Anda di halaman 1dari 29

Konsep

Unit dasar dalam bahasa pemikiran teoritis adalah


konsep. Webster ( 1991) menggambarkan konsep
adalah sesuatu yang dipahami atau dikandung
pikiran- suatu pemikiran atau suatu dugaan.
konsep adalah kata-kata yang menghadirkan
kenyataan dan tingkatkan kemampuan kita untuk
mengkomunikasikan tentang itu.
Konsep mungkin empiris atau abstrack,
tergantung pada kemampuan mereka untuk
mengamati dunia nyata. Konsep disebut
empiris ketika mereka dapat mengamati atau
berpengalaman melalui pikiran sehat. Suatu
stetoskop adalah suatu contoh dari suatu
konsep empiris; Dapat dilihat dan disentuh.
Konsep abstrak adalah segala sesuatu yang
tidak dapat diamati, seperti harapan dan
ketidakterbatasan. Semua konsep menjadi
abstrak saat objeknya tidak dapat dilihat.
Semua konsep menjadi abstrak bila tidak ada
wujudnya.
Ada persetujuan umum didalam literatur
keperawatan yang mempunyai kaitan dengan
empat konsep besar yaitu :
Orang, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan.
Bersama-sama konsep menyusun meta-
paradigma keperawatan. Suatu meta-paradigm
yang mengidentifikasi isi inti suatu disiplin
ilmu. Meta paradigm keperawatan, masing
masing dari empat konsep tersebut adalah
abstrak
Orang mungkin diartikan sebagai individu,
keluarga, dan masyarakat, atau semua dari
umat manusia. Dalam konteks ini. Person
adalah seseorang yang menerima layanan
keperawatan.

Kesehatan menghadirkan suatu status


keadaan/kondisi seseorang yang paling baik
dan diputuskan oleh klien dan perawat.

Lingkungan diartikan segala sesuatu yang


tercakup, masyarakat, atau alam semesta dan
semua isinya.

Keperawatan adalah satu disiplin ilmu dan seni.


Konsep merupakan elemen yang digunakan
dalam menghasilkan teori. Kerlinger (1973)
mendefinisikan teori sebagai kumpulan konsep-
konsep, definisi-definisi, dan usulan-usulan yang
memproyeksikan sebuah pandangan sistematis
atas fenomena dengan merancang hubungan-
hubungan khusus diantara konsep-konsep untuk
keperluan penggambaran, penjelasan, perkiraan,
dan atau mengendalikan fenomena, dan
merupakan abstraksi tingkat tinggi dibandingkan
dengan model.
Chinn dan Kramer (1991)
mendefinisikan teori sebagai suatu
structuring gagasan yang kaku dan
kreatif yang merancang sesuatu
bersifat sementara, yang penuh arti,
dan pandangan gejala sistematis.
Melies (1991) mendefinisikan teori
keperawatan sebagai suatu
conceptualisasi yang dikomunikasikan
dan dilafalkan dari kenyataan yang
ditemukan atau ditemukan hubungan
dan gejala pusat dalam keperawatan
untuk kepentingan menguraikan,
menjelaskan, meramalkan, atau
pelayanan keperawatan.
Barnum (1994) mengatakan bahwa
teori keperawatan yang komplet adalah
teori yang mempunyai konteks, isi, dan
proses. Konteks adalah lingkungan
tempat dimana perawat melakukan
tindakan. Isi adalah subjek Dari teori.
Proses adalah metoda yang digunakan
oleh perawat untuk mengaplikasin teori.
Tingkatan teori merujuk pada ruang lingkup,
atau cakupan, dari fenomena untuk
mengaplikasikan teori. Tingkatan abstrak
konsep dalam teori sangatlah dekat dalam
ruang lingkupnya. Chinn dan Kramer (1991)
mengatakan bahwa teori mungkin
mempunyai karakteristik sebagai mikro,
makro, molecular, molar, atomistic, dan
holistic.
Dickoff, James, & Wiedenbach

Perkembangan teori terdiri dari


empat tingkatan yaitu :Factor
isolating,factor relating, situation-
relating, dan situation producing.
1. Factor isolating
Menjelaskan secara alami, hal ini melibatkan penamaan
dan dan klasifikasi fakta atau kejadian
2. Factor relating
Memerlukan faktor-faktor hubungan atau asosiasi seperti
bagaimana cara memahami melukiskan situasi yang
besar.
3. Situation relating
Menjelaskan dan memprediksi bagaimana situasi itu
berhubungan
4. Situation producing
Memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai
bagaimana dan kenapa situasi itu berhubungan. Jadi
saat teori digunakan sebagai acuan, penilaian, situasi itu
terjadi.
1. Proses Pengembangan Teori
Pengembangan teori adalah suatu proses,
yang utamanya melibatkan induksi, desuksi,
dan retroduksi
 
2. Induksi
Suatu penalaran dari spesifik beralih ke umum
(general). Dalam logika induktif fakta-fakta
disatukan menajdi kesatuan sesuatu yang
lebih besar. Dalam penelitian induktif kejadian
khusus diamati dan dianalisis sebagai
landasan untuk merumuskan pernyataan
teoritis umum.
3. Deduksi
Suatu bentuk penalaran logis dari hal
umum berkembang ke spesifik. Proses
ini melibatkan sederatan pernyataan
teoritis yang diperoleh dari pernyataan
umum.
 
2. Retroduksi
Menggabungkan induksi dengan
deduksi, menggunakan analogi untuk
menghasilkan teori.
PRAKTEK PENELITIAN

TEORI
Florence Nightingale
Nightingale’s (1859/1992) tercatat dalam sejarah
keperawatan sebagai orang pertama yang
memperkenalkan teori keperawatan, teorinya
berfokus pada manipulasi lingkungan untuk
memberikan manfaat/keuntungan bagi pasien.
Walaupun Nightingale tidak melakukan tindakan
berdasarkan teori keperawatan. Tapi telah secara
langsung memberikan layanan keperawatan
selama lebih 100 tahun
The Colombia School – the 1950s
Pada tahun 1950-an kebutuhan untuk
mempersiapkan administrasi pendidikan
keperawatan tingkat tinggi dan posisi dalam
fakulas sudah dikenali. Colombia University’s
teacher college mengembangkan program
pendidikan tingkat tinggi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Konseptual teori keperawatan
pertama datang dari program ini, yaitu Peplau,
Henderson, Hall dan Abdellah.
Teori yang diberikan di Colombia College diambil
dari model biomedik yang terfokus pada tindakan
keperawatan, dan peran fungi perawat.
Mempertimbangkan masalah pasien dan fokus
tindakan keperawatan yang diberikan.
The Yale School – 1960s
Tahun 1960-an pemikiran teori dalam
keperawatan berubah dari focus terhadap
masalah/kebutuhan dan peran fungsi perawat
ke focus terhadap hubungan antara perawat
dan pasien. Teori dari Yale School
berpandangan bahwa keperawatan adalah
suatu proses bukannya suatu akhir dari
sesuatu. Mereka melihat bagaimana kerja
perawat, apa yang dikerjakan perawat, dan
bagaimana pasien merasakan situasi
tersebut. Teori dari sekolah ini mencakup
Orlando dan Wiedenbach.
Tahun 1970-an
Pada masa ini banyak teori
keperawatan diperkenalkan. Banyak
teori yang telah direvisi ulang dari
pembuatan pertama. Dibawah teori
keperawatan yang muncul tahun 1970-
an
Tahun 1980-an
Pada tahun ini banyak teori keperawatan
yang direvisi berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan dan menyebarluaskannya.
Pada tahun ini beberapa orang tercatat
memberikan kontribusi terhadap batang
keilmuan keperawatan, seperti Dorothy
Johnson, Rosemarie Rizzo Parse, Madeleine
Leininger, dan Ericson, Tomllin dan Swain.
Tahun 1990-an
Pada tahun ini, studi penelitian yang
menguji dan memperluas teori ilmu
keperawatan adalah banyak, yang
mengabdikan secara eksklusif kepada
presentasi dari temuan riset theory-
based dan topik teoritis.
Teori teori yang muncul pada tahun ini
antara lain
Needs/Problem-oriented Interaction-oriented
Theories theorists
Nightingale Pepleu
Abdellah Orlando
Henderson Wiedenbach
King
Orem
Paterson & Zderad
Hall
Ericson, Tomlin, dan Swain
Watson Boykin dan schoenhofer

System-oriented theorists Energy field theorist


Johnson Rogers
Roy
Newman Parse
Levine Newman
Leininger
Torrest (1990) mengatakan tentang
karakteristik teori adalah

1. Teori dapat menghubungkan konsep-


konsep satu dengan lain sebagai jalan untuk
memandang sesuatu dari sudut yang
berbeda. Teori dibangun dari konsep, yang
memberikan gambaran mental yang dapat
mewakili kenyataannya
1. Teori harus logis secara alami. Torres
mendefinisikan logic sebagai memberi alas an
dengan rapi. Hubungan antar konsep harus
konsisten digunakan dengan teori, tidak boleh
ada kontradiksi antara konsep dan teori, harus
ada hubungan antara konsep dan teori, dan
tujuan teori. Hubungan dan tujuan teori harus
sejalan dengan asumsi teori.
2. Teori seharusnya simple namun umum. Teori
mungkin didefinisikan sebagai “ketat(tight)” atau
“hemat”, jika pernyataan adalah menyatakan
terminologi yang paling sederhana yang mungkin
pada waktu yang sama menguraikan,
menjelaskan, atau meramalkan suatu cakupan
luas pengalaman mungkin didalam praktek
keperawatan.
4. Teori merupakan dasar untuk hipotesis yang dapat
diuji atau untuk teori yang dapat diperluas.
Penelitian kuantitatif yang dilakukan di lahan
praktek untuk melakukan pengujian hypothesis
menggunakan analisa statistik untuk menemukan
kebenaran.
5.  Teori memberikan kontribusi terhadap
peningkatan keilmuan dengan cara
pelaksanaan penellitian, aplikasi hasil
penelitian untuk melakukan validasi terhadap
teori.
6. Teori dapat digunakan oleh pelaksana
(praktisioner) sebagai tuntunan dan
meningkatkan kemampuan praktek.
7. Teori harus konsisten dengan teori lain
yang sudah divalidasi, hukum, dan
prinsip tetapi akan masih terbuka
pertanyaan tidak dijawab yang perlu
untuk diselidiki.
1.  Kejelasan
Kejelasan skematik dan structural serta
konsisten cukup penting. Untuk menilai hal ini,
seseorang harus mengenali konsep-konsep
utama dan sub-sub konsep serta mengetahui
definisi-definisinya. 
2. Kesederhanaan
Dalam teori keperawatan, para praktisi perlu
teori yang sederhana untuk tuntunan praktek.
(chin dan Jacobs)
3. Generality
Untuk menentukan keumuman suatu teori,
cakupan konse-konsep dan tujuan didalam
teori dilakukan dengan pengujian. Makin
terbatas cakupan konsep dan tujuan-tujuan,
maka makin kurang umum teori tersebut.
4. Kesesuaian empiris
Kesesuaian empiris terkait dengan testabilitas
dan kegunaan akhir suatu teori dan merujuk
kepada perluasan dimana konsep-konsep
yang dijelaskan diturunkan pada realitas
teramati.
5. Hasil-hasil yang diperoleh
Teori ilmu keperawatan harus memberi
arahan untuk riset dan praktek,
menghasilkan ide-ide baru dan
membedakan focus keperawatan dari
profesi-profesi lain.

Anda mungkin juga menyukai