Anda di halaman 1dari 26

SURAT DAKWAAN

Bahan Kuliah Hukum Acara Pidana


Fakultas Hukum
Universitas Syiah Kuala
Pengertian Surat Dakwaan
• A. Karim Nasution (Buku Surat Tuduhan):
Tuduhan adalah suatu surat atau akte
yang memuat suatu perumusan dari
tindak pidana yang dituduhkan, yang
sementara dapat disimpulkan dari surat-
surat pemeriksaan pendahuluan yang
merupakan dasar bagi hakim untuk
melakukan pemeriksaan”
Pengertian Surat Dakwaan
Surat yang berisi dakwaan bahwa
seseorang telah melakukan tindak pidana.
Surat dakwaan pada hakikatnya adalah
kesimpulan dari penuntut umum dari apa
yang dilakukan oleh tersangka berdasarkan
hasil penyidikan dan dasar bagi penuntut
umum dalam mengajukan terdakwa ke
sidang pengadilan.
PENGERTIAN SURAT DAKWAAN
• Akte yang memuat suatu rumusan tindak pidana yang
dituduhkan kepada seseorang yang menjadi dasar
bagi hakim untuk melakukan pemeriksaan.
• Merupakan batas-batas bagi pemeriksaan hakim.
Putusan hakim hanya dibolehkan terhadap tindak
pidana yang disebutkan dalam dakwaan dengan cara-
cara yang disebutkan.
• Hakim tidak dapat menjatuhkan putusan terhadap
tindak pidana yang tidak didakwakan, walaupun
tindak pidana tersebut benar-benar terjadi.
Dasar Penyusunan Surat Dakwaan

• Dalam hal penuntut umum


berpendapat bahwa dari hasi
penyidikan dapat dilakukan
penuntutan, ia dalam waktu
secepatnya dapat membuat surat
dakwaan. (Pasal 140 KUHAP)
Yang Berwenang Membuat Dakwaan

• Penuntut umum berwenang membuat


surat dakwaan karena:
1. Pejabat yang mewakili rakyat;
2. Pejabat yang bertindak untuk dan
atas nama negara.
Contoh
• Putusan MA Reg. No. 47/K/K/1956 tanggal 28 Maret
1957: “yang menjadi dasar tuntutan pengadilan ialah
surat tuduhan jadi bukan tuduhan yang dibuat oleh
polisi ”
• Putusan MA No. 74/K/Kr/1973 tanggal 10 Desember
1973: “tidak menghukum terdakwa walaupun dari
hasil persidangan dapat dibuktikan penggelapan,
karena dalam surat tuduhan perkara hanya diuraikan
perbutan penipuan tanpa menguraikan perbuatan
penggelapan”
Fungsi Surat Dakwaan
Surat dakwaan mempunyai peranan penting dalam
sidang pengadilan:
a. Dasar pemeriksaan di sidang pengadilan negeri.
b. Dasar penuntutan pidana (Requisitoir)
c. Dasar keberatan terdakwa dan pembelaan
d. Dasar bagi hakim untuk menjatuhkan putusan
e. Dasar pemeriksaan peradilan selanjutnya
(banding, kasasi, PK atau kasasi demi
kepentingan hukum).
Syarat-syarat Surat Dakwaan
a. Syarat Formil
Identitas Terdakwa (Nama lengkap,
Tempat Lahir, umur/tanggal lahir, jenis
kelamin, kebangsaan, tempat tinggal,
agama, pekerjaan), diberi tanggal
pengajuan Surat Dakwaan dan
ditandatangani oleh Penutut Umum.
Syarat-syarat Surat Dakwaan
b. Syarat Materiil
• Uraian secara cermat, jelas, lengkap
mengenai tindak pidana yang
didakwakan (unsur, cara melakukan,
dan akibat dari perbuatan)
• Waktu tindak pidana dilakukan
(tempus delicti)
• Tempat tindak pidana dilakukan (Locus
Delicti)
Pasal 143 ayat (2) KUHAP
Penuntut umum membuat surat dakwaan yang
diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi:
a. nama Iengkap, tempat lahir, umur atau tanggal
lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal,
agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak
pidana itu dilakukan. (Tidak memenuhi poin b
maka Surat Dakwaan batal demi hukum).
Pasal 142 KUHAP
Dalam hal penuntut umum menerima satu berkas
perkara yang memuat beberapa tindak pidana yang
dilakukan oleh beberapa orang tersangka yang tidak
termasuk dalam ketentuan Pasal 141, penuntut
umum dapat melakukan penuntutan terhadap
masing-masing terdakwa secara terpisah.
1) Penuntut umum melimpahkan perkara ke
pengadilan negeri dengan permintaan agar segera
mengadili perkara tersebut disertai dengan surat
dakwaan.
Pasal 142 KUHAP
2) Penuntut umum membuat surat dakwaan yang
diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi:
a. nama Iengkap, tempat lahir, umur atau
tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan
tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat
tindak pidana itu dilakukan.
Pasal 142 KUHAP
3) Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b
batal demi hukum.
4) Turunan surat pelimpahan perkara beserta surat
dakwaan disampaikan kepada tersangkaatau
kuasanya atau penasihat hukumnya dan
penyidik, pada saat yang bersamaan.
denganpenyampaian surat pelimpahan perkara
tersebut ke pengadilan negeri.
Pasal 144 KUHAP
1) Penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan
sebelum pengadilan menetapkan hari sidang, baik
dengan tujuan untuk menyempurnakan maupun
untuk tidak melanjutkan penuntutannya.
2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat
dilakukan hanya satu kali selambat-lambatnya
tujuh hari sebelum sidang dimulai.
3) Dalam hal penuntut umum mengubah surat
dakwaan ia menyampaikan turunannya kepada
tersangka atau penasihat hukum dan penyidik.
Tips menyusun Surat Dakwaan
1) Mempelajari hasil pemeriksaan pendahuluan yang tertuang
dalam BAP Penyidikan. Jika perlu hasil pemeriksaan
pendahuluan dibuat layaknya kronologis kasus, sehingga
perlu direkonstruksi ulang. Supaya fakta-fakta yang terjadi
menjadi jelas.
2) Mencari ketentuan perundang-undangan yang relevan
dengan gambaran peristiwa pidana tersebut
3) Menentukan jenis perkara (sederhana atau biasa).
4) Menentukan strategi mengajukan perkara (splitsing/dipisah
antara terdakwa 1 dengan yang lain terhadap perkara yang
sama atau voeging/diperiksa bersama).
5) Merancang dan menentukan jenis surat dakwaan.
Tips menyusun Surat Dakwaan
6) Melakukan rechek pada alat bukti yang ada, apakah
memenuhi persyaratan atau tidak yang sesuai dengan
ketentuan hukum pembuktian, mendukung dakwaan dan
dapat diajukan ke muka sidang guna diperiksa pada hari yang
ditentukan nanti.
7) Menyusun surat dakwaan dengan memperhatikan syarat-
syarat yang ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) KUHAP. Pada
surat dakwaan bagian (c) PU secara teliti harus menguraikan
dakwaan dengan mentranformasikan fakta faktual dari hasil
rekonstruksi hasil pemeriksaan pendahuluan menjadi fakta
yuridis dengan mengaitkan dengan ketentuan Per-UU
(hukum pidana) yang relevan (legal analysis).
Jenis-Jenis Dakwaan

1. Dakwaan Tunggal
2. Dakwaan kumulatif
3. Dakwaan Alternatif
4. Dakwaan Subsideritas
5. Dakwaan Kombinasi/Gabungan
Dakwaan Tunggal

• Dakwaan yang terdiri dari satu tindak


pidana
• Hanya melanggar satu ketentuan pidana
• Proses pembuktiannya mudah
• JPU yakin dakwaannya terbukti
Dakwaan Kumulatif
• Dakwaan yang terdiri lebih dari satu tindak
pidana baik dalam waktu atau tempat yang
sama maupun waktu dan tempat yang berbeda
• Lihat Pasal 141 KUHAP
• Predikat dakwaan dimulai dengan dakwaan
kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya
• Antara satu dakwaan dengan yang lain
dihubungkan dengan kata “dan”
• Setiap dakwaan harus dibuktikan sendiri-sendiri
Dakwaan Alternatif
• Dakwaan pilihan
• Dipilih karena adanya keraguan, tindak pidana mana
yang sesungguhnya dilakulan oleh terdakwa yang
akan terbukti di persidangan.
• Kebebasan untuk memilih ada pada hakim
• Antara dakwaan satu dengan yang lainnya saling
mengecualikan, ditandai dengan kata “atau”
• Biasanya digunakan untuk tindak pidana yang
bentuk perbuatannya sama tapi diatur dalam
perundang-undangan yang berbeda
Dakwaan Subsideritas
• Disebut juga dakwaan pengganti atau dakwaan
berlapis
• Dibuat ketika penuntut umum ragu akan tindak
pidana apa sesungguhnya yang telah dilakukan oleh
terdakwa dan akan terbukti di persidangan.
• Menyusun dakwaan dengan predikat “primer,
subsider, lebih subsider, lebih lebih subsider
• Dakwaan primer disusun dengan sanksi yang paling
berat
• Cara pembuktian secara bertahap
Dakwaan Kombinasi
• Surat dakwaan yang menggabungkan
antara dakwaan kumulatif, alternatif dan
subsideritas.
• Disusun jika terdapat beberapa tindak
pidana yang dilakukan dengan cara-cara
yang sulit untuk dibutuhkan.
• Apa yang diperiksa sangat tergantung
pada jenis yang dominan dipilih oleh JPU
Format Dakwaan Kombinasi
Kejaksaan Negeri ….
“Untuk Keadilan”

SURAT DAKWAAN
Nomor: ……………..
Terdakwa
Nama:
Tempat Lahir
Tanggal Lahir/Umur
Jenis Kelamin
Kebangsaan/Kewarganegaraan
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
lanjutan
Ditahan oleh:
Penyidik:
….
…..
Dakwaan:
Pertama
Primer:
Bahwa ia terdakwa pada …….
Perbuatan mana diatur dan diancam pidana dalam Pasal ……,

Subsider:
Bahwa ia terdakwa pada …….
Perbuatan mana diatur dan diancam pidana dalam Pasal …..
Lanjutan
dan
Kedua:
Bahwa ia terdakwa pada …….
Perbuatan mana diatur dan diancam pidana dalam Pasal ….. dan

Ketiga:
Bahwa ia terdakwa pada …….
Perbuatan mana diatur dan diancam pidana dalam Pasal ….. .

Banda Aceh, …………….


Jaksa Penuntut Umum

( }

Anda mungkin juga menyukai