Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus

Anestesi Regional (Spinal)


Pada Pasien Hernia Inguinalis
Sinistra
PEMBIMBING : DR. WISNU CAHYANA SP. AN
OLEH : PRIHAN FAKRI (I4061191009)
Identitas Pasien
Nama : Tn. B

Usia : 71 tahun

Alamat : Jl. Siantan

Pekerjaan : Buruh Harian Lepas

Agama : Budha
Anamnesis
Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha kiri sejak 2 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di lipat paha
kiri sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu. Awal terasa benjolan
muncul kecil seperti kelereng, lama-lama benjolan terasa semakin
membesar seperti telur ayam. Awalnya benjolan keluar jika
digunakan untuk aktivitas fisik kemudian masuk kembali jika
beristirahat atau berbaring. Keluhan lain seperti mual muntah, tidak
bisa BAB ataupun kentut serta demam disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu : ◦ Diabetes Mellitus (-)
◦ Hipertensi (+) ◦ Alergi Obat (-)
◦ Diabetes Mellitus (-) ◦ Asma (-)
◦ Alergi Obat (-) Riwayat Kebiasaan : Merokok (+)
◦ Asma (-) Riwayat Pengobatan :
◦ Amlodipin 10 mg
Riwayat Penyakit Keluarga :
◦ Hipertensi (+) Riwayat Operasi Sebelumnya : (-)
Pemeriksaan Fisik (Tanda Vital)
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
BB : 55 Kg
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 90 kali per menit
Frekuensi Napas : 20 kali per menit
Suhu : 36,7 ℃
SpO2 : 99% tanpa O2
Pemeriksaan Fisik (Status Generalis)
Kepala : Normocephale (+), Alopesia (-), Trauma (-)
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Skelra Ikterik (-/-), Refleks cahaya (+/+), Pupil Isokor (3mm/3mm)
Telinga dan Hidung : Sekret (-/-), Nyeri Tekan (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP meningkat (-), Pembesaran Tiroid (-)
Mulut : Bibir Sianosis (-), Bibir kering (-), Faring Hiperemis (-), Tonsil T1-T1
Thorax : Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki & Wheezing (-/-)
Cor : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Bising usus (+), Nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT<2 detik, edema (-/-)
Pemeriksaan Fisik (Status Lokalis)
Regio Inguinalis Sinistra
Inspeksi : terlihat benjolan sebesar telur ayam di daerah inguinalis sinistra
Palpasi : teraba benjolan, bentuk lonjong, sebesar telur ayam, konsistensi kenyal, Finger Test
(+)
Pemeriksaan Penunjang
Sampel darah diambil pada tanggal 30 September 2021
WBC 5.8 (3.5-10.0)

RBC 4.04 (3.50-5.50)

HGB 12.8 (11.5-16.5)

HCT 38.0 (35.0-55.0)

PLT 169 (150-400)

GDS 154 (100-180)

Bleeding Time 2.30 (1-3)

Clotting Time 3.30 (2-6)


Kesimpulan
Diagnosis pre operatif
• Hernia Inguinalis Lateral Status Operatif
Sinistra • ASA 2

Jenis Operasi Jenis Anestesi


• Hernia Repair • Regional anestesi
(spinal)

Persiapan • Edukasi
Pre Anestesi • Informed consent tindakan anestesi
• Puasa 6 jam sebelum operasi
Intra Operatif
Durante Operasi Post Operatif Medikamentosa
• Pemeliharaan: 2
ml/kgBB/jam = 2x55x1 = • Induksi
110 ml
• Operasi sedang : 6
Buvipacaine 20 mg
ml/kgBB/jam = 6x55x1= Kebutuhan cairan: 2 ml/kg
330 ml BB/jam = 2 x 55 x 1 = 110 ml
• EBV: 55 X 65 = 3.575
• Obat Lainnya
• Jumlah kehilangan Clonidine 150 mcg
darah: ± 200 cc Efedrin 15 mg
 Penggantian cairan:
• 10% kristaloid (357 cc)
2-4 cc kristaloid (715 –
1430)
• 10% EBV kedua  1:1
koloid (357 cc)
Monitoring
Jam TTV Keterangan
09.35 TD : 110/60 Pasien masuk kamar operasi
HR : 90
RR : 20x
SpO2 : 99%
09.40 TD : 110/60 Dilakukan induksi spinal
HR : 85 Bupivacaine 20mg
RR : 20x Clonidine 150 mcg
SpO2 : 99% Efedrin 15 mg

09.45 TD : 112/65 Operasi berlangsung


HR : 86
RR : 20x
SpO2 : 99%

09.50 TD : 115/68 Operasi berlangsung


HR : 88
RR : 20x
SpO2 : 99%
Monitoring
Jam TTV Keterangan
09.55 TD : 120/70 Operasi berlangsung
HR : 86
RR : 20x
SpO2 : 99%
10.00 TD : 123/66 Operasi berlangsung
HR : 80
RR : 20x
SpO2 : 99%
10.05 TD : 116/74 Operasi berlangsung
HR : 74
RR : 20x
SpO2 : 99%
10.10 TD : 118/70 Operasi selesai
HR : 82
RR : 20x
SpO2 : 99%
Recovery Room
Pasien tiba di RR pada pukul 10.15
Kesan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 36,7o C
Tekanan Darah : 120/80
Nadi : 85x/m
Frekuensi Nafas : 20x/m
Bromage Score :1
Instruksi Post-Operasi
• IVFD Ringer Lactate 20 tpm makro
• Monitoring tanda-tanda vital, kesadaran, dan perdarahan setiap 15 menit
• Tirah baring menggunakan bantal selama 24 jam
• Boleh makan dan minum bila bising usus (+)
Anestesi Spinal
• Anestesi spinal merupakan salah satu blok neuraksial
dengan memasukkan obat anestesi lokal maupun
ajuvan ke rongga subaraknoid.
• Tempat penyuntikan area lumbal dibawah L4 pada
dewasa dan L3 pada anak.
• Konfirmasi masuknya ke rongga subaraknoid adalah
dengan mengalirnya CSF pada jarum spinal

Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN. 2019. Jakarta : PT
Gramedia.
Anestesi Spinal

Posisi Lateral Dekubitus Posisi Duduk Posisi Pronasi Pisau Lipat

Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN. 2019. Jakarta : PT
Gramedia.
Indikasi Anestesi Spinal
• Bedah ekstremitas bawah
• Bedah panggul
• Tindakan sekitar rektum-perineum
• Bedah obstetri dan ginekologi
• Bedah urologi
• Bedah abdomen bawah

Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN. 2019. Jakarta : PT
Gramedia.
Kontraindikasi Anestesi Spinal
Absolut Relatif

Infeksi pada lokasi penyuntikan Infeksi sistemik (sepsis, bakterimia)

Tidak ada persetujuan Pasien tidak kooperatif

Koagulopati atau kelainan perdarahan lain Terdapat defisit neurologis

Hipovolemia berat Lesi demielinisasi

Peningkatan tekanan intrakranial Kelainan stenosis katup jantung

Obstruksi aliran keluar dari ventrikel kiri

Deformitas spinal berat

Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN. 2019. Jakarta : PT
Gramedia.
Komplikasi
Komplikasi tindakan : Komplikasi Pasca tindakan :
• Hipotensi berat • Nyeri tempat suntikan
• Bradikardi • Nyeri punggung
• Hipoventilasi • Nyeri kepala karena kebocoran liquor
• Trauma pembuluh darah • Retensio urine
• Mual muntah • Meningitis
• Gangguan pendengaran seperti tinitus
• Blok spinal tinggi atau total

Rehati N, Hanindito E, Tantria AR dkk. Anestesiologi dan Terapi Intensif : Buku Teks KASI PERDATIN. 2019. Jakarta : PT
Gramedia.
Obat –obat yang digunakan
Bupivacaine
◦ Dosis: 1-2mg/kgBB (12,5-150 mg)
◦ Golongan: Amida
◦ Mekanisme: menghambat inisiasi dan konduksi impuls saraf dengan
menurunkan permeabilitas membrane ion natrium
◦ Efek: analgetik; (hipotensi, bradikardi, mual dan muntah)
◦ Onset: 5-10 menit
◦ Durasi: 2-3 jam
◦ Kontraindikasi: pasien infeksi SSP, TB spinal, inj. Intravena, infeksi
piogenik pada tempat injeksi
Obat –obat yang digunakan
Ephedrin
• Merupakan kelas sympathomimetic, digunakan untuk mengobati hipotensi
• Onset : segera
• Waktu paruh : IV 10 menit, IM 60 menit
• Efek samping : Bronkodilator, peningkatan HR, kontraksi dan cardiac output,
hipertensi, takikardi
Obat –obat yang digunakan
Clonidine
◦ Dosis: 150-300 mcg
◦ Golongan: agonis adrenoreseptor a2
◦ Mekanisme: mengaktivasi trigger adrenoreseptor a2 yang
mempengaruhi konduktansi K+ pada neuron kornu dorsalis
◦ Efek: analgetik; penurunan tonus simpatis
◦ Waktu paruh : 8-15 jam
◦ Kontraindikasi: hipersensitivitas, AV blok 2 atau 3
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai