Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN

BENCANA

Ns. Gede Agung Ratnata, S.Kep, M.Kes.


1) Konsep pengelolaan kegawat daruratan bencana
2) Perawatan terhadap individu dan komunitas
3) Perawatan psikososial dan spiritual pada korban
bencana
4) Perawatan untuk populasi rentan (lansia, wanita
hamil, anak-anak, orang dengan penyakit kronis,
disabilitas, sakit mental)
5) Pemenuhan kebutuhan jangka panjang
Pengelolaan bencana sebagai suatu ilmu pengetahuan
terapan (aplikatif) yang mencari, dengan melakukan
observasi secara sistematis dan analisis bencana untuk
meningkatkan tindakan-tindakan (measures), terkait
dengan pencegahan (preventif), pengurangan
(mitigasi), persiapan, respon darurat dan pemulihan.
Pelayanan di unit gawat darurat merupakan pelayanan
yang sangat penting untuk mencegah terjadinya
kematian dan kecacatan korban.
Konsep Dasar Kegawatdaruratan, Pengkajian Airway,
Breathing dan Circulation,Triage, dan Bantuan Hidup
Dasar.
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada kasus
kegawat daruratan selalu diawali dengan melakukan
pengkajian. Pengkajian kegawat daruratan pada umumnya
menggunakan pendekatan A-B-C (Airway= JALAN
NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan Circulation =
SIRKULASI). Perlu diingat sebelum melakukan pengkajian
harus memperhatikan proteksi diri (keamanan dan
keselamatan diri) dan keadaan lingkungan sekitar.
Proteksi diri sangatlah penting bagi Anda dengan tujuan
untuk melindungi dan mencegah terjadinya penularan
dari berbagai penyakit yang dibawa oleh korban. Begitu
juga keadaan lingkungan sekitar haruslah aman,nyaman
dan mendukung keselamatan baik korban maupun
penolong.
Setiap melakukan Resusitasi Jantung Paru selalu ingat
sistematika C-A-B. Dalam unsur C terdiri dari dua
kegiatan yaitu cek nadi dan kompresi dada.
Cek Denyut Nadi Penolong awam sebanyak 10% gagal
dalam menilai ketidak adaan denyut nadi dan
sebanyak 40% gagal dalam menilai adanya denyut
nadi. Untuk mempermudah, penolong awam
diajarkan untuk mengasumsikan jika korban tidak
sadar dan tidak bernafas maka korban juga mengalami
henti jantung.
Kompresi dada merupakan tindakan berirama berupa
penekanan pada tulang sternum bagian setengah bawah.
Kompresi dada dapat menimbulkan aliran darah karena
adanya peningkatan tekanan intrathorak dan kompresi
langsung pada jantung.
Airway: Buka Jalan Nafas Anda harus membuka jalan
nafas dengan manuver tengadah kepala topang dagu
(headtilt-chin lift maneuver) untuk korban cedera dan
tidak cedera.
Breathing: Periksa Pernafasan Berikut ini Anda akan
mempelajari cara memberikan bantuan pernafasan, hal
ini dapat dilakukan dengan bantuan pernafasan dari
mulut ke mulut, dari mulut ke alat pelindung pernafasan,
dari mulut ke hidung dan ventilasi bagging-sungkup.
Bantuan Nafas dari Mulut Ke Mulut Pada saat Anda
memberikan bantuan nafas dari mulut ke mulut, buka
jalan nafas korban, tutup kuping hidung korban dan
mulut penolong menutup seluruh mulut korban
Berikan 1 kali pernafasan dalam waktu 1 detik dan
berikan bantuan pernafasan kedua dalam waktu 1
detik.
Peran perawat komunitas dalam kejadian bencana
Perawat komunitas dalam asuhan keperawatan
komunitas memiliki tanggung jawab peran dalam
membantu mengatasi ancaman bencana baik secara
pre inpact, impact/emergency dan post impact.
Peran perawat disini bisa dikatakan multiple yaitu
sebagai bagian dari penyusun rencana, pendidik,
pemberi asuhan keperawatan, bagian dari tim
pengkajian kejadian bencana.
Dampak psikososial dan psikologis pada
korban bencana alam
Depresi, cemas, prilaku agresif, binggung dan putus
asa, sedih, kehilangan dan takut.
Melihat dampak psikologi yang timbul tidak hanya
bantuan secara fisik saja yang dipelukan namun
dukungan psikologis pasca bencana juga sangat
diperlukan. Dukungan adalah bentuk sebuah support
kepada seseorang suatu perhatian, penghargaan, yang
diberikan kepada individu dan berfungsi sebagai
memotivasi.
Dukungan psikososial adalah mengembalikan individu, keluarga,
masyarakat agar setelah peristiwa bencana terjadi dapat secara bersama
menjadi kuat, berfungsi optimal dan memiliki ke tangguhan meghadapi
masalah sehingga menjadi produktif dan berdaya guna. Manfaat
dukungan psikososial adalah:
1.Membantu individu untuk mengurangi beban emosinya
2.Mengembalikan fungsi sosial individu didalam lingkungannya
3.Meningkatkan kemampuan individu didalam pemecahan masalah-
masalah yang dihadapi pasca bencana

 Dukungan psikososial berupa:


1.Bantuan konseling dan konsultasi
 Pemberian pertolongan kepada individu atau keluarga untuk
melepaskan ketegangan Dan beban psikologis
2.Pendampingan
 Berbagai metode terapi psikologis yang tepat kepada individu yang
mengalami trauma psikologis agar dapat berfungsi secara normal
kembali.
3.Pelatihan :
Pelatihan untuk pemuka komunitas, relawan dan
pihak-pihak yang di tokohkan/mampu dalam
masyarakat untuk memerikan dukungan
psikologis kepada masyarakatnya.
4.Kegiatan psikososial
Kegiatan mengaktifkan elemen-elemen
masyarakat agar dapat kembali menjalankan
fungsi sosial secara normal.
Cara Berkomunikasi dalam Memberikan dukngan Psikososial
Adapun cara-cara komunikasi dengan korban bencana yaitu:
Hidari ucapan Saya mengerti
Jangan sedih
Anda kuat, anda akan melaluinya
Jangan menangis
Ini kehendak tuhan
Ini bisa lebih buruk

Adapun ucapan yang lebih membantu adalah:


1.Ada orang disini yang akan membantu anda
2.Kami tidak akan meninggalkan anda sendirian
3.Silahkan tumpahkan emosi anda
4.Kita berada dalam kondisi ini bersama
5.Saya tahu anda kuat.
Terapi dukungan sosial pada kelompok besar
1.Latihan nafas dalam
2.Latihan relaksasi progresif
4.Latihan membangun interaksi
5.Melakukan ibadah
6.Peran serta kegiatan

Terapi dukungan sosial pada kelompok kecil


1.Kelompok dewasa: Bercakap cakap tentang perasaan, harapan, keinginan, hal
positif yang masih dapat disyukuri.
2.Kelompok Remaja :
Olahraga, musik, tari, menulis, aktivitas sosial
3.Kelompok anak :
Terapi bermain, menggambar, menari, bercerita, menonton film kartun atau
film anak anak.
4.Kelompok lansia :
bercakap cakap tentang perasaan, memberikan informasi tentang kegiatan yang
dilakukan, berbagi pengalaman masa lalu, melakukan pendampingan untuk
masalah dan kebutuhan manusia
Keperawatan psikososial dan spiritual sangatlah
penting di berikan kepada korban-korban bencana
alam, karena pada saat itulah masyarakat yang
mengalami bencana sangat membutuhan psikososial
dan spiritual tidak terkecuali sandang dan pangan.
Kelompok rentan dikatakan rentan karena Kelompok
rentan dikatakan rentan karena kelompok ini
memiliki keterbatasan dan kebutuhan khusus
sehingga berisiko tinggi terhadap bencana atau
ancaman bencana.
Pada kondisi bencana anak-anak dengan
karakteristiknya menjadi rentan terhadap dampak
yang ditimbulkan oleh bencana.
Pada saat terjadi bencana anak-anak juga rentan
terhadap penyakit yang muncul saat bencana karena
daya tahan tubuh mereka yang lemah serta asupan gizi
yang buruk pada masa bencana.
Kelompok rentan pada saat terjadi bencana menjadi
prioritas karena dianggap sebagai korban yang sangat
lemah dan tidak berdaya, dan perlu dilindungi.
TUGAS
Pelajari materi tentang keperawatan bencana dan
semoga ujiannya nanti lancar dan nilainya bagus
semua..
1. Apa yang dilakukan perawat dalam manajemen
bencana?
2. Apa itu keperawatan bencana?
3. Apakah peran perawat pada fase impack?
4. Apakah peran perawat pada fase pot impack?
5. Bagaimana peran perawat dalam penanganan
bencana di indonesia?

Anda mungkin juga menyukai