Anda di halaman 1dari 14

“Faktor Abiotik: Fisik Dan Kimia Perairan

(Tawar Dan Laut) Dan Dampaknya


Terhadap Kehidupan Hidrobiota ”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. Wahidatul Khotimah (A1J118001)


2. Muhamad Arsyad (A1J118035)
3. Andika Juardin (A1J118047)
4. Selda Safitri (A1J118061)
A. Faktor Fisik Perairan
1. Suhu Air
Suhu perairan terutama di lapisan permukaan sangat tergantung pada
jumlah panas yang diterimanya dari matahari. Jumlah panas yang diserap
oleh air laut pada suatu lokasi semakin berkurang bila letaknya semakin
mendekati kutub, atau dengan perkataan lain lokasi yang letak lintangnya
semakin tinggi.
2. Kecerahan Air
Tingkat kecerahan air akan semakin tinggi dengan semakin jauhnya
jarak dari pantai. Tingkat kecerahan yang rendah di perairan sungai dan laut
yang berdekatan dengan pantai di duga akibat banyak terdapatnya partikel
tersuspensi yang terbawa aliran sungai dari lahan atas dan adanya proses
sedimentasi serta abrasi pantai.

3. Kecepatan Arus
Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat
disebabkan oleh tiupan angin, karena perbedaan dalam densitas air laut atau
disebabkan oleh gerakan gelombang. Pada dasar perairan yang dangkal
arusnya deras.
B. Faktor Kimia Perairan
1. Deraja Keasaman (pH)
pH suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia yang cukup
penting dalam memantau kestabilan perairan. Jika nilai pH berada di
bawah standar baku mutu maksimum maka kualitas air/ sedimen bersifat
acid (asam). Begitupun jika nilai pH berada di atas standar baku mutu
maksimum maka kualitas air/ sedimen bersifat alkali (basa). Rendahnya
nilai pH dipengaruhi oleh buangan limbah bahan organik dan anorganik
melalui perairan.
2. Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air
laut, dimana salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotik air, semakin
tinggi salinitas maka akan semakin besar pula tekanan osmotiknya. Perbedaan
salinitas perairan dapat terjadi karena adanya perbedaan penguapan dan
presipitasi.

3. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut adalah total jumlah oksigen yang ada (terlarut) di air.
Umumnya oksigen dijumpai pada lapisan permukaan karena oksigen dari udara
di dekatnya dapat secara langsung larut berdifusi ke dalam air laut.
●4. Ammonia Total (NH3-N)
● Kadar ammonia dalam air laut sangat bervariasi dan dapat berubah
secara cepat. Ammonia dapat bersifat toksik bagi biota jika kadarnya melebihi
ambang batas maksimum.

●5. Fosfat (PO4-P)


● Fosfat yang merupakan salah satu senyawa nutrien yang sangat
penting di laut. senyawa fosfat di perairan berasal dari sumber alami seperti
erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan.
6. Nitrat (NO3-N)
Nitrat (NO3-N) adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami. konsentrasi
nitrat di perairan dapat disebabkan oleh masukan bahan organik yang tinggi dari
aktivitas daratan yang dapat berupa erosi daratan, masukan limbah rumah
tangga, limbah pertanian berupa sisa pemupukan dan lainnya yang terbawa ke
perairan laut.

7. Sulfida (H2S)
Sulfida (H2S) merupakan gas yang dihasil dari dekomposisi bahan organik
yang dilakukan oleh bakteri anaerob dan merupakan gas yang sangat berbahaya
bagi biota perairan serta menghasilkan bau yang tidak enak. Penyumbang
terbentuknya hidrogen sulfida berbesar yaitu kawasan pemukiman, pelabuhan
dan industri.
C. Dampak Faktor Fisik terhadap
kehidupan Hidrobiota
1. Suhu Air
Suhu memegang peranan terhadap kehidupan hidrobiota, baik itu
ekosistem laut maupun ekosistem air tawar. Salah satu organisme yang
terkena dampak dari faktor ini yaitu ikan. Ikan memiliki kisaran suhu
optimum tersendiri, yaitu 20-30℃. Apabila suhu dalam perairan melebihi
suhu optimum tersebut maka ikan tersebut akan mengalami stress yang
dapat berakibat kematian. Selain itu, suhu juga dapat mempengaruhi laju
metabolisme organisme perairan.
2. Kecerahan Air
bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat
orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme air dalam
habitatnya. Apabila intensitas cahaya matahari berkurang, hewan air
akan dirangsang untuk melakukan ruaya (migrasi).

3. Kecepatan Arus
Arus memiliki peranan bagi kehidupan hidrobiota, misalnya
rumput laut. arus merupakan faktor pembatas dalam penyebaran
spora, pelekatan, dan pertumbuhan rumput laut. Hal ini dikarenakan
zat hara yang ada di perairan dibawa oleh arus, sehingga zat hara
diperairan dapat tersebar dan gerakan air mempengaruhi melekatnya
spora pada substratnya.
D. Dampak Faktor Kimia terhadap
Kehidupan Biota
1. pH air
Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar
untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami
akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat
menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan kadar CO2 yang dapat
membahayakan kehidupan biota laut.
2. Salinitas
Salinitas merupakan faktor abiotik yang sangat menentukan
penyebaran biota laut. Perairan dengan salinitas lebih rendah atau lebih
tinggi dari pada pergoyangan normal air laut merupakan faktor
penghambat untuk penyebaran biota laut tertentu. Salah satu organisme
yang terkena dampak tersebut adalah lili laut atau Crinoidea.

3. Oksigen Terlarut
Kelarutan oksigen mempengaruhi kehidupan organisme di suatu
perairan, karena oksigen terlarut disuatu perairan merupakan faktor
pembatas. Jika kadar oksigen terlarut terlalu rendah bisa mengakibatkan
biota air akan mati.
4. Ammonia Total (NH3-N)
ammonia merupakan salah satu parameter pencemaran organik di
perairan, jika konsentrasi ammonia di perairan terdapat dalam jumlah
yang terlalu tinggi dapat diduga adanya pencemaran.

5. Fosfat (PO4-P)
Biota air membutuhkan kadar fosfat untuk kehidupannya, namun
jika dalam konsentrasi yang berlebihan akan menimbulkan dampak
yang berbahaya. Jumlah fosfat yang tinggi akan menghasilkan
pertumbuhan alga yang sangat besar dan berakibat kurangnya sinar
matahari yang masuk ke perairan.
6. Nitrat (NO3-N)
Nitrat memiliki dampak yang baik bagi kelangsungan hidup
organisme. Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila didukung
oleh ketersedian nutrient.

7. Sulfida (H2S)
Sulfida memiliki dampak yang merugikan bagi kehidupan hidrobiota.
Suflida merupakan gas yang sangat berbahaya bagi biota perairan dan
menghasilkan bau tidak enak. Selain itu sulfide yang tidak terionisasi
memiliki sifat toksik bagi kehidupan biota perairan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai