Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

THYPUS ABDOMINALIS

• DISUSUN OLEH :
• ANDINY PRATIWI
•  
• LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
• Thypus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat
pada saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan
terdapat gangguan kesadaran. (Suryadi,Skp,2001:281).
• Thypus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan
dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan
sering timbul dalam wabah. (Markum, 1991).
B. Patogenesis
• Penularan  thypus salmonella  terjadi melalui mulut oleh makanan yang tercemar.
Sebagian kuman akan di musnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk ke
usus halus, mencapai jaringan limpoid dan berkembang biak.
C. Manifestasi Klinis
• Walaupun gejala typus abdominalis bervariasi tapi secara garis besar gejala yang
timbul dapat dikelompokan dalam : demam satu minggu atau lebih, gangguan
saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Dalam minggu pertama : demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare dan
suhu badan meningkat (39-410C).
• Setelah minggu kedua gejala makin jelas berupa demam remiten, lidah tifoid dengan
tanda antara lain nampak kering, dilapisi selaput tebal, dibagian belakang tampak
lebih pucat, dibagian ujung dan tepi lebih kemerahan. Pembesaran hati dan limpa,
dan nyeri tekan pada perut kanan bawah dan mungkin disertai gangguan kesadaran
dari ringan seperti delirium.
D. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah tepi hasil pemeriksaan ini berguna untuk membantu menentukan penyakit
dengan cepat.
1.Pemeriksaan darah tepi memberi gambaran mengenai :
• a. Leukopenia
• b. Eosinopilia
• c. Trombositopinia
2. Pemeriksaan sumsum tulang untuk mengetahui RES hiperaktif ditandai dengan adanya sel
makrofag, sel hemopoetik, granulopoetik, eritropoetik dan trombopoetik yang berkurang.
3. Biakan empedu untuk mengetahui salmonella thyphosa dalam darah penderita terutama pada
minggu pertama. Selanjutnya ditemukan dalam fases dan mmungkin akan tetap positif dalam waktu
lama.
4. Pemeriksaan widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella terdapat dalam serum penderita demam tipoid, juga pada
orang yang pernah ketularan salmonella dan orang yang pernah divaksinasi terhadap demam typoid.
E. Komplikasi
Perdarahan usus.
Perforasi usus.
Peritonitis.
Bronkitis dan Bronkopeneumonia.
Meningitis.
Miokarditis.
 Hepatomegali.
 Splenomegali.
F. Cara Penularan
• a. Penderita Tifus mengeluarkan kotoran dan urine yang mengandung kuman penyebab penyakit tifus.
• b. Bila pembuangan kotoran ini tidak dilakukan di jamban yang memenuhi syarat akan memudahkan
penularan.
• c. Kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada orang lain apabila melekat pada tangan dan
kemudian dimasukan ke mulut atau dipakai untuk memegang makanan.
• d. Kuman dapat mencemari air bila kotoran tersebut terbawa atau terkena air. Kalau air yang tercemar
tersebut dipergunakan orang untuk keperluan sehari hari tanpa direbus atau dimasak. Misalnya untuk
menggosok gigi, berkumur, atau mencuci sayur lalap, ia dapat menulari orang tersebut dengan penyakit
Tifus.
• e. Kuman dapat ditularkan langsung kepada orang lain atau dapat mencemari air, makanan dan
minuman atau lingkungannya.
• f. Penderita yang baru ini dengan cara yang sama dapat menularkan lagi pada orang lain dan
lingkungan sekitarnya, dan seterusnya, merupakan lingkaran yang tidak putus putusnya.
• g. Kotoran dapat dihinggapi lalat, dan bila lalat ini hinggap di makanan, akan menyebabkan makanan
itu tercemar. Penularan terjadi bila seseorang memakan makanan yang tercemar ini.
 
G. Cara Pencegahan
• Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang
higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air yang
sudah tercemar. Jangan lupa, masak air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C).
• Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Jangan pernah membuangnya
secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri
Salmonella typhi. Terutama ke makanan.
• Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas dengan pembasmi lalat.
• Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah kuman
masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah
bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa
(tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
• Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan diperlukan agar
dia tidak lengah terhadap kuman yang dibawanya. Sebab jika dia lengah, sewaktu-
waktu penyakitnya akan kambuh.
H. Penatalaksanaan
• Tirah baring, dilaksanakan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
• Diet harus mengandung.
• a. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
• b. Tidak mengandung banyak serat.
• c.Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
• d. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
1. Pengkajian
Tanggal Masuk RS : 29/11/2021
Tanggal Pengkajian : 30/11/2021
Jam Pengkajian : 13.00
Jam Masuk : 08.15
No. Rekam medik : 00-14-03-02
Diagnosa Medis : Thypus abdominalis
• Identitas klien
• Nama : Tuan e
• Umur : 21 tahun
• Jenis kelamin : laki laki
• Alamat : jalan purnairawan
• Status pernikahan : Belum menikah
• Pekerjaan : pegawai negri
Status Kesehatan
• Keluhan Utama : Demam, mual, muntah, sakit pada perut bawah.
• Riwayat Penyakit Sekarang : Tuan E, berusia 21 tahun status belum menikah, suku
jawa dan agama islam. dan tinggal di jalan purnairawan no. 23 rt. 05 rw. 03. Tuan E
datang ke RS. Suka Peduli dengan keluhan demam 7 hari dan pada pagi hari demam
turun tapi pada sore dan malam hari kembali naik, mual, muntah dan sakit pada perut
bagian bawah. Dari pemeriksaan di dapat lidah kering dan dilapisi selaput tebal, pasien
nampak lemah. Pasien mengatakan kurang tahu banyak dengan penyakitnya dan nafsu
makan berkurang. Dari pemeriksaan perut bawah ada pembengkakan dan klien nampak
bingung dengan penyakitnya. Dari hasil pemeriksaan : TD = 120/80 mmhg, HR = 90
x/menit, T = 390C, R = 23 x/menit.
• ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Klien mengatakan demam Peningkatan suhu tubuh Hipertermia


DO : Suhu klien 390C    
 

DS : klien mengatakan Mual, muntah dan kurang nafsu Peningkatan produksi asam lambung Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
makan    
DO : Pasien lemah
 
• ANALISA DATA
DS : klien mengatakan sakit perut bagian bawah Karena kuman masuk ke aliran darah dan reaksi Hepatomegali dan nyeri
DO : adanya pembengkakan di perut bagian bawah inflamasi  
   

DS : klien mengatakan kurang tahu banyak mengenai Kurang terpapar informasi mengenai penyakitnya Kurang pengetahuan
penyakitnya.    
DO : Klien nampak bingung dengan penyakitnya
 
• DX. KEPERAWATAN
• Peningkatan suhu tubuh (hypertermia) b.d proses infeksi salmonella typhi.
• Nyeri b.d proses inflamasi karena peradangan di usus halus.
• Resiko tinggi ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat, mual muntah, anoreksia.
• Resiko tinggi kurang cairan b.d pemasukan cairan kurang, kehilangan
cairan berlebihan melalui muntah.
• Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar informasi.
•  
• KESIMPULAN
• Thypus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan
dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan
sering timbul dalam wabah. (Markum, 1991).
• Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang
mulai dapat mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau
minuman yang dikonsumsi kurang bersih. Oleh karena itu, kebersihan diri
sangat diperlukan dari hal yang kecil seperti mencuci tangan setiap atau
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, seperti; mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan dengan sabun, mencuci tangan setelah dari
kamar mandi. Meminum air yang bersih dan sudah dimasak, makan
dengan yang bersih tidak dihinggapi lalat.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai