Anda di halaman 1dari 17

PEMROGRAMAN

JARINGAN
IPV6
FARHAN MAULANA
1907113473
01.
Pengertian
IPV6
IPv6 (Internet Protocol version 6) adalah versi terbaru dari 
Protokol Internet (IP), protokol komunikasi yang menyediakan sistem identifikasi dan lokasi
untuk komputer di jaringan dan merutekan
lalu lintas di Internet. IPv6 dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk
menangani masalah kelelahan alamat IPv4 yang telah lama diantisipasi. IPv6 dimaksudkan
untuk menggantikan IPv4.[1] Pada Desember 1998, IPv6 menjadi Draft Standar untuk IETF, [2]
 yang kemudian meratifikasinya sebagai Standar Internet pada 14 Juli 2017.
IPv6 memberikan manfaat teknis lainnya selain ruang pengalamatan yang lebih
besar. Secara khusus, ini memungkinkan metode alokasi alamat hirarkis yang
memfasilitasi agregasi rute di Internet, dan dengan demikian membatasi perluasan tabel
routing. Penggunaan pengalamatan multicast diperluas dan disederhanakan, dan
memberikan optimisasi tambahan untuk pengiriman layanan. Aspek mobilitas perangkat,
keamanan, dan konfigurasi telah dipertimbangkan dalam desain protokol.
02.
Perbedaan
IPV4 & IPV6
Untuk mengetahui perbedaannya, kita contohkan
IPv6 adalah :
2001:cdba:0000:0000:0000:0000:3257:9652.
Atau, bisa ditulis lebih singkat 2001:cdba::3257:9652.
Dengan sistem 128 bit, ia dapat memiliki kombinasi
hingga 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat!

Tak heran, ia digadang-gadang akan menggantikan IPv4 yang hanya


terbatas 4,29 miliar IP address saja. Jadi, jika kebutuhan IP semakin
meningkat, tak perlu khawatir akan kehabisan IP address.
Sayangnya, saat ini penggunaannya masih 35% saja di seluruh dunia.
Artinya, masih cukup banyak yang setia dengan IPv4.
Tabel Perbedaan IPV4 dan IPV6

Perbedaan IPv4 IPv6

Panjang angka 32-bit 128-bit

Menggunakan angka  saja Terdiri dari angka dan huruf


Jenis angka
(numeric) (alphanumeric)

2001:0db8:0000:0000:0000
Contoh alamat 172.16.254.1
:ff00:0042:7879

Max.
340.282.366.920.938.463.4
Dukungan alamat unik Max. 4,29 miliar
63.374.607.431.768.211.45

Jumlah class alamat IP Lima kelas, A sampai E Tanpa batasan

DNS record A AAAA


03.
Kelebihan dan
Kekurangan IPV6
Kelebihan
1. Lebih Cepat — tak bergantung dengan NAT (Network-Address Translation). Hal ini
membuat proses transfer data bisa lebih cepat.
2. Lebih Efektif — memiliki ukuran routing table lebih sedikit dari IPv4. Ini membuat
proses routing lebih tersusun rapi dan efektif
3. Lebih Aman — dibekali kemampuan enkripsi untuk membuat proses pertukaran data
lebih aman. Lalu, juga lebih siap menangkal serangan ke ARP (Address Resolution
Protocol) yang bisa mengalihkan trafik dan memanipulasinya.
4. Bandwidth Lebih Hemat — mendukung multicast  sehingga membuat penggunaan
bandwidth lebih hemat. Sebab, pertukaran data yang rakus bandwidth bisa dikirim ke
berbagai tujuan secara bersamaan. 
5. Konfigurasi Lebih Mudah — Konfigurasi IP address berjalan secara otomatis
sehingga jauh lebih mudah dan praktis.
6. Lebih Cocok untuk Mobile — Koneksi pada perangkat mobile bisa lebih cepat.
Sebab, koneksinya tak perlu melewati NAT yang akan memakan waktu.
Kekurangan
1. Kompatibilitas belum optimal — kebanyakan perangkat
yang mengakses internet masih menggunakan IPv4. Jadi,
dukungan infrastruktur dan jaringan IPv6 belum menyeluruh.
2. Tren peralihan yang lambat  — walaupun sudah dikenalkan
sejak 1995, penggunaan IPv6 baru mencapai 35% saja di
dunia.
03.
Program IPV6
Start.java
public class Start {
public static void main(String[] args){
Converter conv = new Converter();

conv.receiveIp();
conv.converting();
conv.print();
conv.convertingHexa();
conv.ipv6Complete();
}
}
Converter.java
import java.util.Scanner;
public class Converter {
/* Variables and Objects */
Scanner in = new Scanner(System.in);
public int ipv4[] = new int[4];
public int getOctet[] = new int[32];
public int saveSum[] = new int[8];
int bits, aux, sum, cont = 0, auxSum = 8, j = 0;
StringBuilder ipv6 = new StringBuilder();

public void receiveIp(){


System.out.println("Write the first octet in decimal");
ipv4[0] = in.nextInt();
System.out.println("Write the second octet in decimal");
ipv4[1] = in.nextInt();
System.out.println("Write the third octet in decimal");
ipv4[2] = in.nextInt();
System.out.println("Write the fourth octet in decimal");
ipv4[3] = in.nextInt();
for(int i = 0; i < 4; i++){
if(ipv4[i] > 255){
System.out.println("*** The ip address is incorrect !!!");
receiveIp();}
}
}
//Verify ip address
public void print(){
for(int i = 0; i <= 31; i++){
System.out.print(getOctet[i]);
}System.out.println("\n");
}
/*
*It uses BCD 8421 to convert ip address
*/
public void converting(){
for(int i = 0; i < 4; i++){
bits = 128;
aux = ipv4[i];
while(true){
if(aux >= bits){
aux -= bits;
getOctet[cont] = 1;
cont++;
}else{
cont++;}

if(bits == 1){
break;}
bits /= 2;}
}
}
public void convertingHexa(){
int i = 0;
while(true){
//Checks whether the bit is on or off
if(getOctet[i] == 1){
sum = sum + auxSum; //add 8 or 4 or 2 or 1
}else{
sum = sum + 0;}
//Reset variables and go to the next octet
if(auxSum == 1){
saveSum[j] = sum;
auxSum = 8;
sum = 0;
System.out.println(saveSum[j]);
j++;
}else{
//If it didn't finish
auxSum = auxSum / 2;
/* 8/2 = 4 next
* 4/2 = 2 next
* 2/2 = 1 end
*/}
i++;
//After checking each bit, it stops
if(i == 32){
break;}
}
}
public void ipv6Complete(){

for(int i = 0; i < 8; i++){


if(i == 4){
ipv6.append(":"+Integer.toString(saveSum[i], 16).toUpperCase()); //Hexadecimal conversion
}else{
ipv6.append(Integer.toString(saveSum[i], 16).toUpperCase()); //Hexadecimal conversion
}
}

System.out.println("Tunel 6to4 is -> 2002:"+ipv6+":0:0:0:0:0 /64");

}
Output
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai