Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 1

Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia


Anggota Kelompok :
1. Anisa Febriyanti (1961201271)
2. Arief Rahman (1961201272)
3. Nur Aini K.S (1961201239)
4. Waskito Aji (1961201281)
A.  Sejarah  dan Gambaran Umum Koperasi
•             Di tanah air kita, Negara Indonesia sejarah perkembangan koperasi
bentuk kerjasamanya mengarah pada dua muara yaitu kerjasama sosial dan
kerjasama ekonomi. Kerjasama sosial di Indonesia sama tuanya dengan
peradaban negara kita, bagian dari adat istiadat berupa kegiatan gotong
royong di dalam lingkungan masyarakat. Pada zaman sekarang di era
modern kegiatan gotong royong sudah jarang di temukan di lingkungan
perkotaan, tapi kegiatan gotong royong ini masih kental di area pedesaan.
•             Pada massa pembentukan adanya koperasi sosial di dukung oleh
beberapa faktor diantaranya kesamaaan kepentingan adanya kesadaran dan
kebutuhan dari setiap pelakunya, adanya unsur kerelaan hati, dan faktor
yang terakhir yaitu adanya kesamaan tujuan dari para pelaku,  daya tarik
untuk aktif dalam kerjasama sosial ini adalah karena adanya tujuan yang
hendak di capai. Sedangkan pada kerjasama ekonomi merupakan cikal
bakal dari terbentuknya koperasi yang kerap di jumpai sekarang.
• Pada hakikatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi
yang sangat di perlukan dan penting untuk di perhatikan karena
koperasi adalah suatu alat bagi orang-orang yang ingin
meningkatkan taraf hidupnya.
• Di kemukakan oleh bapak koperasi Dr. Mohammad Hatta dalam
bukunya “The Movement in Indonesia” mengatakan bahwa
koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Koperasi
merupakan tumpuan harapan bagi mereka yang lemah dalam
ekonominya, berdasarkan menolong diri sendiri dan menolong di
antara mereka yang menyebabkan timbulnya rasa percaya pada
diri sendiri. Mereka di dorong oleh keinginan memberi jasa pada
kawan “seorang buat semua dan semua buat seorang”. Inilah
yang dinamakan Auto Aktivitas Golongan, terdiri dari:
solidaritas, individualitas, menolong diri sendiri, dan jujur.
• 1.      Sejarah koperasi pada zaman kolonial pada tahun 1896
•  Pada zaman penjajahan perkoperasian sudah dimulai sejak tahun 1896
di Purwokerto Karasidenan Banyumas yang didirikan oleh seorang patih
yang bernama R. Aria Wiriatmadja, beliau mendirikan bank simpan
pinjam yang dinamai Hul en Spaarbank (Bank pertolongan dan
simpanan) dengan tujuan memberikan kredit kepada pegawainya agar
bisa terlepas dari cengkraman lintah darat. Usaha ini mendapat bantuan
dari pejabat belanda E. Sieberg, seorang asisten Residen. Walaupun
bank ini bukan sebuah koperasi tapi usaha ini mirip dengan ide koperasi
dari schulze Delitz, karena pengoperasiannya terbatas hanya untuk para
pegawai maka bank ini di sebut sebagai Bank Priyayi.
• Dengan dikeluarkannya peraturan koperasi tahun 1927, maka kembali
tumbuh semangat koperasi warga Indonesia. Dengan makin meluasnya
lapangan usaha koperasi, orang-orang yang tunduk pada huum baratpun
mulai tertarik untuk bergerak dibidang perrkoperasian. Akhirnya pada
tahun 1933 pemerintah jajahan mengeluarkan peraturan tentang
perkoperasian untuk mereka yang tunduk pada hukum barat.
• 2.      Sejarah koperasi pada zaman Jepang
• Meskipun masa penjajahan jepang itu lebih pendek dibandingkan
belanda, namun pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkoperassian
di Indonesia sangat besar. Pada zaman penjajahan jepang inilah
terbukti bahwa pertumbuhan perkoperasian tidak bias di paksakan.
Karena pada dasarnya pemaksaan itu bertentangan dengan jiwa dan
jiwa koperassi yaitu jiwa suka rela. Pada masa ini ruang gerak
koperasi terbatas, karena rapat anggota koperassi tidak bisa
mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya, tetapi harus
sesuai dengan kehendak bala tentara jepang. Selain itu pendirian
sebuah koperasi harus mendapat izin dari resident sebagai penguasa
setempat.
•  Peraturan perkoperrasian yang berlaku pada zaman jepang adalah
peraturan nomor 91 tahun 1927 karena dianggap tidak bertentangan
dengan peraturan pemerintahan jepang. Setelah pemerintah jepang
menyadari potensi koperasi untuk mempengaruhi rakyat, maka
pemerintahpun membantu pertumbuhannya.
• 3.      Sejarah koperasi pada masa kemerdekaan
•  Setelah tumbangnya penjajahan jepang dan soekarno-hatta
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tahun 1945 maka
terbukalah sejarah baru bagi bangsa yang berdaulat untuk
melaksanakan pembangunan bangsa dengan kemampuan
bangsa sendiri. Untuk mengisi masa kekosongan kemerdekaan
dibuatlah landasan hukum UUD 1945 yang memuat tentang
koperasi pada pasal 33 UUD 1945.
• Di jawa barat pertumbuhan koperasi sangat pesat sekali,
sehingga diperlukan kesatuan dan persatuan diantara koperasi-
koperasi. Akhirnya pada tahun 1946 diadakan konferensi di
ciparay yang bertujuan untuk pembentukan pusat koperasi
priangan.
•  Kongres tersebut dilaksanakan pada tanggal 12 juli 1946 di
tasikmalaya dan telah mengambil sikap yang tegas terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang timbul diantara gerakan koperasi
pada waktu itu. Kongres tasikmalaya menghasilkan beberapa
keputusan-keputusan diantaranya:

• 1.)  Mendirikan SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat


Indonesia) yang berkedudukan di tasikmalaya, sebagai wadah
perjuangan gerakan koperasi seluruh indonesia.
• 2.)  Menetapkan pada tanggal 12 juli sebagai hari koperasi dan
harus pula diperingati oleh segenap warga koperasi setiap
tahunnya.
• 3.)  Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi.
• 4.)  Mengusahakan pendidikan koperasi dikalangan masyarakat
pada umumnya dan pada petugas koperasi khususnya,DLL.
• 5.      Periode orde baru (1965-sekarang)
• Runtuhnya pemerintahan rezim soekarno berawal dari
timbulnya pemberontakan yang dilakukan oleh partai komunis
Indonesia(PKI).  Tampilnya orde baru dalam memimpin negeri
ini membuka peluang dan cakrawala baru bagi pertumbuhan
dan perkembangan kehidupan perkoperasian nasional dibawah
kepemimpinan (purn) Soeharto.
• Sejak saat jendral Soeharto efektif memegang kendali
kekuasaan pemerintahan sesuai dengan SUPERSEMAR (Surat
Pemerintah 11 Maret 1966), perbaikan demi perbaikan mulai
dilakukan tanpa terkecuali bidang perkoperasian untuk
dikembalikan sesuai dengan fungsinya yang sesungguhnya.
•B.     Kebijakan pemerintah mengenai koperasi di tahun 2015
•Dari Program Penguatan Kelembagaan Koperasi dan Peningkatan Daya Saing UMKM, telah
dirancang beberapa Kegiatan Unggulan dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

•A.      Program Penguatan Kelembagaan Koperasi;


•1.      Penataan Badan Hukum dan Akuntabilitas Koperasi
•2.      Pemasyarakatan, Penyuluhan dan Kaderisasi Perkoperasian;
•3.      Penguatan Kelembagaan Koperasi Simpan Pinjam dan Infrastruktur Pendukungnya.

•C.      Program Peningkatan Daya Saing UMKM;


•1.      Inovasi Skema Pembiayaan : Penjaminan dan Clearing House, Sistem Informasi Debitur
UMKM dan linkage/kerjasama pembiayaan;
•2.      Pengembangan Produk Unggulan Berbasis Pemanfaatan Inovasi dan Teknologi;
•3.      Peningkatan Fasilitasi Ekspor Produk UMKM;
•4.      Pengembangan Kemitraan Berbasis Investasi dan Rantai Nilai;
•5.      Pengembangan Sistem Registrasi UMKM Online;

•C.    Undang-Undang Koperasi
•Undang-Undang No. 25 tahun 1992
•Undang-Undang No.17 tahun 2012
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai