Anda di halaman 1dari 10

Kelompok dua

Masa Setelah Orde Baru

Nur Laela E120024 Ritno Adrianto E120032

Sahrun E120033 Wulan Agustin E120045

Rani Murwani E117002 Winti Rianti E120044


Sulaeman Effendy E120036 Vicha E120038

Tety Alvia E120037 Wa Ode Atika E120039

Wanda Febriana E120042 Ristian E120026


Reformasi
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya
perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah
yang lebih baik secara konstitusional. Adanya perubahan kehidupan dalam
bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik,
demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.
Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda
berbagai segi kehidupan. Krisis multidimensional yang meliputi krisis
politik, ekonomi, hukum, sosial, dan lain sebagainya merupakan faktor
yang mendorong lahirnya gerakan reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan
telah menjadi salah satu indikator yang menentukan.
Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki adanya
pergantian kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Pergantian kepemimpinan
nasional diharapkan dapat memperbaiki kehidupan politik, ekonomi,
hukum, sosial, dan budaya. Indonesia harus dipimpin oleh orang yang
memiliki kepedulian terhadap kesulitan dan penderitaan rakyat.
Periode Akhir Orde Baru

Orde baru berjalan hampir selama tiga decade,


akan tetapi mulai goyah memasuki akhir
decade 1990-an. Pemerintahan Orde Baru tidak
mampu menghadapi krisis multidimensional
yang berlangsung sejak 1997.
Krisis Moneter
Pada awal tahun 1997 krisis moneter melanda Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Pada awal Juli 1997 rupiah Indonesia berada pada posisi nilai tukar Rp
2.500,00/US$ dan terus mengalami kemerosotan hingga 9%. Bank Indonesia pun
tidak mampu membendung rupiah yang kian merosot hingga RP 17.000,00/US$.
Kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa saham Jakarta, bangkrutnya perusahaan
– perusahaan besar di Indonesia, dan likuidasi beberapa bank nasional.
Krisis Ekonomi
Munculnya krisis moneter sejak 1997 berdampak pada perekonomian dan dunia
usaha. Sejumlah perusahaan bangkrut, sehingga menyebabkan terjadinya pemutusan
hubungan kerja (PHK) besar – besaran. Hal ini mengakibatkan lonjakan ke level
yang belum pernah tercapai sejak tahun 1960-an, yaitu sekitar 20 juta atau lebih dari
20% angkatan kerja. Akibat PHK dan naiknya harga berang dengan cepat, jumlah
penduduk di bawah garis kemiskinan mencapai 50% dari total penduduk
Krisis Politik
Setelah pelaksanaan pemilu 1997 perhatian asyarakat tertuang pada Sidang
Umum MPR pada bulan Maret 1998 yang menetapkan kembali Soeharto sebagai
presiden untuk masa jabatan 1998-2003 dengan B.J. Habibie sebagai wakilnya.
Tanggal 10 Maret 1998 pidato pertanggungjawaban Presiden Soeharto diterima oleh
MPR. Selanjutnya, pada 12 Maret 1998 Presiden Soeharto kembali dilantik sebagai
presiden dan B.J. Habibie sebagai wakilnya.
Peran Pelajar Dan Mahasiswa
Menuntut Reformasi
 Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia
Aksi pertama mahasiswa Universitas Indonesia dilakukan pada tanggal
19 Februari 1998, tiga bulan sebelum Presiden Soeharto turun dari
jabatannya. Keesokan harinya, aksi dilakukan oleh lebih dari 10.000 orang
berkeliling kampus dan berkahir di dekat gerbang masuk UI, yang
menyampaikan aspirasinya melalui baliho bertuliskan “turunkan harga!”,
“hapus monopoli, korupsi, dan kolusi!”, “tegakkan kedaulatan rakyat!”,
“tuntut suksesi kepemimpinan nasional!”
 Tragedi Trisakti
Pada tanggal 12 Mei 1998 mahasiswa Universitas Trisakti melakukan
demonstrasi menuntut turunnya Presiden Soeharto yang dilakukan sesuai
dengan anjuran aparat. Akan tetapi, kekangan aparat menyebabkan
mahasiswa menuntut untuk berdemo di depan gedung DPR agar aspirasi
mereka bisa langsung disampaikan kepada pemerintah.
Pengunduran Diri Presiden
Soeharto
Kondisi Indonesia yang tidak terkendali memak Presiden
Soeharto mempercepat kepulangannya dari Mesir.
Akhirnya pada hari Kamis tanggal 21 Mei 1998 Presiden
Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya, dan sesuai
pasal 8 UUD 1945 B.J. Habibie akan melanjutkan sisa
masa pemerintahannya sebagai Presiden Republik
Indonesia ketiga, periode 1998-1999.
Perkembangan Politik Dan Ekonomi
Indonesia Orde Reformasi
Pemerintahan B.J. Habibie (1998-1999)
Pemerintahan Megawati Soekarnoputri (2001-2004
Pemerintahan S.B. Yudhoyono – Jusuf Kalla (2004-
2009)
Pemerintahan S.B. Yudhoyono – Boediono (2009-
2014)
Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla (2014 –
sekarang)
Demokrasi Pada Masa Reformasi
Keluarnya Ketetapan MPR-RI
Ketetapan tersebut antara lain Tap MPR RI No.
X/MPR/1998 tentang Pokok – Pokok Reformasi, Tap
MPR RI No. VII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap
MPR tentang Referendum, Tap MPR RI No.
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih Dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,
dan Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang
Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia.
Kebebasan Pers Pada Masa Reformasi
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie, bermunculan media cetak
baru yang berjumlah hingga 1.397 penerbit di seluruh Indonesia
karena Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) tidak lagi
diberlakukan. Selanjutnya, Presiden Abdurrahman Wahid
meneruskan kebijakan Habibie, jumlah penerbitan di Indonesia
pun meningkat signifikan.
Pada masa pemerintahan Megawati,terjadi demokratisasi pers
yang ditandai hadirnya undang – undang pers dan undang –
undang penyiaran. Undang – undang pers memiliki dampak
positif dan negatif. Disatu sisi munsul kebebasan dalam
mengemukakan pendapat dan disisi lain pers melahirka sejumlah
media cetak yang tak terkendali. Kebebasan pers ini berlangsung
hingga saat ini.
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai