Anda di halaman 1dari 6

VICKY OKTA

70120013
Pengendalian Metode Kimia

Metode kimia adalah metode yang dilakukan dengan cara penyemprotan zat kimia
seperti insektisida ke sarang nyamuk seperti selokan, semak-semak dan tempat-
tempat yang kumuh. Selain penyemprotan dapat juga dilakukan pengendalian
pada larva nyamuk yang berada di tempat penampungan air atau tempat yang
dapat menampung air. Penggunaan anti nyamuk bakar juga digolongkan ke dalam
pengendalian secara kimia karena mengandung bahan beracun, misalnya piretrin
Pengendalian secara Kimia

Menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga (insektisida) atau


hanya menghalau serangga saja.
■ Keuntungan cara ini dapat dilakukan dengan segera, meliputi daerah yang luas,
sehingga dapat menekan populasi serangga (vektor) dalam kurun waktu
singkat.
■ Kelemahannya, penggunanya harus disesuaikan karena dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan yang berdampak bagi kesehatan masyarakat
Syarat-syarat insektisida yang baik

1. Sangat toksik terhadap vektor sasaran


2. Kurang berbahaya untuk manusia, binatang dan tanaman
3. Menarik bagi vektor
4. Tidak mahal, mudah diproduksi, dan mudah disediakan
5. Tidak stabil pada aplikasi udara (ruang) agar tidak mencemari lingkungan, tetapi membunuh
vektor dengan cepat lalu mengalami dekomposisi menjadi senyawa yang kurang berbahaya
6. Tidak mudah terbakar
7. Tidak korosif
8. Tidak meninggalkan warna
9. Mudah disiapkan menjadi formulasi yang diinginkan
Cara kerja pestisida membunuh arthropoda
dan/atau rodentia:

 Bersifat racun dalam saluran pencernaan


 Bersifat racun bila kontak dengan pestisida tersebut
 Bersifat racun pada saluran pernafasan
Bahaya Pestisida bagi Kesehatan
Pestisida yang masuk ke tubuh dapat merusak sel dan mengganggu fungsi organ. Jika terjadi secara terus-menerus, paparan pestisida berisiko
menimbulkan beberapa masalah kesehatan bagi manusia, seperti:

1. Gangguan reproduksi

 Pestisida dapat meneyebabkan gangguan reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Pada pria, pestisida dapat menyebabkan gangguan hormon
yang kemudian bisa mengakibatkan penurunan produksi sperma.

 Sementara itu, wanita yang sering terpapar pestisida berisiko mengalami gangguan kesuburan dan melahirkan secara prematur.

2. Gangguan kehamilan dan perkembangan janin

 Pestisida mengandung bahan kimia yang dapat merusak sistem saraf. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menghindari paparan pestisida,
terutama pada trimester pertama kehamilan.

 Pasalnya, pada 3 bulan pertama kehamilan, sistem saraf janin sedang berkembang pesat. Bila ibu hamil terpapar pestisida pada masa ini, risiko
terjadinya komplikasi kehamilan, cacat pada janin, dan keguguran bisa meningkat.

3. Penyakit Parkinson

 Penelitian menunjukkan bahwa pestisida diduga mampu meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit  Parkison, terutama bila paparannya tinggi
dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini disebabkan oleh racun di dalam pestisida yang dapat merusak saraf tubuh.

4. Pubertas dini

 Ini juga merupakan bahaya pestisida lainnya. Bahan kimia pada pestisida diduga dapat meningkatkan produksi hormon testosteron yang dapat
menyebabkan pubertas dini pada anak laki-laki.

5. Penyakit kanker

 Telah banyak penelitian yang mengaitkan paparan pestisida dalam jangka panjang dengan kemunculan kanker, seperti kanker ginjal, kulit,
otak, limfoma,  payudara, prostat, hati, paru-paru, dan leukimia. Para pekerja pertanian adalah yang paling rentan terhadap risiko ini.

Anda mungkin juga menyukai