Anda di halaman 1dari 34

DERET

Puji Aryani, P.hD


DERET
Deret ialah rangkaian bilangan yang tersusun secara
teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan
pembentuk sebuah deret dinamakan “suku”
Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk
sebuah deret terlihat pada “pola perubahan” bilangan-
bilangan tersebut dari satu suku ke suku berikutnya.
Deret Hitung
Deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan
penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret
hitung ini dinamakan pembeda, yaitu merupakan
selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.
Contoh: 7,12,17,22,27,32 (pembeda: 5)
93, 83,73,63,53,43 (pembeda: -10)
Suku ke- n dari Deret Hitung
7, 12, 17,22, 27, 32
(S1, S2, S3, S4, S5, S6)

Sn = a + (n-1) b dimana,
Sn = suku ke –n
a = suku pertama = S1
b = pembeda
n = indeks suku
Contoh : hitung nilai suku ke-10 dan ke-23 dari deret hitung
di bawah ini:
a. 7, 12, 17, 22, 27, 32
b. 93, 83, 73, 63, 53, 43
Jawab:
c. S10 = 7 + (10-1) (5)
= 52
S23 = 7 + (23-1) (5)
= 117
b. S10 = 93 + (10-1) (-10)
=3
S23 = 93 + (23-1) (-10)
= -127

Jumlah n suku
Jumlah n suku adalah jumlah nilai suku-sukunya, sejak suku
pertama (S1 atau a) sampai dengan suku ke- n (Sn) yang
bersangkutan.
Jn = n/2 (a + Sn) atau
Jn= (n)(a) + n/2 (n – 1) b ; bila Sn tidak diketahui.
Dimana: Jn = Jumlah n suku
Contoh : Hitung jumlah sampai dengan suku ke 10 untuk
deret hitung dibawah ini
a. 7, 12, 17, 22, 27, 32,…. (S10 = 52)
J10 = 10/2 (7 + 52) = 295
b. 93, 83, 73, 63, 53, 43
J10 = (10)(93) + 10/2 (10 – 1) (-10) = 480
Deret Ukur
Deret ukur ialah deret yang perubahan suku-sukunya
berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan.
Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah deret
ukur dinamakan pengganda, yaitu merupakan hasil
bagi nilai suatu suku terhadap nilai suku di depannya.
5, 10, 20, 40, 80, 160 (pengganda = 2)
512, 256, 128, 64, 32, 16 (pengganda = 0.5)
Suku ke-n dari deret ukur

Sn = apⁿ⁻¹ , dimana:
Sn = suku ke-n deret ukur
a = suku pertama
p = pengganda
n = indeks suku
Contoh : cari nilai suku ke 10 dari deret ukur dalam
contoh 1 dan 2 di atas.
5, 10, 20, 40, 80, 160
S10 = (5) (2)⁹ = (5) (512) = 2560

512, 256, 128, 64, 32, 16


S10 = (512) (0,5)⁹ = (512) (1/512) = 1
Jumlah n suku deret ukur

Jn = a(1 - pⁿ) / 1-p….. |p|<1 atau


Jn = a(pⁿ - 1) / p-1….. |p|>1
Untuk contoh di atas, di mana a=5 dan p=2, jumlahnya
sampai dengan suku ke 10 adalah:

J10 = 5(2¹⁰ - 1) / 2-1 = 5 (1023) / 1 = 5115


Untuk contoh satu lagi, di mana a = 512 dan p= 0,5, maka
jumlah dari sepuluh suku pertamanya adalah:
J10 = 512 (1 – 0,5¹⁰) / 1-0,5 = 1023
PENERAPAN EKONOMI
1. Model Perkembangan Usaha.
2. Model bunga majemuk
3. Model pertumbuhan penduduk

Model Perkembangan Usaha.


Kasus 1.
Perusahaan genteng “Sokajaya” menghasilkan 3.000 buah
genteng pada bulan pertama produksinya. Dengan
penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitasnya,
perusahaan mampu menambah produksinya sebanyak 500
buah setiap bulan. Jika perkembangan produksinya konstan,
berapa buah genteng yang dihasilkannya pada bulan kelima?
Berapa buah genteng yang dihasilkan sampai dengan bulan
tersebut?
Penyelesaian:
a = 3.000, b = 500, n = 5
S5 = 3.000 + (5-1)500 = 5.000
J5 = 5/2 (3.000 + 5.000) = 20.000

Jadi, jumlah produksi pada bulan kelima adalah 5.000 buah,


sedangkan jumlah seluruh genteng yang dihasilkan s.d bulan
tersebut adalah 20.000 buah.
Kasus 2
Besarnya penerimaan PT “X” dari hasil penjualan
barangnya 720 juta rupiah pada tahun kelima, dan 980 juta
rupiah pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan
penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret hitung,
berapa perkembangan penerimaannya per tahun? Berapa
besarnya penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun ke
berapa penerimaannya sebesar 460 juta rupiah?
S7 = 980 (juta), a + 6b = 980
S5 = 720 (juta), a + 4b = 720
kurangkan kedua persamaan menjadi:
2b = 260, b = 130…perkembangan penerimaan per
tahun
a = S1= ? a + 4(130) = 720, a = 720 – 52 , a = 200
Penerimaan pada tahun pertama = 200 juta rupiah.
460 = 200 + (n-1)130
460 = 200 + 130 n -130
390 = 130n, n = 3. Penerimaan sebesar 460 juta rupiah
diterima pada tahun ketiga.
Model Bunga Majemuk: merupakan penerapan deret ukur
dalam kasus simpan pinjam dan kasus investasi. Model ini
dapat menghitung besarnya pengembalian kredit dimasa
datang berdasarkan tingkat bunganya. Atau untuk
menghitung nilai sekarang dari suatu jumlah hasil
investasi yang akan diterima dimasa yang akan datang.
 Jika misalnya modal sebesar P dibungakan secara
majemuk dengan suku bunga per tahun setingkat i, maka
jumlah akumulatif modal tersebut dimasa yang akan
datang setelah n tahun (Fn) dapat dihitung sebagai berikut:
Fn = P (1 + i) dimana:
Fn = jumlah akumulatif modal setelah n tahun
P = jumlah sekarang
n = jumlah tahun
Rumus di atas mengandung anggapan tersirat bahwa
bunga diperhitungkan dibayarkan satu kali dalam setahun.
Apabila bunga diperhitungkan dibayarkan lebih dari satu
kali (misalnya m kali, masing-masing i/m per termin)
dalam setahun, maka jumlah dimasa mendatang menjadi:
Fn = P (1 + i/m)ᵐⁿ , dimana:
m= frekuensi pembayaran bunga dalam setahun
Suku (1 + i) dan (1 + i/m) dalam dunia bisnis dinamakan
“faktor bunga majemuk” (compounding interest factor),
yaitu suatu jumlah lebih besar dari 1 yang dapat dipakai
untuk menghitung jumlah di masa datang dari suatu
jumlah sekarang.
Berdasarkan rumus di atas, dapat dihitung juga besarnya
nilai sekarang apabila yang diketahui jumlahnya di masa
mendatang.
P = 1/(1 + i)ⁿ . F atau P = 1/(1 + i/m)ᵐⁿ . F

Suku 1/(1 + i)ⁿ dan 1/(1 + i/m)ᵐⁿ dinamakan “faktor


diskonto” (discount factor), yaitu suatu bilangan lebih kecil
dari 1 yang dapat dipakai untuk menghitung nilai sekarang
dari suatu jumlah dimasa mendatang.
Contoh kasus
Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak 5 juta
rupiah untuk jangka waktu 3 tahun, dengan tingkat bunga
2% per tahun. Berapa jumlah uang yang harus
dikembalikannya pada saat pelunasan? Seandainya
perhitungan pembayaran bunga bukan tiap tahun, melainkan
tiap semester, berapa jumlah yang harus ia kembalikan?
Diketahui:
P = Rp 5 juta, n = 3, i = 2% = 0.02
Ditanyakan:
a. Fn apabila pembayaran bunga setiap satu tahun, dan
b. berapa Fn apabila pembayaran bunga setiap semester?
a. Fn = P (1 + i)ⁿ ; F3 = 5.000.000(1 + 0,02)ᶟ
= 5.000.000(1,061208)
= 5.306.040
Jadi pada saat pelunasan, setelah tiga tahun, nasabah tadi
secara keseluruhan harus mengembalikan sebanyak
Rp5.306.040
b. Fn = P (1 + i/m)ᵐⁿ ;
F3 = 5.000.000( 1 + 0,01)⁶
= 5.000.000(1,06152)
= 5.307.600
Jumlah yang harus dikembalikan menjadi lebih besar, yaitu
Rp5.307.600
Contoh Kasus:
Tabungan seorang mahasiswa akan menjadi sebesar
Rp532.400 tiga tahun yang akan datang. Jika tingkat bunga
bank yang berlaku 10% per tahun, berapa tabungan
mahasiswa tersebut pada saat sekarang?

Diketahui: F = 532.400, n = 3, i = 10% = 0.01


P = 1/(1 + i)ⁿ . F ; P = 1/(1 + 0.01)ᶟ . 532.400
= 400.000
Jadi besarnya tabungan sekarang Rp400.000
Model Pertumbuhan Penduduk: penduduk dunia tumbuh
mengikuti pola deret ukur. Secara matematik:
P1 = P1Rᵗ⁻¹ , dimana R = 1 + r
P1 = jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt = jumlah pada tahun ke-t
r = persentase pertumbuhan per tahun
t = indeks waktu (tahun)
Contoh Kasus:
Penduduk suatu kota berjumlah 1 juta jiwa pada tahun 1991,
tingkat pertumbuhannya 4 % per tahun. Hitunglah jumlah
penduduk kota tersebut pada tahun 2006. Jika mulai tahun
2006 pertumbuhannya menurun menjadi 2.5%, berapa
jumlahnya 11 tahun kemudian?
Diketahui :
P1 = 1 juta, r = 0,04, R = 1,04
Ditanyakan :
a. Jumlah penduduk pada tahun 2006
b. Jika mulai tahun 2006 pertumbuhannya menurun
menjadi 2,5%, berapa jumlahnya 11 tahun kemudian?
Penyelesaian:
a. Pthn 2006/P16 = 1 juta (1,04)¹⁵
= 1 juta (1,800943)
= 1.800.943 Jiwa.
b. P1 = 1.800.943, r = 0,025, R = 1,025
P 11 tahun kemudian/P11 :
P11 = 1.800.943(1,025)¹⁰ = 2.305.359 jiwa.
LATIHAN SOAL
1. Besarnya penerimaan PT “X” dari hasil penjualan
barangnya Rp720 juta pada tahun kelima dan Rp980
juta pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan
penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret
hitung, berapa perkembangan penerimaannya per
tahun? Berapa besar penerimaan pada tahun pertama
dan pada tahun kebarapa penerimaannya sebesar
Rp460 juta?
2. Seorang pengusaha meminjam uang di bank sebanyak
Rp250 juta, untuk jangka waktu 4 tahun, tingkat bunga
yang berlaku adalah 12% pertahun. Dari data tersebut
berapa seluruh uang yang harus dikembalikan
pengusaha tersebut saat pelunasan? Apabila perhitungan
pembayaran bunga dibayar 4 bulanan, berapa jumlah
uang yang harus dikembalikan?
3. Tabungan seorang nasabah akan menjadi Rp56.700.000
tiga tahun yang akan datang. Jika tingkat bunga bank
yang berlaku 6% pertahun, berapa tabungan nasabah
tersebut pada saat sekarang? Apabila pembayaran bunga
tidak pertahun tetapi persemester, berapa tabungan
nasabah tersebut pada saat sekarang?
4. Data penjualan perusahaan keramik PT”Y” untuk bulan
kelima Rp900 juta dan pada bulan kesembilan Rp1.300
juta. Diminta:
a. Berapa besar hasil penjualan pada bulan pertama?
b. Berapa perkembangan penjualan tiap bulannya?
c. Berapa besar penerimaan pada bulan kesepuluh?
d. Berapa total penerimaan selama 1 tahun?

Anda mungkin juga menyukai