1) Konsep pengelolaan kegawat daruratan bencana 2) Perawatan terhadap individu dan komunitas 3) Perawatan psikososial dan spiritual pada korban bencana 4) Perawatan untuk populasi rentan (lansia, wanita hamil, anak-anak, orang dengan penyakit kronis, disabilitas, sakit mental) 5) Pemenuhan kebutuhan jangka panjang Pengelolaan bencana sebagai suatu ilmu pengetahuan terapan (aplikatif) yang mencari, dengan melakukan observasi secara sistematis dan analisis bencana untuk meningkatkan tindakan-tindakan (measures), terkait dengan pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi), persiapan, respon darurat dan pemulihan. Pelayanan di unit gawat darurat merupakan pelayanan yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kematian dan kecacatan korban. Konsep Dasar Kegawatdaruratan, Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation,Triage, dan Bantuan Hidup Dasar. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada kasus kegawat daruratan selalu diawali dengan melakukan pengkajian. Pengkajian kegawat daruratan pada umumnya menggunakan pendekatan A-B-C (Airway= JALAN NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan Circulation = SIRKULASI). Perlu diingat sebelum melakukan pengkajian harus memperhatikan proteksi diri (keamanan dan keselamatan diri) dan keadaan lingkungan sekitar. Proteksi diri sangatlah penting bagi Anda dengan tujuan untuk melindungi dan mencegah terjadinya penularan dari berbagai penyakit yang dibawa oleh korban. Begitu juga keadaan lingkungan sekitar haruslah aman,nyaman dan mendukung keselamatan baik korban maupun penolong. Setiap melakukan Resusitasi Jantung Paru selalu ingat sistematika C-A-B. Dalam unsur C terdiri dari dua kegiatan yaitu cek nadi dan kompresi dada. Cek Denyut Nadi Penolong awam sebanyak 10% gagal dalam menilai ketidak adaan denyut nadi dan sebanyak 40% gagal dalam menilai adanya denyut nadi. Untuk mempermudah, penolong awam diajarkan untuk mengasumsikan jika korban tidak sadar dan tidak bernafas maka korban juga mengalami henti jantung. Kompresi dada merupakan tindakan berirama berupa penekanan pada tulang sternum bagian setengah bawah. Kompresi dada dapat menimbulkan aliran darah karena adanya peningkatan tekanan intrathorak dan kompresi langsung pada jantung. Airway: Buka Jalan Nafas Anda harus membuka jalan nafas dengan manuver tengadah kepala topang dagu (headtilt-chin lift maneuver) untuk korban cedera dan tidak cedera. Breathing: Periksa Pernafasan Berikut ini Anda akan mempelajari cara memberikan bantuan pernafasan, hal ini dapat dilakukan dengan bantuan pernafasan dari mulut ke mulut, dari mulut ke alat pelindung pernafasan, dari mulut ke hidung dan ventilasi bagging-sungkup. Bantuan Nafas dari Mulut Ke Mulut Pada saat Anda memberikan bantuan nafas dari mulut ke mulut, buka jalan nafas korban, tutup kuping hidung korban dan mulut penolong menutup seluruh mulut korban Berikan 1 kali pernafasan dalam waktu 1 detik dan berikan bantuan pernafasan kedua dalam waktu 1 detik. Peran perawat komunitas dalam kejadian bencana Perawat komunitas dalam asuhan keperawatan komunitas memiliki tanggung jawab peran dalam membantu mengatasi ancaman bencana baik secara pre inpact, impact/emergency dan post impact. Peran perawat disini bisa dikatakan multiple yaitu sebagai bagian dari penyusun rencana, pendidik, pemberi asuhan keperawatan, bagian dari tim pengkajian kejadian bencana. Dampak psikososial dan psikologis pada korban bencana alam Depresi, cemas, prilaku agresif, binggung dan putus asa, sedih, kehilangan dan takut. Melihat dampak psikologi yang timbul tidak hanya bantuan secara fisik saja yang dipelukan namun dukungan psikologis pasca bencana juga sangat diperlukan. Dukungan adalah bentuk sebuah support kepada seseorang suatu perhatian, penghargaan, yang diberikan kepada individu dan berfungsi sebagai memotivasi. Dukungan psikososial adalah mengembalikan individu, keluarga, masyarakat agar setelah peristiwa bencana terjadi dapat secara bersama menjadi kuat, berfungsi optimal dan memiliki ke tangguhan meghadapi masalah sehingga menjadi produktif dan berdaya guna. Manfaat dukungan psikososial adalah: 1.Membantu individu untuk mengurangi beban emosinya 2.Mengembalikan fungsi sosial individu didalam lingkungannya 3.Meningkatkan kemampuan individu didalam pemecahan masalah- masalah yang dihadapi pasca bencana
Dukungan psikososial berupa:
1.Bantuan konseling dan konsultasi Pemberian pertolongan kepada individu atau keluarga untuk melepaskan ketegangan Dan beban psikologis 2.Pendampingan Berbagai metode terapi psikologis yang tepat kepada individu yang mengalami trauma psikologis agar dapat berfungsi secara normal kembali. 3.Pelatihan : Pelatihan untuk pemuka komunitas, relawan dan pihak-pihak yang di tokohkan/mampu dalam masyarakat untuk memerikan dukungan psikologis kepada masyarakatnya. 4.Kegiatan psikososial Kegiatan mengaktifkan elemen-elemen masyarakat agar dapat kembali menjalankan fungsi sosial secara normal. Cara Berkomunikasi dalam Memberikan dukngan Psikososial Adapun cara-cara komunikasi dengan korban bencana yaitu: Hidari ucapan Saya mengerti Jangan sedih Anda kuat, anda akan melaluinya Jangan menangis Ini kehendak tuhan Ini bisa lebih buruk
Adapun ucapan yang lebih membantu adalah:
1.Ada orang disini yang akan membantu anda 2.Kami tidak akan meninggalkan anda sendirian 3.Silahkan tumpahkan emosi anda 4.Kita berada dalam kondisi ini bersama 5.Saya tahu anda kuat. Terapi dukungan sosial pada kelompok besar 1.Latihan nafas dalam 2.Latihan relaksasi progresif 4.Latihan membangun interaksi 5.Melakukan ibadah 6.Peran serta kegiatan
Terapi dukungan sosial pada kelompok kecil
1.Kelompok dewasa: Bercakap cakap tentang perasaan, harapan, keinginan, hal positif yang masih dapat disyukuri. 2.Kelompok Remaja : Olahraga, musik, tari, menulis, aktivitas sosial 3.Kelompok anak : Terapi bermain, menggambar, menari, bercerita, menonton film kartun atau film anak anak. 4.Kelompok lansia : bercakap cakap tentang perasaan, memberikan informasi tentang kegiatan yang dilakukan, berbagi pengalaman masa lalu, melakukan pendampingan untuk masalah dan kebutuhan manusia Keperawatan psikososial dan spiritual sangatlah penting di berikan kepada korban-korban bencana alam, karena pada saat itulah masyarakat yang mengalami bencana sangat membutuhan psikososial dan spiritual tidak terkecuali sandang dan pangan. Kelompok rentan dikatakan rentan karena Kelompok rentan dikatakan rentan karena kelompok ini memiliki keterbatasan dan kebutuhan khusus sehingga berisiko tinggi terhadap bencana atau ancaman bencana. Pada kondisi bencana anak-anak dengan karakteristiknya menjadi rentan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Pada saat terjadi bencana anak-anak juga rentan terhadap penyakit yang muncul saat bencana karena daya tahan tubuh mereka yang lemah serta asupan gizi yang buruk pada masa bencana. Kelompok rentan pada saat terjadi bencana menjadi prioritas karena dianggap sebagai korban yang sangat lemah dan tidak berdaya, dan perlu dilindungi. TUGAS Pelajari materi tentang keperawatan bencana dan semoga ujiannya nanti lancar dan nilainya bagus semua.. 1. Apa yang dilakukan perawat dalam manajemen bencana? 2. Apa itu keperawatan bencana? 3. Apakah peran perawat pada fase impack? 4. Apakah peran perawat pada fase pot impack? 5. Bagaimana peran perawat dalam penanganan bencana di indonesia?