Anda di halaman 1dari 33

METODE SAVING MATRIX

DALAM TEKNIK
DISTRIBUSI UNTUK
PENGEMBANGAN
MANAJEMEN
TRANSPORTASI
By : Yudhistira Arya S.T
DEFINISI TRANSPORTASI
Usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkut, atau mengalihkan suatu objek
dari satu tempat ke tempat lain, dimana di
tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat
atau berguna untuk tujuan-tujuan tertentu
Tujuan Manajemen Transportasi
 Menyusun rencana dan program untuk mencapai
tujuan dan misi organisasi secara keseluruhan
 Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan
 Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam
mengoperasikan angkutan
Fungsi Dasar Manajemen Transportasi
Mode
Segmentasi Konsolidasi
Transportasi

Penjadwalan
Menyimpan Pelayanan & Rute
Persediaan
Pengiriman

Menangani
Pengembalian
Fungsi Dasar Manajemen Transportasi
Dasar Pertimbangan Dalam Mengevaluasi Mode
Transportasi
 Dilihat dari sudut pengirim atau carrier

 Dari sisi shipper

Secara umum, tiap mode transportasi memiliki


keunggulan dan kelemahan tersendiri ditinjau dari
berbagai pertimbangan tersebut.
Fungsi Dasar Manajemen Transportasi
Tabel Pertimbangan Mode Transportasi
Penentuan Jadwal & Rute Pengiriman

Penentuan jadwal serta rute pengiriman dari satu lokasi


ke beberapa lokasi tujuan sangat penting bagi mereka
yang harus mengirimkan barang dari satu lokasi ke
berbagai lokasi yang tersebar di sebuah kota
Penentuan Jadwal & Rute Pengiriman
Tujuan Penentuan Jadwal & Rute pengiriman adalah :
 untuk meminimumkan biaya pengiriman,
meminimumkan waktu, atau memininumkan jarak
tempuh
 Salah satu dari tujuan tersebut bisa menjadi fungsi

tujuan (objective function) dan yang lainnya menjadi


kendala (constraint)
Penentuan Jadwal & Rute Pengiriman
Contoh Studi Kasus
 Sebuah perusahaan akan mengirimkan produk dari gudang

pusat yang diasumsikan berposisi di koordinat (0,0) ke 8


lokasi toko
 Perusahaan ingin menentukan berapa truk yang dibutuhkan

serta ke mana masing-masing truk akan mengangkut barang


 Perusahaan menyewa maksimum 3 buah truk dengan

kapasitas masing-masing 700 unit namun karena biaya sewa


cukup besar, diharapkan dua truk bisa mencukupi
 Diperkirakan semua lokasi bisa terkunjungi dalam jangka

waktu 1 hari, walau hanya 2 truk yang dioperasikan


Penentuan Jadwal & Rute Pengiriman
Tabel Lokasi Tujuan & Ukuran Order
Penentuan Jadwal & Rute Pengiriman
Maka tahap yang diperlukan adalah
 Menetukan alokasi truk. Perlu diketahui truk mana

akan mengunjungi toko yang mana


 Menentukan rute perjalanan masing-masing truk

menggunakan metode savings matrix


Metode Saving Matrix

Metode yang digunakan untuk menentukan jarak,


rute, waktu atau ongkos dalam pelaksanaan
pengiriman barang dari perusahaan kepada
konsumen
Metode Saving Matrix
Langkah yang perlu dilakukan adalah :
 Mengidentifikasikan matrik jarak

 Mengidentifikasikan matrik penghematan (savings

matrix)
 Mengalokasikan toko ke kendaraan atau rute

 Mengurutkan tujuan dalam rute yang sudah

terdefinisi
Menentukan Matriks Jarak
1. Data jarak antara perusahaan dengan lokasi dan lokasi
lainnya sangat diperlukan.
2. Setelah mengetahui koordinat dari masing-masing
lokasi, maka jarak antar kedua lokasi tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

Akan tetapi jika jarak antar kedua koordinat sudah


diketahui, maka perhitungan menggunakan rumus tidak
digunakan dan menggunakan jarak yang sudah ada
Contoh Perhitungan
Gudang ke Toko 1
Menentukan Matriks Jarak
Tabel Matriks Jarak Antara Gudang dan 8 Toko
Toko Gudang Toko 1 Toko 2 Toko Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
3
Toko 12,8 0
1
Toko 10,4 13,2 0
2
Toko 17,9 17,1 26,2 0
3
Toko 10,2 6,0 15,3 11,7 0
4
Toko 9,1 7,1 15,0 11,4 1,4 0
5
Toko 6,4 6,7 8,6 17,7 6,7 6,4 0
6
Toko 15,6 4,0 13,2 20,9 10 11 9,2 0
Menentukan Matriks Penghematan

1. Menentukan Matriks Penghematan (Saving Matrix)


setelah mengetahui jarak keseluruhan yaitu jarak antara
pabrik dengan lokasi dan lokasi dengan lokasi yang
lainnya
2. Akan ada penghematan jika ada penggabungan rute yang
lainnya. Kemudian dapat digunakan rumus berikut :

S(x,y) merupakan penghematan jarak yaitu dari


penggabungan antara rute x dengan rute y
Menentukan Matriks Penghematan
 Pada awal langkah ini kita berasumsi bahwa setiap
toko akan dikunjungi oleh satu truk secara eksklusif.
 Maka, akan ada 8 rute yang berbeda
 Savings matrix merepresentasikan penghematan yang
bisa direalisasikan dengan menggabungkan dua
pelanggan ke dalam satu rute
 Apabila masing-masing toko 1 dan toko 2 dikunjungi
secara terpisah maka jarak yang dilalui adalah jarak
dari gudang ke toko 1 dan dari toko 1 balik ke
gudang ditambah dengan jarak dari gudang ke toko 2
dan kemudian balik ke gudang.
Menentukan Matriks Penghematan
Ilustrasi Gambaran

Gudang Gudang

Toko 1 Toko 2 Toko 1 Toko 2

Sebelum Sesudah
Menentukan Matriks Penghematan

 Dimana S(x, y) adalah penghematan jarak (savings)


yang diperoleh dengan menggabungkan rute x dan y
menjadi satu. Dengan menggunakan formula berikut
maka matrik penghematan jarak bisa dihitung untuk
semua toko
Menentukan Matriks Penghematan

Tabel Matriks Penghematan


Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8
Toko 1 0
Toko 2 10,1 0
Toko 3 13,6 2,2 0
Toko 4 17 5,3 16,4 0
Toko 5 14,8 4,5 15,6 17,8 0
Toko 6 12,5 8,2 6,6 9,9 9,1 0
Toko 7 24,4 12,9 12,6 15,8 13,7 12,8 0
Toko 8 10,9 10,3 4,4 7,6 6,8 10,5 11,9 0
Mengalokasikan toko ke kendaraan
atau rute
Berdasarkan tabel penghematan di atas, kita bisa
melakukan alokasi toko ke kendaraan atau rute
• lokasi tiap toko ke rute yang berbeda bisa
digabungkan sampai pada batas kapasitas truk
yang ada
• Penggabungan akan mulai dari nilai penghematan
terbesar
• Di mulai dari angka 24.4 yang merupakan
penghematan dari penggabungan antara toko 1 dan
toko 7
• Jumlah beban masing-masing adalah 320 dan 180
sehingga penggabungannya layak dilakukan.
Mengalokasikan toko ke kendaraan
atau rute
 Selanjutnya penghematan terbesar kedua adalah 17.8 (toko 4
dan toko 5)
 Jumlah beban kedua toko adalah 150 + 200 = 350, artinya bisa
digabungkan sehingga toko 5 bergabung ke rute 4
 Angka penghematan terbesar berikutnya adalah 17.0 yang
merupakan interseksi antara toko 1 dan toko 4. Tetapi karena
kedua toko sudah teralokasikan, tidak terjadi penggabungan
 Berikutnya adalah 16.4 yang merupakan penggabungan toko 3
dan toko 4
 Jadi bisa dilihat apakah toko 3 bisa digabungkan ke toko 4&5
yang total bebannya sekarang 350
Mengalokasikan toko ke kendaraan
atau rute
 Tambahan dari toko 3 membuat total beban 650 yang
jumlahnya masih di bawah kapasitas truk.
 Nilai penghematan terbesar berikutnya yang memungkinkan
terjadinya alokasi adalah 12.5 dimana toko 6 bergabung
dengan rute 1 sehingga rute 1 melayani toko 1, 6, dan 7
dengan total beban sebanyak 620.
 Selanjutnya adalah penggabungan toko 2 dan 8 menjadi 1 rute
dengan beban 315.
 Jadi kita berakhir dengan tiga kelompok yaitu:
 Rute 1: toko 1, toko6, toko 7
 Rute 2: toko 2, toko 8
 Rute 3: toko 3, toko 4, toko 5
Mengalokasikan toko ke kendaraan
atau rute

Toko Gudan Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko
g 8
Toko 1 Rute 1 0
Toko 2 Rute 2 10,1 0
Toko 3 Rute 3 13,6 2,2 0
Toko 4 Rute 3 17 5,4 16,4 0
Toko 5 Rute 3 14,8 4,5 15,5 17,8 0
Toko 6 Rute 1 12,5 8,2 6,6 9,9 9,1 0
Toko 7 Rute 1 24,4 12,9 12,6 15,8 13,6 12,8 0
Toko 8 Rute 2 10,9 10,4 4,4 7,6 6,8 10,5 11,9 0
Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mengurutkan Tujuan Dalam Rute yang
Sudah Terdefinisi
 Mengurutkan tujuan dalam rute yang sudah terdefinisi
 Langkah berikutnya adalah menentukan urutan
kunjungan
 Tujuan dari pengurutan ini adalah untuk
meminimumkan jarak perjalanan truk. Dua metode
yang akan dibahas adalah:
1.Metode nearest insert
2.Metode nearest neighbor
 Sebagai ilustrasi kita akan gunakan rute 1 yang akan
melayani toko 1, 6, dan 7
Mengurutkan Tujuan Dalam Rute yang
Sudah Terdefinisi
Metode nearest insert menggunakan prinsip memilih toko yang
kalau dimasukkan ke dalam rute yang sudah ada menghasilkan
tambahan jarak yang minimum.
Selanjutnya akan dilihat berapa jarak yang terjadi dengan
menambahkan masing-masing toko ke rute yang sudah ada.
Maka
• G-1-G=26
• G-6-G=12
• G-7-G= 32
Karena jarak yang dihasilkan minimum 12 dari alternatif kedua
maka yang dikunjungi dulu adalah toko 6 sehingga saat ini kita
memiliki rute G - 6 - G.
Mengurutkan Tujuan Dalam Rute yang
Sudah Terdefinisi
 Dengan cara yang sama dapat mengevaluasi toko
mana yang selanjutnya akan dikunjungi.
 Dari dua alternatif diperoleh sebagai berikut:
1. G-6-1-G=25.4
2. G-6-7-G=30.8
 Karena yang minimum adalah alternatif 1 dengan
jarak 25.4, maka yang dikunjungi setelah toko 6
adalah toko 1.
 Karena hanya tersisa satu toko maka berarti rute yang
terbentuk adalah G - 6 - 1 - 7 - G dengan jarak 32,7.
Mengurutkan Tujuan Dalam Rute yang
Sudah Terdefinisi
Metode nearest neighbor
 Prinsipnya selalu menambahkan toko yang jaraknya paling dekat

dengan toko yang kita kunjungi terakhir


 Di awal berangkat dari gudang mencari toko yang jaraknya

terdekat dari gudang


 Di antara 3 toko, yang terdekat adalah toko 6 dengan jarak 6,4
 Selanjutnya yang terdekat dengan toko 6 adalah toko 1 dengan

jarak 6,7
 Lalu mengunjungi toko 7 dan akhirnya kembali ke gudang

 Kebetulan kedua algoritma menghasilkan rute yang sama dengan

jarak 32,7
 Dalam hal ini kita bisa membandingkan beberapa algoritma yang

berbeda kemudian memilih yang memberikan total jarak


minimum
Pengawasan (Monitoring)
 Perusahaan pengiriman bisa melakukan pemetaan
posisi geografis armada mereka dalam suatu peta
elektronik.
 Terjadi pengurangan waktu pengiriman
 Bisa melakukan perubahan tujuan atau tempat
 Mendapatkan kepastian yang lebih tinggi terhadap
kedatangan barang
Kesimpulan
 Jaringan distribusi juga berperan sebagai agen
pertukaran informasi dalam supply chain. Agen
informasi merupakan penentu penting jaringan
distribusi dalam menyumbangkan nilai bagi supply
chain
 Masing-masing mode transportasi memiliki keunggulan
dan kekurangan
 Salah satu faktor penting dalam menentukan kebijakan
operasional perusahaan adalah penentuan rute dan
jadwal pengiriman
 Metode pendekatan saving matrix dapat digunakan
dalam menentukan rute dan jadwal pengiriman
Daftar Pustaka
 Fandi, A. & Hafidz, F.H.2018.Penentuan Jalur Distribusi
Dengan Metode Saving Matriks, 13(1), 47-48
 Miro, F.2004.Transportation Planning.Jakarta : Erlangga
 Nasution, M. Nur. 2008. Manajemen Transportasi. Bogor:
Ghalia Indonesia
 Suparjo.2017.Metode Saving Matrix Sebagai Metode
Alternatif Untuk Efisiensi Biaya Distribusi, 32(2), 138-140
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai