Anda di halaman 1dari 35

PEMERIKSAAN

PAJAK
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
UU RI No 16 Tahun 2009

Ketentuan Umum - definisi

NPWP, Pengukuhan PKP, SPT dan Pembayaran Pajak

Penetapan dan Ketetapan Pajak

Penagihan Pajak

Pembukuan dan Pemeriksaan

Keberatan dan Banding

Ketentuan Khusus
KETENTUAN PAJAK

WAJIB PAJAK FISKUS


c Pemeriksaa
n
Pendaftaran
(NPWP-NPPKP)
c Penetapan
(SKP)
Pembukuan/
Pencatatan
Keberatan

Pembayaran
(SSP) BPP
Banding

Pelaporan
(SPT)
MA
Kasasi

3
Fase Fase self Fase Fase Fase
timbulnya assessment Pengawasa Sengketa Penyelesai
hak dan an
kewajiban
n Sengketa
Ber-NPWP Pengadilan
Berlakunya & PKP Pajak
Pemeriksaan
UU
Keberatan S
E
BANDING L
Pembukuan
E
Ketetapan Surat Kep. S
Menyampai-
Hak dan Pajak Keberatan A
kan SPT
kewajiban I
PUTUSAN
Diperiksa ? Setuju? Setuju? BANDING
Tidak Tidak
5 Th Ya Ya
Ya
Tidak
PENDAHULUAN

Self Assessment vs Pemeriksaan


PEMERIKSAAN PAJAK

• serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah


data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
PENGERTIAN
PEMERIKSAAN
PASAL 1 ANGKA 25 UU KUP

Serangkaian Kegiatan untuk


 Menghimpun
 Mengolah Data, Keterangan, dan/atau Bukti

yang dilaksanakan secara objektif dan profesional


berdasarkan suatu standar pemeriksaan

Untuk :
 menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
 tujuan lain dalam rangka melaksanakan Ketentuan peraturan
per- UU perpajakan
WEWENANG DIRJEN PAJAK MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
PASAL 29 AYAT (1) UU KUP

TUJUAN PEMERIKSAAN

MENGUJI KEPATUHAN TUJUAN LAIN DALAM RANGKA


PEMENUHAN KEWAJIBAN MELAKSANAKAN
PERPAJAKAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
PERPAJAKAN
TUJUAN PEMERIKSAAN

• menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban


perpajakan dalam rangka memberikan
kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan
kepada Wajib Pajak
• tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
MENGUJI KEPATUHAN

 Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan


pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;
 Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
menunjukkan rugi;
 Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau
disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan;
 Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi
yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak;
 ada indikasi kewajiban perpajakan tidak dipenuhi.
TUJUAN LAIN
1. pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
2. penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
3. pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak;
4. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
5. pengumpulan bahan guna penyusunan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto;
6. pencocokan data dan atau alat keterangan;
7. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
8. penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak
Pertambahan Nilai;
9. pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan untuk tujuan lain
JENIS - JENIS PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan Rutin, yaitu pemeriksaan yang bersifat rutin
dilakukan terhadap Wajib Pajak sehubungan dengan
pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya.
• Pemeriksaan Kriteria Seleksi, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan terhadap Wajib Pajak yang terpilih berdasarkan
skor risiko kepatuhan secara komputerisasi.
• Pemeriksaan Khusus, yaitu pemeriksaan yang dilakukan
terhadap Wajib Pajak sehubungan dengan adanya
informasi, data, laporan atau pengaduan yang berkaitan
dengannya serta untuk memperoleh informasi atau data
untuk tujuan tertentu.
Cont’d
• Pemeriksaan Wajib Pajak Lokasi, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan atas cabang, perwakilan, pabrik dan atau
tempat usaha dari Wajib Pajak Domisili.
• Pemeriksaan Tahun Berjalan, yaitu pemeriksaan terhadap
Wajib Pajak yang dilakukan dalam tahun berjalan untuk
jenis-jenis pajak tertentu atau seluruh jenis pajak dan
atau untuk mengumpulkan data dan atau keterangan
untuk tujuan tertentu.
• Pemeriksaan Bukti Permulaan, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang
adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang
perpajakan.
Cont’d
• Pemeriksaan Terintegrasi, yaitu pemeriksaan
terkoordinasi dari dua atau lebih unit pemeriksaan
terhadap beberapa Wajib Pajak yang memiliki hubungan
kepemilikan, penguasaan, pengelolaan, usaha dan atau
financial.
• Pemeriksaan untuk Tujuan Penagihan Pajak
(Delinquency Audit), yaitu pemeriksaan yang
dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai harta
Wajib Pajak/penanggung pajak yang merupakan objek
sita sehubungan dengan adanya tunggakan pajak sesuai
dengan UU Penagihan dengan Surat Paksa.
SURAT PERINTAH
PEMERIKSAAN
PASAL 29 AYAT (2) UU KUP

UNTUK KEPERLUAN
PEMERIKSAAN

PETUGAS PEMERIKSA HARUS MEMILIKI TANDA


PENGENAL PEMERIKSA & DILENGKAPI SURAT
PERINTAH PEMERIKSAAN

HARUS DIPERLIHATKAN KEPADA WAJIB PAJAK YANG


DIPERIKSA
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSA
PASAL 29 AYAT (3) UU KUP

a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku/


catatan/ dokumen
b. Memberikan kesempatan memasuki tempat
atau ruangan yang dipandang perlu
c. Memberikan keterangan yang diperlukan

16
KEWAJIBAN MERAHASIAKAN
PASAL 29 AYAT (4) UU KUP

UNTUK KEPERLUAN
PEMERIKSAAN

DITIADAKAN

17
PENYEGELAN DALAM RANGKA PEMERIKSAAN
PASAL 30 UU KUP

DIREKTUR JENDERAL PAJAK


BERWENANG

MELAKUKAN PENYEGELAN
TEMPAT/RUANGAN TERTENTU

BILA WAJIB PAJAK :


 TIDAK MEMBERI KESEMPATAN PEMERIKSA MEMASUKI
TEMPAT/RUANGAN YANG DIPANDANG PERLU;
 TIDAK MEMBERI BANTUAN GUNA KELANCARAN
PEMERIKSAAN
TATA CARA
PEMERIKSAAN
PASAL 31 UU KUP

DITETAPKAN OLEH
MENTERI KEUANGAN

545/KMK.04/2000 jo
123/PMK.03/2006
PRODUK PEMERIKSAAN

Surat Ketetapan Pajak (SKP):


• SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)
• SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan)
• SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar)
• SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil)
SKP
• Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP
tertentu yang nyata-nyata atau berdasarkan hasil
pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan
atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan
perpajakan.
• Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi
perpajakan
• Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak
• Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam
hal lebih bayar
• Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang
terutang
SKPKB – PASAL 13
• SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya
jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.
• SKPKB diterbitkan sehubungan dengan hasil pemeriksaan baik
atas SPT LB yang diajukan restitusi, SPT LB yang tidak diajukan
restitusi, SPT Nihil, maupun SPT KB.
Apabila kepada WP
diterbitkan NPWP 5 (lima)
dan/atau dikukuhkan
sebagai
PKP secara jabatan
SKPKBT – PASAL 15

SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan


tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan atau
dikoreksi atas ketetapan pajak sebelumnya
5 (lima) tahun
SKPLB – PASAL 17
• SKPLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
besar dari pada pajak yang terutang atau tidak seharusnya
terutang.
• SKPLB diterbitkan sehubungan dengan hasil pemeriksaan baik
atas SPT LB yang diajukan restitusi, SPT LB yang tidak diajukan
restitusi, SPT Nihil, maupun SPT KB.
Cont’d

• Dalam hal SPT LB diajukan restitusi, Ditjen Pajak harus


menerbitkan surat ketetapan pajak (SKPLB atau SKPN
atau SKPKB) dalam jangka waktu 12 bulan. Dan apabila
dalam jangka waktu 12 bulan tersebut belum diterbitkan
SKPLB, maka permohonan restitusi wajib pajak dianggap
dikabulkan, dan SKPLB harus diterbitkan selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 1 bulan setelah 12 bulan
tersebut terlewati. Atas pajak yang lebih dibayar ini (sama
dengan lebih bayar pada SPT) ditambah imbalan bunga
2% per bulan (Pasal 17B).
SKPN – PASAL 17A
• SKPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak
tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
• SKPN diterbitkan sehubungan dengan hasil pemeriksaan baik atas
SPT Nihil, SPT Kurang Bayar, maupun SPT Lebih Bayar
FUNGSI STP

– Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang


terutang menurut SPT Wajib Pajak.
– Sarana untuk mengenakan sanksi berupa
bunga atau denda.
– Sarana untuk menagih pajak.
STP DITERBITKAN BILA:

• Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak


atau kurang dibayar.
• Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan
pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan
atau salah hitung.
– Atas kekurangan pajak yang terutang dalam STP
kedua item di atas ditambah sanksi administrasi
bunga sebesar 2% per bulan maksimum 24 bulan,
dihitung sejak saat terutangnya pajak atau bagian
tahun pajak atau tahun pajak sampai dengan
diterbitkannya STP.
Cont’d

• Pengusaha telah dikukuhkan sebagai PKP tidak


membuat atau membuat faktur pajak tetapi tidak
tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya
faktur pajak.
• PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan
masa penerbitan faktur pajak
– Atas pengusaha yang melakukan kedua hal di atas
dikenakan sanksi administrasi berupa denda
sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak
Cont’d

• Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa


denda dan atau bunga.
• PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan
pengembalian Pajak Masukan
– Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan dari jumlah pajak yang ditagih
kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak sampai dengan tanggal penerbitan Surat
Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh
1 (satu) bulan
PENYIDIKAN PAJAK
• Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
• Penyidikan merupakan proses kelanjutan dari hasil pemeriksaan yang
mengindikasikan adanya bukti permulaan tindak pidana perpajakan
Cont’d

• Bukti permulaan adalah keadaan dan/atau bukti-bukti baik


berupa keterangan, tulisan, perbuatan, atau benda-benda
yang dapat memberi petunjuk bahwa suatu tindak pidana
sedang atau telah terjadi yang dilakukan oleh WP yang dapat
menimbulkan kerugian pada negara (KEP-02/PJ.7/1990)
• Pelaksanaan penyidikan dilakukan oleh penyidik
• Penyidik pajak adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkungan DirJen Pajak diberi wewenang khusus sebagai
Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
hukum acara pidana yang berlaku.
TERIMA KASIH

35

Anda mungkin juga menyukai