• 3. Bersungguh-sungguhlah
untuk bisa dan berbicara
dalam bahasa Arab dengan
fasih karena itu bagian dari
syiar-syiar Islam
( اِ ْجتَ ِه ْدBersungguh-sungguhlah)
• Ini mengisyaratkan bahwa
masalah ini tidak mudah, tapi
memerlukan perjuangan berat
(mujahadah) dengan
mengeluarkan segala daya dan
upaya
• Tentu awal mula wasiat ini
disampaikan kepada orang Arab,
padahal mereka berbahasa Arab,
tetapi bukan bahasa Arab fushha
• Kepada orang Arab saja
disuruh bersungguh-
sungguh, bagaimana
dengan kita?
• Seharusnya lebih
bersungguh-sungguh lagi
• Apa daya dan upaya
yang sudah kita lakukan
untuk merealisakan
wasiat ini?
Bagian Syi’ar Islam
• Bahasa Arab adalah salah satu
syi’ar Islam
• Dikatakan, “Arab adalah bahasa,
maka siapa yang berbahasa Arab
berarti ia orang Arab.”
• Mesir dahulu bukan Arab tapi
Qibthi; karena berbahasa Arablah
makanya Mesir jadi Arab
• Bahasa Arab fushha = bahasa Arab
yang jelas ين
(ٍ ِس ٍان َع َربِ ٍّي ُمب
َ ِ ) ِ بل26:195
ل
اء اَل يَأْتِي بِ َخ ْي ٍرر ِ الش ُئو ِن فَِإ َّن
الم ُّ ن ِ َي َشأْ ٍن
م ِّ أ ي ِ
ف ل
َ د ِ ِ
َ َ ا َتُ ْكث
ْج
ل ا ر
ََ ْ َ
• 4. Jangan memperbanyak
perdebatan dalam berbagai
urusan karena perbantahan
itu tidak akan
mendatangkan kebaikan
Jidal, Hiwar, dan Munaqasyah
• JIDAL atau JADAL (perdebatan)
– menolak rusaknya perkataan LAWAN,
dengan mengemukakan
argumentasinya, atau keraguan, atau
dengan melakukan hal itu ia bermaksud
meluruskan pembicaraannya, dan itu
adalah pertengkaran sejati (dari kitab
At-Ta’rifat)
– Contoh: Khaulah (Khuwailah) binti
Tsa’labah yang memajukan gugatan
terhadap Rasulullah SAW berkenaan
dengan perilaku suaminya (Aus bin
Shamith)
• HIWAR = dialog
• MUNAQASYAH = diskusi
• Jadi jadal atau jidal
mendudukkan orang itu
sebagai lawan, sedangkan
hiwar dan munaqasyah
semuanya setara
“Jangan Banyak”
• Ini artinya perdebatan itu kadang
tidak bisa dihindari dan tidak
mungkin sama sekali kita tidak
pernah berdebat
• Shahabiyah saja ada yang
mendebat Rasulullah SAW
• Tapi, yang penting tidak banyak
porsinya sehingga mengarah
kepada sikap “asbed” (asal beda),
nyleneh, kontroversial
Larangan Jidal
• Larangan jidal dalam
rangka membela orang-
orang yang berkhianat
(kasus Bani Ubairiq)
– 4:107
– ون َ َواَل تُ َجا ِد ْل َع ِن الَّ ِذ
َ ُين يَ ْختَان
َ ُأَ ْنف
س ُه ْم
• Larangan jidal dengan ahli
kitab kecuali dengan dua
syarat
– Dengan cara terbaik
– Dengan orang-orang zhalim di
antara mereka
29:46
ض ا ْل َجنَّ ِة
ِ َاط ٌل بُنِ َي لَهُ فِي َرب ِ َب َو ُه َو ب َ َمنْ تَ َر َك ا ْل َك ِذ
س ِط َها ٌّ َو َمنْ تَ َر َك ا ْل ِم َرا َء َو ُه َو ُم ِح
َ ق بُنِ َي لَهُ فِي َو
“Siapa yang meninggalkan dusta
padahal dia salah maka baginya
bangunan di pinggiran sorga,
dan siapa yang meninggalkan
perbantahan padahal dia benar
baginya bangunan di tengah
sorga.” (HR. At-Tirmidzi)