paling sering digunakan di


Indonesia
2. Menurut Mahasiswa, Teori Belajar apa yang
paling efektif diterapkan di Indonesia
Jawaban
1. Teori behaviorisme ini hingga sekarang masih banyak ditemui di Indonesia
Hal ini nampak mulai dari pembelajaran di Kelompok Bermain, Taman Kan
ak-kanak, Sekolah Dasar, Menengah, bahkan sekolah tinggi. Pembentukan
perilaku siswa dengan drill (pembiasaan) disertai  reinforcement dan punish
ment masih sering ditemui. Secara teori dan praktek yang telah dilaksanak
an, teori ini kurang menekankan aktivitas secara kognitif pada anak. Sehin
gga anak cenderung belum dapat mengeksplorasi pegetahuan secara opti
mal. Teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu men
jelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal
yang berkaitan dengan pendidikan dan belajar yang dapat diubah menjadi
sekedar hubungan stimulus dan
respon.
Jawaban
2. Teori Pembelajaran Abad 21
Ini adalah teori pendidikan terkini yang sedang naik daun seiring
berjalannya waktu, semakin populernya internet dan datangnya era
industri 4.0 yang mengguncang dunia.
Teori belajar abad 21 adalah teori yang menekankan pentingnya pembelajaran bermakna yang tidak lepas
dari kehidupan sehari-hari. Teori ini juga menuntut guru untuk melangsungkan pembelajaran yang
menyenangkan namun tetap efektif. Dengan datangnya era digital dan robotisasi industri,
maka peserta didik harus mendapatkan pendidikan terkini yang sesuai dengan skill yang dibutuhkan dan
sesuai dengan tuntutan jaman.

Penggunaan media yang efektif serta materi yang terkoneksi dengan dunia nyata menjadi sebuah keharusan
bagi teori pedagogis abad dua puluh satu atau  21st Century Learning.
Teori ini pula yang nantinya mempengaruhi berbagai model pembelajaran modern yang tidak pernah
dibayangkan sebelumnya, seperti flipped classroom, e-class, atau Internet of Thing.

Beberapa tokoh yang bisa dikaitkan dengan teori ini adalah Salman Khan, Steve Jobs,
Stephen Hawking, dan Elon Musk.

Anda mungkin juga menyukai