Anda di halaman 1dari 23

Tes Kebugaran Jasmani

Nama:Miftahul Janna
Kelas:XI-IPA1 (17)
KEBUGARAN JASMANI

 American College of Sports Medicine mendefinisikan kebugaran jasmani


sebagai kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang
hingga berat tanpa merasa lelah dan kapabilitas untuk memelihara
kemampuan tersebut sepanjang hidup.
 US Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa kebugaran
jasmani adalah seperangkat perlengkapan yang dimiliki atau didapatkan
seseorang yang berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas fisik.
 Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
fisik dalam waktu yang relatif lama, yang dilakukan secara cukup efisien,
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
KEBUGARAN JASMANI PHISICAL FITNESS

Banyak ahli yang mengungkapkan batasan kebugaran/kesegaran jasmani menurut


sudut pandang masing-masing.
Batasan Kesegaran Jasmani menurut ahli pendidikan jasmani adalah”Kondisi yang
mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif
tanpa mengalami kelelahan yang berarti”.
Kesegaran/kebugaran jasmani yang di maksud tidak hanya mencakup ranah fisik
saja tetapi juga mental,social,dan emosi,sehingga merupakan
kesegaran/kebugaran yang total.
Dewasa ini konsep kesegaran/kebugaran jasmani berkembang menjadi dua
macam,yaitu Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan yang
berhubungan dengan ketrampilan olah raga
Fungsi Tes dan Penggukuran Kebugaran
Jasmani:
 Fungsi tes kebugaran jasmani dalam program pengajaran pendidikan jasmani
di sekolah adalah:
 Menggukur kemampuan fisik siswa
 Menentukan status kondisi fisik siswa
 Menilai kemampuan fisik siswa,sebagai salah satu tujuan pengajaran
pendidikan jasmani
 Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa
 Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran
jasmaninya
 Sebagai salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai pelajaran
pendidikan jasmani
Unsur-unsur dalam
kesegaran/kebugaran:

 KELINCAHAN
 KESEIMBANGAN
 KOORDINASI
 KECEPATAN
 POWER
 WAKTU REAKSI
 BERKAITAN DENGAN
 KESEHATAN
 DAYA TAHAN EROBIK
 KOMPOSISI TUBUH
 KELENTUKAN
 KEKUATAN OTOT
 DAYA TAHAN OTOT
Pengetahuan Kebugaran Jasmani:

 Menurut pusat kesehatan jasmani dan rekreasi Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan tentang Kebugaran Jasmani adalah demikian : Orang yang bugar
jasmaninya mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 Mempunyai kemampuan fisik yang memuaskan
 Mempunyai ukuran badan yang proporsional
 Mempunyai fleksibilitas persendian yang baik
 Mampu mengurangi ketegangan otot
 PROGRAM PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI
 HAKEKAT KEBUGARAN JASMANI
 Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia akan banyak di pengaruhi oleh cara
hidup dan lingkungan dimana manusia tersebut berada.Salah satu cara hidup atau
kebiasaan hidup tersebut adalah pengerahan fisik.
 Seseorang yang mempunyai kesegaran/kebugaran jasmani yang tinggi akan dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik tanpa kelelahan yang berarti,serta tubuhnya
tetap segar ketika berhenti bekerja dan pada saat istirahat.Seseorang yang mempunyai
tingkat kesegaran yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera saat melakukan
aktifitas kerja fisik yang berat.Kurangnya daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan
otot, kecepatan dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya cedera olah
raga.
Kebugaran Fisik
Kebugaran
Jantung
paru

Health Fleksibili Kelincahan


Komposisi
Tubuh Related tas/kelen
turan otot

Fitness Waktu
reaksi
Keseimbang
an

Skills
Kekuatan
&
Ketahanan
Related
Otot
Kecepatan
Fitness Daya ledak
otot

Koordinasi
Kebugaran Kardiorespirasi

 Kebugaran kardiorespirasi adalah kapasitas sistem kardiovaskular dan


respirasi seseorang untuk memasok oksigen dan energi selama aktivitas fisik
berkelanjutan (Dorland, 2007).
 Kebugaran kardiorespirasi bukan hanya sebagai pengukuran objektif dari
kebiasaan aktivitas fisik, akan tetapi juga digunakan sebagai indikator untuk
diagnosis dan prognosis dari status kesehatan pasien (Lee et al., 2010).
 Status kesehatan dan kualitas hidup pasien diketahui memiliki asosiasi dengan
tingkat kebugaran kardiorespirasi (Sloan et al., 2009).
Faktor-faktor yang menentukan
kebugaran kardiorespirasi
 Genetik
 Usia
 Jenis kelamin
 Aktivitas fisik
Pengukuran kebugaran kardiorespirasi

 Salah satu indikator kardiorespirasi adalah dengan mengukur jumlah asupan


oksigen maksimum saat tubuh sedang beraktivitas berat (VO 2 maks).
 Uji VO2 maks adalah standar emas untuk mengukur kabugaran kardiorespirasi
atau kebugaran jasmani (Ortega et al., 2008; Fogelholm, 2010).
 Pengukuran VO2 maks dapat dilakukan secara langsung dengan menganalisis
udara inhalasi dan ekshalasi yang dilakukan dengan usaha maksimal, dan
dinyatakan dengan satuan konsumsi oksigen per menit (L/menit) atau
konsumsi oksigen pada individu dengan berat badan tertentu per menit
(mL/kg/menit) (Lee et al., 2013).
 Contoh: Cardiopulmonary Exercise Testing (CPET), Taylored, Quinton.
Tes Kebugaran yang Dilakukan
di Lapangan (field)

 Tes Balke  lari selama 15 menit


 Tes Cooper  lari selama 12 menit
Tes Kebugaran yang Dilakukan
di Laboratorium

Treadmill
Protokol Bruce
Protokol Naughton

Sepeda Statis
Metode Astrand
Protokol Fox, Protokol YMCA

Naik Turun Bangku


Harvard Step Test, Queen College Step Test,
Astrand-Ryhming, YMCA
Adaptasi tubuh terhadap olahraga

 Kemampuan untuk melakukan kerja atau perubahan

 Memerlukan energi

 Energi tidak dapat dibentuk/ dirusak; yang ada adalah perubahan dari bentuk
energi yang satu ke bentuk yang lain (Hukum Kekekalan Energi)
 Tubuh mengubah energi potensial yang ada dalam makanan  energi kinetik
(proses katabolisme)

 Perubahan di atas tidak terjadi secara langsung melainkan disimpan dulu


dalam bentuk ATP yang mengandung ikatan phosphat berenergi tinggi
 ATP mengandung ikatan phosphat berenergi tinggi  apabila dipecah ak
menghasilkan energi yang besar

 Mekanisme tubuh menghasilkan ATP:


1. Sistem ATP-Fosfokreatin
2. Jalur Glikolisis
3. Jalur Fosforilasi oksidatif
 Dari 3 proses tsb, jalur fosforilasi oksidatif menghasilkan jumlah energi
terbesar

 Jalur tsb memerlukan O2 untuk menghasilkan energi


 Sehingga, jumlah O2 per satuan waktu yang diambil oleh tubuh mencerminkan
tingkat metabolisme oksidatif

 Ketika tubuh kita memerlukan lebih sedikit energi (mis dalam keadaan
istirahat), jumlah O2 yang diperlukan tubuh-pun sedikit saja
 Tetapi, saat tubuh dalam keadaan bekerja/ berolahraga, maka tubuh
memerlukan jumlah O2 yang lebih banyak

 Untuk memenuhi kebutuhan O2, maka diperlukan adaptasi sistem


kardiovaskular dan respirasi
 Saat kita bekerja/ berolahraga, curah jantung kita bertambah untuk
memenuhi pasokan darah yang kaya O2 ke jaringan perifer, terutama otot
rangka

 Curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung


 Berdasarkan rumus di atas, untuk memenuhi demand curah jantung
yang tinggi selama beraktivitas/berolahraga, adalah melalui:
1. Peningkatan volume sekuncup
2. Peningkatan frekuensi denyut jantung
 Cara yang kedua (peningkatan frekuensi denyut jantung) kurang efektif,
karena dua alasan berikut:
1. Jumlah/ vol O2 yang diambil lebih sedikit
2. Terdapat batas maksimal frek denyut jantung seseorang yang tergantung
beberapa faktor, seperti umur dan jenis kelamin  shg, dgn pencapaian lebih
awal frek denyut jantung yang tinggi, orang tsb akan lebih cepat lelah
 Sekian, terima kasih

 AlhamduLILLAH

Anda mungkin juga menyukai