Anda di halaman 1dari 18

KEGIATAN PERSENGKONGKOLAN DAN KONSPIRASI USAHA

SARTA PRAKTEK DUMPING MENURUT HUKUM


PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN USAHA

Disusun oleh:
Kelompok 4
Muhammad Sobri (200104056)
Puput Riski (200104048)
Nurafnisah (200104066)
PENDAHULUAN
• Hukum Persaingan Usaha terdiri dari kata hukum dan persaingan usaha.
Bila dikehendaki persaingan usaha dapat dipecah lagi menjadi kata
persaingan dan usaha. Hukum merupakan pengatur dan petunjuk dalam
kehidupan bermasyarakat (levensvoorschriten) sehingga hukum selalu
sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat itu sendiri
RUMUSAN MASALAH
• 1.apa pengertian persengkongkolan usaha dan konspirasi usaha
• 2.jelaskan apa itu dumping?
PEMBAHASAN
• Menurut Pasal 1 ayat 8 UU No. 5 Tahun 1999, persekongkolan
atau konspirasi usaha adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku
usaha dengan pelaku usaha lain dengan maksud untuk menguasai pasar
bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol
• Pengertian Dumping
• Dumping adalah suatu kegiatan menjual barang di pasar internasional
dengan memasang harga yang lebih murah atau lebih rendah dari harga
pasar yang ada di dalam negeri. Dalam dunia perdagangan internasional
tentu kita tau adanya istilah eksportir dan importir.Eksportir adalah pihak
berupa badan usaha atau negara yang menjual produk atau komoditasnya
ke pasar luar negeri atau negara lainnya. Sedangkan importir adalah pihak
yang membeli produk atau komoditas dari luar negeri atau negara
sahabatnya.
TUJUAN DUMPING ADALAH

Praktik dumping dilakukan dengan berbagai motivasi dan juga tujuan. Beberapa
diantara tujuan dilakukannya praktik dumping tersebut adalah sebagai berikut:
• Memperoleh keuntungan yang maksimal dengan adanya diskriminasi harga
dengan cara mengekspor ataupun menjual suatu produk ataupun komunitas
pada negara lain dengan memasang harga yang lebih rendah daripada
harga produk yang dijual pada negara eksportir ataupun importir.
• Mencegah adanya penumpukan stok barang yang ada di pasar dalam negeri
karena kelebihan produksi, sehingga perlu melakukan ekspor atau dijual ke
negara lain dengan harga yang jauh lebih murah.
• Melakukan monopoli pasar dengan cara melumpuhkan atau mematikan
bisnis kompetitor lain dengan cara merusak pasar dengan memasang harga
produk yang lebih murah, sehingga kompetitor menjadi tidak kuat secara
modal dan strategi kompetitor akan runtuh dengan sendirinya.
Dengan runtuhnya para kompetitor, maka pihak produsen bisa lebih menguasai
pangsa pasar sehingga akan lebih mudah dalam memasang harga, walaupun
pada awalnya mereka harus menerima kerugian dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
KEUNTUNGAN PRAKTIK DUMPING
• Membantu Krisis Pangan Negara Lain
Untuk memenuhi keperluan produk ataupun komoditas antar negara. Ada
kalanya sebuah negara memang mengalami krisis produksi atau komoditas
tertentu, sehingga untuk bisa memenuhi ketersediaan produk dalam negeri
harus dilakukan kegiatan impor.Namun disisi lain, ada juga negara yang
mengalami kelebihan produksi suatu komoditas, sehingga mereka mampu
memenuhi kebutuhan pasar dalam negaranya dan juga pasar luar negeri
dengan kegiatan ekspor.

.
• Memperluas dan Meningkatkan Pangsa Pasar
Dalam memperluas dan meningkatkan pangsa pasar, harus diakui bahwa ada banyak
sekali kompetitor di dalam sektor ekonomi, terlebih lagi jika ruang lingkupnya sudah
internasional. Hal tersebut akan menyebabkan persaingan yang sangat ketat, sehingga
usaha dalam menjangkau dan memperluas pasar akan terasa makin susah.Nah,
kegiatan dumping ini mampu meningkatkan dan juga memperluas pangsa pasar. Lebih
rendahnya suatu harga produk yang ditawarkan pada pasar luar negeri mampu menarik
perhatian pihak importir untuk bisa terjun langsung dalam kegiatan perdagangan
internasional.
• Menambah Pendapatan Devisa Bagi Negara Eksportir
Perlu digaris bawahi bahwa pembayaran suatu produk di dalam perdagangan
internasional dilakukan dengan menggunakan mata uang asing. Kegiatan dumping yang
mampu meningkatkan pangsa pasar ini mampu meningkatkan pendapatan devisa
ataupun mata uang asing yang didapatkan dari negara asal eksportir.
KERUGIAN PRAKTIK DUMPING
Merusak Tatanan Harga Produk Sejenis
Rendahnya harga ekspor komoditas pada produk sejenis yang ada di dalam
negara importir bisa menimbulkan diskriminasi harga. Hal tersebut pastinya bisa
menimbulkan kerugian untuk negara importir
Mematikan Produsen Kompetitor Lain
Kegiatan dumping yang dianggap sebagai bentuk persaingan yang tidak sehat
berpotensi memiliki tujuan untuk mematikan bisnis kompetitor yang ada di dalam
negeri ataupun luar negeri. Mereka berharap dengan memasang harga yang
lebih rendah dan dijual ke pasar internasional, mereka bisa mencuri pangsa
pasar tersebut
Eksportir Berpotensi Mengalami Kebangkrutan
Kenyataanya, kerugian dari aktivitas dumping ini tidak hanya akan bisa
dirasakan oleh produsen kompetitor yang ada pada negara importir saja, namun
juga untuk pihak eksportir. Penjualan produk yang terlalu rendah justru akan
membuat pihak eksportir tidak akan sanggup untuk menutup biaya produksi
yang sebelumnya sudah dikeluarkan
CONTOH KASUS NEGARA YANG MELAKUKAN
PRAKTIK DUMPING
Dugaan praktik dumping ini pernah terjadi di dalam perdagangan yang dilakukan
oleh pihak Indonesia dengan pihak Korea Selatan. Negara Korea Selatan
mengklaim bahwa Indonesia sudah melakukan praktik dumping dalam hal
penjualan produk kertasnya.Kasus dugaan dumping tersebut berawal saat
produsen kertas asal Korea Selatan tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan
kertas dalam negeri sehingga harus melakukan impor dari negara Indonesia.
Nah, produk kertas asal Indonesia ternyata lebih banyak digemari daripada
produk dalam negeri, karena kualitasnya lebih bagus dan harganya juga lebih
murah. Oleh karena itulah Korea Selatan mengklaim Indonesia melakukan
praktik Dumping.Untuk bisa menanggulanginya, maka saat itu Korea Selatan
menerapkan tarif BMAD yang sangat mahal sehingga akan merugikan pihak
eksportir dari Indonesia.Indonesia pun tidak tinggal diam dan melakukan
pengajuan gugatan ke mahkamah internasional. Hasilnya, Indonesia bisa
memenangi gugatan tersebut.
PERATURAN DI INDONESIA TENTANG PRAKTIK
DUMPING
Pada dasarnya, Indonesia sendiri memang sudah melarang praktik dumping, hal
ini tertuang pada Undang)undang N0 5 pada tahun 1999. Indonesia melarang
praktik ini agar bisa menciptakan suatu persaingan yang lebih sehat dan adil.
Pihak importir juga tidak boleh mempermainkan harga semaunya, karena
penetapan harga jual pada produk ekspor harus bisa disesuaikan dengan
ketentuan yang sudah berlaku. Selain itu, larangan praktik dumping ini juga
dilakukan agar bisa menjaga stabilitas harga produk sejenis, baik itu di pasar
dalam negeri ataupun luar negeri.
MOTIF DAN DAMPAK MELAKUKAN DUMPING
Dumping merupakan salah satu dari strategi dalam merebut persaingan pasar luar negeri
yaitu dengan cara diskriminasi harga. Diskriminasi harga, menurut Ida Bagus Wyasa Putra,
ada tiga alasan yaitu pertama, untuk mengembangkan pasar, dengan cara memberikan
insentif melalui pemberlakukan harga yang lebih rendah kepada pembeli pasar yang dituju.
Kedua, adanya peluang, pada kondisi pasar yang memungkinkan penentuan harga secara
lebih leluasa, baik di dalam pasar ekspor maupun impor. Ketiga, untuk mempersiapkan
kesempatan bersaing dan pertumbuhan jangka panjang yang lebih baik dengan cara
memanfaatkan strategi penetapan harga yang lebih baik dan progresif.Umumnya motif suatu
negara pengekspor yang melakukan dumping adalah merebut pangsa pasar bagi produknya
di negara-negara tujuan ekspor. Ketika harga barang yang diekspor lebih rendah dari harga
barang yang sama di negara tujuan ekspor maka tentunya ini akan menguntungkan negara
pengeskpor karena secara rasional produknya akan digemari di negara luar negeri dan ini
akan memberikan multiplier yang positif dan besar bagi perekonomian negara pengekspor.
PRAKTEK ANTI DUMPING
Karena dampak negatif bagi negara pengimpor dari praktek dumping yang
dilakukan oleh negara pengekspor terhadap jenis barang yang sama, maka
dibutuhkan aturan dan pembatas serta pengendali terhadap praktek dumping
tersebut. Aturan mengenai larangan dumping (peraturan anti dumping)
bertujuan memberikan proteksi terhadap industri dalam negeri dari praktek
dumping yang diduga dilakukan ekportir atau produsen luar negeri.Praktek
dumping dapat dikenakan tindakan anti dumping bila merugikan industri atau
produsen negara pengimpor. Hukuman bagi negara yang terbukti melakukan
praktek dumping dan merugikan industri atau produsen dalam negeri akan
dikenakan bea masuk anti dumping (BMAD) sebesar marjin dumping (selisih
harga ekspor dengan harga di pasar asal eksportir) yang ditemukan, guna
mengeliminir kerugian dari barang dumping sehingga industri dalam negeri tetap
terlindungi dan dapat tetap bersaing dengan barang impor.
KENAPA PRAKTIK DUMPING MASIH TERJADI
Ada beberapa pendapat kenapa praktek dumping masih terjadi meskipun saat
ini dibanyak negara telah memiliki Undang-Undang Anti Dumping. Ketika suatu
negara memutuskan untuk menjual produknya ke luar negeri (lebih dari satu
negara) lebih murah dari di dalam negeri, maka:
1.Ketika negara tujuan ekspor tidak memproduksi barang yang sejenis dan tidak
juga terdapat barang yang sama dari negara lain maka kehadiran barang
dumping tidaklah menjadi masalah baik bagi produsen atau industri negara
tersebut dan juga bagi masyarakatnya. Jika kondisi ini terjadi maka praktek
dumping dapat terus berjalan di negara tersebut
2.Ketika negara pengimpor tidak memiliki industri atau produsen barang yang
sejenis dengan barang dumping dari negara A, namun di negara tersebut
terdapat barang impor dari negara B yang sama, maka pada saat barang
dumping tersebut diperkenalkan kepada masyarakat suatu negara melalui
media promosi, tentunya tingkat penjualan barang tersebut akan meningkat
karena ini sangat menguntungkan masyarakat tersebut
3.Ketika terdapat industri sejenis di negara pengimpor dan juga terdapat barang
impor yang sama dari negara B dan hadirnya barang dumping oleh negara A
tidak merugikan industri negara tersebut dan negara B maka produk dumping
masih boleh diedarkan di negara tersebut.
KESIMPULAN
• Menurut Pasal 1 butir 8 UU No. 5 Tahun 1999, persekongkolan atau konspirasi
usaha adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan
pelaku usaha lain dengan maksud untuk menguasai pasar bersangkutan bagi
kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol . Ketika negara tujuan ekspor
tidak memproduksi barang yang sejenis dan tidak juga terdapat barang yang
sama dari negara lain maka kehadiran barang dumping tidaklah menjadi
masalah baik bagi produsen atau industri negara tersebut dan juga bagi
masyarakatnya. Ketika negara pengimpor tidak memiliki industri atau produsen
barang yang sejenis dengan barang dumping dari negara A, namun di negara
tersebut terdapat barang impor dari negara B yang sama, maka pada saat
barang dumping tersebut diperkenalkan kepada masyarakat suatu negara
melalui media promosi, tentunya tingkat penjualan barang tersebut akan
meningkat karena ini sangat menguntungkan masyarakat tersebut. Mereka
dapat konsumsi dengan harga yang lebih murah dan akan cepat mengalihkan
konsumsi ke barang tersebut .
• Hal yang sama juga terjadi ketika di negara tujuan ekspor memiliki industri
atau produsen barang sejenis dengan barang dumping. Ketika terdapat
industri sejenis di negara pengimpor dan juga terdapat barang impor yang
sama dari negara B dan hadirnya barang dumping oleh negara A tidak
merugikan industri negara tersebut dan negara B maka produk dumping
masih boleh diedarkan di negara tersebut

Anda mungkin juga menyukai