Anda di halaman 1dari 54

PENCEGAHAN &

PENGENDALIAN
INFEKSI

• KOMITE PPI RS AMELIA PARE


LATAR BELAKANG
• Peningkatan kasus infeksi (new emerging, emerging &
re-emerging diseases), Wabah / KLB.
• RS & Fasilitas YanKes lain harus dapat memberikan Yan
yg bermutu, akuntabel, transparan terhadap
masyarakat, khususnya terhadap jaminan keselamatan
pasien (patient safety).
• Komitment global  PATIENT SAFETY
• Perlu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pembinaan  upaya menekan kejadian infeksi akibat
pelayanan di RS
• Rekomendasi mengacu : Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
(PMK no 27, 2017) 2
• Menurunkan angka Infeksi
Nosokomial/Healthcare
Associated Infections (HAIs)
• Memutuskan rantai penularan
di RS
• Mencegah terjadinya Multi Drug
Resistant TB (MDR TB) di
masyarakat
UU RI No. 29 Th 2004 ttg Praktek Kedokteran
UU RI No. 36 Th 2009 ttg Kesehatan
UU RI No. 44 Th 2009 ttg Rumah Sakit
Kepmenkes RI No.129/2008 : Standar Pelayanan
Minimal RS
Kepmenkes RI No.270/2007 : Pedoman Manajerial
PPI di RS
Kepmenkes RI No.382/2007 : Pedoman PPI di RS
Kepmenkes No.364/2009 : Pedoman Nasional
Penanggulangan TB
SE Menkes No.884/2007 : Ekspansi TB strategi DOTS
di RS & balai kesehatan.
SE Dirjen Bina Yanmed 2008 : Pembentukan
komite PPI & Tim PPI di RS.
Tujuan Program PPI dan PPI –TB di
RS

Meningkatkan mutu layanan RS melalui


PPI, yang dilaksanakan oleh semua
unit/SMF di RS yang meliputi
manajemen risiko,
clinical governance,
kesehatan dan Keselamatan Kerja
KEBIJAKAN KEMENKES
DALAM
PPI dan PPI-TB DI RS

1. Setiap RS harus melaksanakan PPI  SK


Menkes No 270/MENKES/2007
2. Pelaksanaan PPI sesuai dgn Pedoman
Manajerial PPI di RS dan pedoman PPI –TB
di RS  Kemenkes RI.
3. Direktur RS membentuk Komite PPI dan
Tim PPI yang berada dibawah koordinasi
Direktur
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
(HAIs)

Risiko Healthcare Associated Infections di


negara berkembang sebanyak 20 kali lebih
tinggi daripada negara maju

Setiap saat 1.4 jt orang didunia menderita


infeksi di rumah sakit.

Setiap tahun suntikan tidak aman


menyebabkan 1.3 juta kematian umumnya
karena transmisi blood-borne patogen
seperti HBV, HCV dan HIV
MANAJEMEN PPI
Merupakan kegiatan untuk
mengendaliakan infeksi terkait
dengan pelayanan kesehatan
yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan,
pembinaan, monitoring evaluasi
serta pelaporan
TUJUAN PROGRAM PPI :
 PRINSIP DASAR  memutus siklus transmisi
penyakit
 melindungi pasien, petugas, keluarga/pengunjung,
masyarakat & lingkungan

DILAKSANAKAN BERDASARKAN PEDOMAN PPI


10
Tujuan Program PPI RS
UMUM :
Meningkatkan mutu layanan RS melalui PPI
dilaksanakan oleh semua bagian/unit di RS
meliputi : manajemen risiko, clinical governance,
kesehatan dan keselamatan kerja
USS

Terbentuknya organisasi PPI oleh direktur RS  tugas,


USSU


KKHHU

program, wewenang, tanggung jawab


 Dimanfaatkannya semua sumber daya RS secara efektif &
efisien
 Angka kejadian infeksi di RS < bermakna
 Pemantauan & evaluasi program PPI RS
11
RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI
Agen Penyebab
Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit

Pejamu Rentan: Reservoir:


Immunocompromised; Pasca Manusia; Air dan Larutan;
bedah; Luka bakar; Obat; Peralatan
Penyakitkronik;Umur muda; Lansia

Tempat Masuk: Tempat Keluar:


Lapisan mukosa; Luka; Sal. Cerna; Ekskreta; Sekreta; Droplet
Sal. Kemih; Sal. nafas

Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak langsung,
droplet; melalui Udara; mel.
Benda; Vektor

2-12
Sumber Infeksi
• Lingkungan RS
– Kontaminasi makanan (Salmonella, E.coli)
– Kontaminasi air (Legionella pneumophilia)
– Kontaminasi obat dan alat (Pseudomonas)
• Petugas kesehatan
– Terinfeksi  jarang
– Carrier (S. aureus dan Salmonella)
• Pasien
13
Manusia Lingkungan

Petugas Udara Air Obat

Pasien Bebas tugas Limbah Makanan

Carrier asimptomatik

Kontaminasi Kontaminasi Air, makanan,


tangan Udara Vektor
obyek dan obat
Salmonella Typhoid Measless Malaria Brucellosis
S. aureus Hepatitis Tuberculosis DHF Legionella

Pasien kontak dengan tangan, alat kesehatan,


atau makanan yang terkontaminasi

Infeksi 14
INOS – impact
• 10% pasien rawat inap
Prolong hospital stay • Lama rawat 2,5 x >
• Rerata tambahan hari: 3,9-12 hr /ks

• Biaya 2,8 x >


Increase cost • Rerata > biaya : £2917/ks
($ 593 to $ 40,000/ks)

• 5000 kematian karena inos/tahun ( >


Increase morbidity
lakalantas)
and mortality • > mortality rate (18.7 – 75.1%)

National Audit Office, UK (2000); Biwersi et al, 2009; Taconelli et al, 2009; Madani et al,15
2009)
Beberapa faktor risiko dapat dicegah

 Menghilangkan asal pathogen


– Prinsip sterilisasi & desinfeksi
 Mencegah proses penularan
– Prinsip kewaspadaan standar
 Mengurangi kerentanan
 Edukasi & pelatihan berkesinambungan

Kenyataan bahwa tidak seluruhnya penularan di RS / sarana


kesehatan lain dapat dicegah 16
Kewaspadaan Standar
N + BS I
UT I O
1. Kebersihan tangan L PRECA
SA
U NI V E R
2. Penggunaan APD
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pengelolaan limbah
6. Penatalaksanaan Linen
7. Perlindungan & Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Hygiene respirasi/Etika batuk
10. Praktek menyuntik aman
11. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi

2-19
Kewaspadaan Standard

1. Kebersihan Tangan indikator kualitas patient safety

Tangan :
media transmisi patogen tersering di RS

20
1. Kebersihan Tangan
• Cuci tangan 6 langkah
• Prosedur terpenting >< transmisi pathogen infeksi (orang
ke orang; objek ke orang)
• Antiseptik, dan air mengalir atau
• Handrub berbasis alkohol bila tidak tampak kotor
• ‘Clean care is safer care’
• Bukti : cuci tangan berkontribusi pada
penurunan insiden MRSA,VRE di ICU

Pelatihan Manajemen Keperawatan


21
Mei 2012
Most hospital acquired
infections are spread by
contaminated hands

5 saat penting wajib menjalankan


kebersihan tangan :
1. Sebelum kontak pasien
2. Sebelum prosedur bersih/aseptik
3. Setelah kontak cairan tubuh
4. Setelah kontak pasien
5. Setelah menyentuh lingkungan
sekitar pasien
Pelatihan Manajemen Keperawatan
Mei 2012
22
2. PENGGUNAAN APD
Sarung tangan
• Bersih,tidak steril
darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi, benda terkontaminasi

• Steril
mukosa membran,
kulit tidak utuh

• Pilih ukuran sesuai dg tangan


• Gunakan sesuai indikasi
• Segera lepas setelah tindakan

2-23
Masker, goggle, pelindung wajah

Melindungi
mukosa membran mata, hidung,mulut dari
kemungkinan percikan / semprotan darah/cairan
tubuh selama prosedur tindakan/perawatan pasien

2-24
Gaun/apron

Bersih, non steril


melindungi kulit,
cegah baju terkontaminasi

Steril
mencegah kontaminasi dari
petugas pasien,
pasien  petugas

Penutup kaki lindungi dr


tumpahan/percikan bahan infeksius
2-25
3. Peralatan perawatan pasien

• Kriteria Spaulding
Non kritikal
Semikritikal
Kritikal
• Dekontaminasi
disinfeksi
cleaning
DTT/Sterilisasi
26
Klasifikasi alat-alat medis
menurut Dr. Earl Spaulding :
Risiko Definisi Peralatan Cara

Kontak dengan jaringan Instrumen bedah, DISTERILKAN :


Tinggi
steril, sistem peredaran laparoskop, kateter Sterilisasi Autoklaf,
( Critical ) darah (Vaskuler) jantung, Scapel, ETO atau strilisasi
implant temperatur rendah,
chemical sterilans
Disposible
Kontak dengan Endoskopi/anestesi, , Disinfeksi Tingkat
Sedang
membran mukosa yang ETT, termometer Tinggi: pasteurisasi,
( Semi utuh, mudah rectal steam, disinfektan
terkontaminasi dengan kimiawi
Critical ) mikroba.
Kontak dengan kulit Stetoskope, Tidak perlu Steril :
Rendah
yang utuh dan tidak tensimeter, linen, pembersihan fisik /
( Non- mengenai membran bedpan, urinal, disinfeksi tingkat
mukosa, lingkungan apron,alat makan rendah (deterjen dan
Critical ) secara tidak langsung. air)
lantai, dinding,
tempat tidur
Alur Pemrosesan Alat Medis Bekas Pakai
Pre-Cleaning (Pembersih Awal) Menggunakan detergen atau
enzymatic, sikat (petugas dengan APD sesuai)

Pembersihan
(Cuci bersih dan , tiriskan)

Sterilisasi Disinfeksi tingkat Disinfeksi tingkat


tinggi rendah
(peralatan kritis)
(peralatan semi (peralatan non kritikal)
Masuk dalam kritikal)
pembuluh Hanya pada
darah/jaringan tubuh : Masuk dalam mucosa permukaan tubuh yang
tubuh : utuh :
Instrumen bedah
Laringoscope, Tensi meter,
Endotracheal tube, termometer
NGT
Diirebus Kimiawi

Bersihkan
dengan air steril
dan keringkan 6-28
4. Pengendalian lingkungan
Disinfektan untuk pembersihan harus standar
1. Pembersihan permukaan horizontal ruang rawat pasien:
lantai tanpa karpet, permukaan datar lain, meja pasien
harus dibersihkan secara teratur dan bila tampak
kotor/kena kotoran /cairan tubuh
2. Pembersihan dinding,tirai,jendela bila tampak
kotor/kena kotoran
3. Fogging dengan disinfektan seharusnya tidak
dikerjakan

2-29
5. Penanganan limbah

Kuning:sampah Infeksius
Hitam:non infeksius/ domestik
Merah:Radioaktif
Ungu :Cytotoksik
Wadah
Tahan bocor dan tusukan
Ada pegangan
Ada tutup
Dibuang setelah terisi 3/4 bagian

2-30
6. Penatalaksanaan Linen
• LINEN....
Bahan-bahan dari kain yang digunakan dalam
fasilitas kesehatan
Steril
Linen Non steril
bersih

• Infeksius
Linen
kotor • Non infeksius
7. Kesehatan petugas
• Vaksinasi
• MCU teratur terutama petugas yg menangani kasus
dengan penularan melalui airborne
• Penanganan paska pajanan yang memadai (ada alur
pajanan, sebelum 4 jam sudah ditentukan penata
laksanaan) petugas yang dihubungi? Pem
Lab,laporan ke?
• Petugas sakit ,berapa lama diliburkan? Batasi
kontak langsung dengan pasien
8. Penempatan pasien

• Pasien infeksius di ruang terpisah


• Kohorting bila tidak memungkinkan
• bila ke2nya tidak memungkinkan  konsultasi dg
• petugas PPIRS  sesuai cara transmisi
• penyebab infeksi

2-34
10. Praktek menyuntik yang aman
 Tidak memakai ulang jarum suntik
 Upayakan tidak memakai obat-
obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan
antiseptik pada pemberian suntikan
 Segera buang jarum suntik habis
pakai
 Tidak melakukan recapping jarum
suntik habis pakai

Gunakan cara yang aman bila


memberikan benda tajam
11. Pencegahan infeksi prosedur LP

• Masker harus dipakai klinisi saat melakukan


lumbal pungsi,anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena sentral
• Mencegah bakterial meningitis
• Cegah droplet flora orofaring
Kewaspadaan
Berdasarkan
Transmisi

Prinsip Dasar PPI 2-38


38
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

 3 kewaspadaan
- kewaspadaan kontak
- kewaspadaan droplet
- kewaspadaan airborne
 Dapat terjadi kombinasi transmisi
 Pemilihan APD :
selalu ukur risiko sebelum
melakukan tindakan/pelayanan
2-39
Kunci kewaspadaan berbasis transmisi
• Tambahan Kewaspadaan Standar
• Tergantung tampilan gejala klinis dan epidemiologis
Kontak : sarung tangan & gaun
Droplet : pelindung mata & masker wajah
Airborne : respirator N95, pengaturan udara
Cuci tangan sebelum dan setelah merawat pasien
Transmisi Kontak

• MRSA,VRE, resisten E coli ISK, diare karena suspek


Clostridium difficile, virus
– Kontak langsung:
• pasien – petugas , pasien – pasien, pasien-
pengunjung
– Kontak tidak langsung:
• Pasien/petugas – permukaan terkontaminasi-
petugas/pasien
2-41
Kewaspadaan transmisi kontak
• Sebagai tambahan kewaspadaan
standar
• Terapkan saat merawat pasien
suspek/konfirm penyakit menular
melalui kontak dg permukaan
terkontaminasi
• Batasi gerak pasien keluar R.rawat
• Minimalisasi kontak antar pasien
Kewaspadaan Transmisi kontak

Permukaan lingkungan dapat terkontaminasi


melalui kontak dengan tangan pasien atau
petugas, gaun/alat /saputangan /tissue
yang telah dipakai dan benda yang
terkontaminasi cairan tubuh

APD
sarung tangan, gaun  lepaskan gaun
sebelum meninggalkan ruangan

Kontrol lingkungan: cleaning & disinfeksi


permukaan terkontaminasi
Prinsip Dasar PPI 2-44
44
Kewaspadaan transmisi droplet

• Penyakit menular lewat droplet ,ditularkan melalui


batuk,bersin dan berbicara  droplet kecil dan droplet
besar
• Droplet:
– Percikan >5µm melayang di udara jatuh mengenai mukosa
mata, hidung atau mulut orang tanpa pelindung dan akan
jatuh pada jarak < 1m
– Prosedur yang dapat menimbulkan aerosol mis
suction,bronkoskopi,nebulising,intubasi

• Pertussis,Meningococcus,Avian Influenza, Streptococcus


grup A, Adenovirus
Kewaspadaan transmisi droplet

• Droplet besar dari sekret akan jatuh dipermukaan sekitar


pasien pada jarak < 1 m
• Droplet kecil dikeluarkan ke udara
• APD
masker bedah/medik
sarung tangan
gaun
Kewaspadaan transmisi Airborne

Partikel kecil < 5mm mengandung mikroba 


melayang/menetap di udara beberapa jam  ditransfer
sebagai aerosol melalui aliran udara dalam ruangan /jarak
lebih jauh dari 2 m

TB paru,Campak,Cacar Air ,suspek TB, Influenza, SARS


Tindakan menimbulkan aerosol pada
(intubasi,suction,bronkoskopi)
Kewaspadaan transmisi Airborne

• APD
masker bedah ( minimal )
respirator partikulat ( mis N95 )
sarung tangan
gaun
apron ( menghadapi cairan jumlah
banyak )

• Cuci tangan: ‘wash in wash out’(WIWA)


Kewaspadaan Transmisi Udara/Airborne
1. Penempatan pasien :
• Di ruangan dengan tekanan negatif termonitor
• Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 x per
jam
• Jangan gunakan AC sentral, tapi gunakan AC + filter
HEPA (high efficiency particulate air) yang menyaring
udara ruangan yang dibuang keluar.
• Pintu harus selalu tertutup rapat.
• Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien
(kohor) dengan pasien infeksi sama

49
Kewaspadaan Transmisi Udara (2)
2. Perlindungan jalan napas :
• Gunakan proteksi (respirator N95) bila memasuki ruangan
pasien dg TB paru.
• Individu yg sudah imun tidak perlu menggunakan proteksi
jalan napas
3. Individu rentan tidak diperbolehkan masuk
4. Pemindahan pasien :
• Minimalisasi pemindahan pasien, pasangkan masker
bedah pada pasien saat transportasi
5. Diterapkan pada tindakan yang menghasilkan aerosol, yang
sangat diperlukan

50
3. tipe ventilasi lingkungan

1. Ventilasi mekanik : exhaust fan mendorong udara


keluar gedung, dapat dikombinasi dg AC + sistem
filter
2. Ventilasi natural : dorongan alami aliran udara
keluar  angin, ’Chimney effect’ perbedaan
tekanan udara di luar dan didalam
ruangan,murah, > efektif
3. Ventilasi campuran, kombinasi 1&2
Penutup

• Patuh pada pedoman PPI, terutama cuci tangan dan


penggunaan APD
• Memperhatikan pemrosesan alat yang terbukti mudah,
murah, aman, nyaman, dan efektif
• Meningkatkan keselamatan pada tempat / area berisiko
tinggi terjadinya infeksi dan transmisi serius

Kenyataan bahwa tidak seluruhnya penularan di rumah


sakit dan sarana kesehatan lain dapat dicegah

12/06/2021 52
Mencipta lingkungan kerja yang lebih
aman dan nyaman
• Waspada untuk selalu mengidentifikasi risiko
• Menerapkan Kewaspadaan Standar setiap waktu
• Jelaskan kepada pasien untuk turut mengingatkan
petugas kesehatan supaya mencuci tangan
• Aktif berperan sebagai panutan dan mendukung
praktek PPI

53
Al hamdu
LilLaahi
Robbil ‘Alamien

Matur Nuwun
Mugi-mugi
Wonten manfaatipun

Anda mungkin juga menyukai