Anda di halaman 1dari 26

SUMBER DAYA MANUSIA DAN

PRASARANA DAN BIAYA


• Menurut  Ibrahim  Bafadal  (2010:2),
“manajemen sarana prasarana sebagai suatu
proses kerjasama pendayagunaan semua
perlengkapan  secara efektif dan efisien
meliputi perencanaan, pengadaan,
pendistribusian,  penggunaan, pemeliharaan,
inventaris, penghapusan”.
• Selanjutnya, Rohiat (2010:26) menyatakan
bahwa manajemen sarana dan prasarana
adalah kegiatan yang mengatur untuk
mempersiapkan  segala  peralatan/material
bagi terselenggaranya proses .
• Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan
untuk membantu kelancaran proses. Sarana 
dan  prasarana   adalah semua benda bergerak
dan tidak bergerak  yang  dibutuhkan  untuk
menunjang kegiatan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
• Manajemen sarana dan prasarana 
merupakan  keseluruhan proses  perencanaan 
pengadaan, pendayagunaan,  dan 
pengawasan sarana dan prasarana yang
digunakan agar tujuan  dapat dicapai dengan
efektif
• Kegiatan manajemen  sarana  dan  prasarana
meliputi:
• (1) perencanaan kebutuhan,
• (2) pengadaan,
• (3) penyimpanan,
• (4) penginventarisasian,
• (5) pemeliharaan,dan
• (6) penghapusan sarana dan prasarana .
• Adapun yang diambil peneliti sebagai Proses  manajemen  sarana 
prasarana meliputi:
• 1.    Perencanaan
• Perencanaan  adalah  suatu  proses memikirkan dan menetapkan
kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan akan dilakukan di
masa yang akan dating untuk  mencapai  tujuan  tertentu. Berdasarkan
pengertian tersebut, Ibrahim Bafadal (2008:26) mengemukakan bahwa
“perencanaan  perlengkapan   sebagai  proses  memikirkan  dan
menetapkkan program pengadaan fasilitas , baik yang berbentuk sarana
maupun prasarana  di masa yang akan  datang  untuk  mencapai  tujuan
tertentu”.
• Tujuan yang ingin dicapai dengan  perencanaan  pengadaan perlengkapan
atau fasilitas tersebut adalah untuk memnuhi kebutuhan perlengkapan.
• Oleh  karena  itu,  keefektifan  suatu
perencanaan  pengadaan  perlengkapan tersebut
dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh
pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan
perlengkapan dalam periode tertentu.
• Apabila pengadaan perlengkapan itu betul-betul
sesuai  dengan  kebutuhannya,  berarti
perencanaan  pegadaan  perlengkapan itu betul-
betul efektif.
• 2. Pengadaan
• Pengadaan  suatu  kegiatan  untuk
menyediakan keperluan barang ataupun benda
dalam pemenuhan tugas berdasarkan
kebutuhan  yang  telah  direncanakan.
Pengadaan perlengkapan  pada dasarnya
merupakan upaya merealisasikan rencana
pengadaan perlengkapan yang telah disusun
sebelumnya.
• Selanjutnya lebih jelas menurut Ibrahim Bafadal (2008:32) 
pengadaan  dapat  dilakukan dengan cara sebagai berikut :
• 1. Pembelian
• Pembelian  yang  dimaksud  disini adalah  memperoleh
 perlengkapan dengan cara membeli baik langsung dari pabrik
ataupun dari toko.
• 2. Hadiah atau sumbangan
• Hadian atau sumbangan ini sifatnya sukarelawan, siapa saja orang
yang peduli  terhadap    bisa memberikan hadiah kepada untuk
menambah sarana dan prasarana di . Hadiah-hadiah ini bisa
berasal dari murid, guru atau staf lainnya,  BP3,  penerbit, 
lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
• 3. Tukar-menukar
• Untuk memperoleh  tambahan perlengkapan  ,  pengelola bisa
mengadakan hubungan kerja sama dengan pengelola lain. Hubungan
kerjasama tersebut berupa saling menukar perlengkapan yang dimiliki.

• 4. Meminjam
• Pengadaan  sarana  dan  prasarana  bisa dilakukan dengan meminjam 
kepada  pihak-pihak tertentu.
• Dalam pengadaan sarana dan prasarana perlu  diperhatikan  segi 
kualitas  dan kuantitas  barang,  juga  harus memperhatikan prosedur
atau dasar hukum yang berlaku, sehinga sarana yang sudah ada  tidak 
menimbulkan  masalah  di kemudian hari.
• 3. Pendistribusian
• “Pendistribusian  atau  penyaluran
perlengkapan  merupakan  kegiatan
pemindahan barang dan tanggung jawab dari 
seorang  penanggungjawab penyimpanan
kepada unit-unit atau orang- orang yang
membutuhkan barang itu” (Ibrahim Bafadal,
2008:38).
• Selanjutnya ia menerangkan ada tiga hal yang
harus diperhatikan dalam pendistribusian
barang ini  yakni,  ”ketepatan  barang  yang
disampaikan baik jumlah maupun jenisnya,
ketepatan sasaran penyampaiannya, dan
ketepatan  kondisi  barang  yang
didistribusikan”.
• Untuk  memperlancar proses distribusi perlu ada penyusunan
alokasi pendistribusian. Menurut Ibrahim Bafadal (2008:39) ada
empat hal yang harus diperhatikan dan ditetapkan,yaitu:
• 1) Penerima barang, yaitu orang yang menerima barang dan
sekaligus mempertanggungjawabkannya  sesuai dengan daftar
barang yang diterima.
• 2) Waktu penyaluran barang. Waktu penyaluran barang harus
disesuaikan dengan kebutuhan barang tersebut, terutama yang
berhubungan dengan proses  belajar  mengajar.
Pendistribusian  tidak  boleh menghambat  jalannya  aktivitas .
• 3) Jenis barang yang akan disalurkan kepada pemakai.
Untuk mempermudah pengelolaan ada beberapa cara
dalam membedakan jenis perlengkapan yang ada di
misalnya, dengan melihat penggunaan barang tersebut.

• 4)  Jumlah  barang  yang  akan disitribusikan. Dalam


pendistribusian, agar keadaan barang yang sudah
disalurkan dapat diketahui secara pasti dan  dapat 
dikontrol,  perlu  ada ketegasan  jumlah  barang  yang
disalurkan.
•  4. Penggunaan Penggunaan merupakan
kegiatan memakai sarana dan prasarana
 untuk kepentingan pembelajaran. Setelah
proses pendistribusian  kepada  pihak-pihak
personel, maka barang-barang tersebut
berhak dipakai untuk kepentingan proses .
• Ibrahim Bafadal (2008:42) “mengemukakan dalam kaitan
dengan pemakaian perlengkapan  itu, ada  dua  prinsip 
yang  harus  selalu diperhatikan yaitu prinsip efektivitas
dan prinsip  efisiensi”.  Dengan  prinsip efektivitas  maka 
semua  pemakaian perlengkapan  harus ditujukan
semata-mata dalam rangka memperlancar pencapaian
tujuan. Sedangkan  prinsip  efisiensi  berarti pemakaian
semua perlengkapan  di secara hemat dan dengan hati-
hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah
habis, rusak atau hilang.
• Dalam rangka memenuhi kedua prinsip
tersebut diatas maka paling tidak ada tiga
kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
personel yang akan memakai perlengkapan ,
yaitu memahami petunjuk  penggunaan, 
menata perlengkapan dan memelihara baik
secara kontinu maupun berkala.
• Dalam hal ini, ada enam kegiatan yang bisa
dilakukan oleh pengelola perlengkapan  di .
• 5. Pemeliharaan
• Pemeliharaan sarana prasarana  merupakan suatu
bentuk kegiatan dalam rangka mengusahakan agar
barang yang tersedia tetap dalam keadaan baik dan
berfungsi  sebagai  mestinya.  Dengan perlengkapan
dalam kondisi siap pakai semua personel dapat dengan
• lancar  menjalankan  tugasnya  masing-masing.  Ada 
beberapa  macam pemeliharaan perlengkapan  di
(Ibrahim Bafadal, 2008:49) yaitu: Ditinjau dari sifatnya,
ada empat macam pemeliharaan perlengkapan
• Keempat pemeliharaan tersebut cocok dilakukan pada
perlengkapan  berupa mesin. Pertama, pemeliharaan yang
bersifat  pengecekan. 
• Pengecekan  ini dilakukan oleh seseorang yang mengetahui
tentang baik buruknya keadaan mesin. Kedua, 
pemeliharaan  yang  bersifat pencegahan.
• Pemeliharaan dengan cara demikian itu dilakukan agar
kondisi mesin selalu dalam keadaan baik. Misalnya,
memiliki sepeda motor dinas hendaknya  setiap  hari 
dilakukan pemeriksaan terhadap minyak rem dan
bensinnya.
• Ketiga, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan,
seperti perbaikan remnya. 
• Keempat,  perbaikan  berat. Sedangkan apabila
ditinjau dari waktu perbaikannya,  ada  dua  macam
pemeliharaan perlengkapan , yaitu pemeliharaan
sehari-hari dan pemeliharaan berkala.  Pemeliharaan 
sehari-hari, misalnya,  berupa  menyapu,  mengepel
lantai, dan membersihkan pintu. Sedangkan
pemeliharaan berkala, misalnya, berupa
pengontrolan  genting  dan  pengapuran tembok.
• 6. Inventaris
• Secara  definitif,  “inventaris  adalah pencatatan dan penyusunan
daftar barang milik negara secara sistematis, tertib dan teratur
berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang
berlaku” (Ibrahim Bafadal, 2008:56). Selanjutnya ia mengemukakan
dua kegiatan inventarisasi perlengkapan  ,  yaitu: 
• 1)      kegiatan  yang  berhubungan  dengan pencatatan dan
pembuatan kode barang perlengkapan; 
• 2)      kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan.
Penginventarisasian  perlengkapan  memiliki nilai guna. Melalui
inventarisasi  perlengkapan   diharapkan akan terciptanya ketertiban
administrasi  barang,  penghematan keuangan,  mempermudah  dalam
pemeliharaan  dan  pengawasan. 
• Lebih lanjut, inventarisasi mampu menyediakan data
dan informasi untuk perencanaan. Perencanaan
pengadaan perlengkapan yang baik selalu didasarkan
pada kebutuhan. Ini berarti dalam membuta rencana
pengadaan perlengkapan    harus berdasarkan  pada 
inventarisasi perlengkapan  yang ada. Nilai guna  lain 
dari  penginventarisasian perlengkapan    adalah
memberikan data dan informasi dalam rangka 
pendistribusian,  pemeliharaan, pengawasan  dan 
penghapusan perlengkapan .
• 7. Penghapusan
• Selama proses inventaris kadang-kdang petugasnya 
menemukan  barang-barang yang rusak berat. Barang-barang
itu tidak dapat digunakan dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Seandainya diperbaiki, perbaikannya akan menelan biaya yang
besar sehingga lebih baik membeli yang baru daripada
memperbaikinya.
• Demikian pula, ketika melakukan  inventarisasi  perlengkapan,
petugasnya mungkin menemukan beberapa perlengkapan
 yang jumlahnya berlebihan sehingga tidak digunakan lagi, dan
barang-barang yang kuno yang tidak sesuai dengan situasi.
• Apabila semua perlengkapan tersebut tetap
dibiarkan atau disimpan, antara biaya
pemeliharaan dan kegunaannya secara teknis
dan ekonomis tidak seimbang.
• Oleh karena itu, terhadap semua barang atau
perlengkapan tersebut perlu  dilakukan 
penghapusan. 
• Secara definitif,  Ibrahim  Bafadal  (2008:62)
“penghapusan  perlengkapan  adalah kegiatan
meniadakan barang-barang milik lembaga
(bisa juga sebagai milik negara) dari  daftar 
inventaris  dengan  cara berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku”.

Anda mungkin juga menyukai