Anda di halaman 1dari 27

Infeksi protozoa

dan jamur
Infeksi
protozoa
Trikomoniasis
 Definisi
Trikomoniasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis (T.
vaginalis), yang dapat menyebabkan vaginitis pada perempuan dan urethritis pada lakilaki.
Trikomonas berbentuk lonjong menyerupai buah pir, dan berubah menjadi amuboid pada saat
menempel pada sel epitel.

 Diagnosis
Diagnosis 2 Gejala trikomoniasis bersifat akut, kronik dan asimptomatik. Perempuan Vulva eritema,
edema, duh tubuh banyak dan berbusa, berwarna kuning kehijauan. Terdapat strawberry cervix dan
kolpitis makularis. Infeksi kronik: keluhan dan gejala lebih ringan (pruritus, dyspareunia, duh tubuh
yang lebih sedikit) Laki-laki Akut: duh tubuh purulent dan dysuria Kronik: menyerupai gejala
urethritis GO
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan T. Vaginalis dengan sediaan basah menggunakan salin normal. Pada
pemeriksaan ini, T. Vaginalis harus dalam keadaan hidup karena yang diidentifikasi
adalah pergerakannya, sehingga identifikasi harus segera dilakukan dalam waktu 10
menit setelah specimen diperoleh
 Kultur
Kultur merupakan standar baku emas dalam pemeriksaan T. Vaginalis dengan
menggunakan medium modifikasi Diamond (TYM) atau media diagnostic
komersial Inpouch TV culture system. Kultur juga menjadi pilihan pada kasus
trikomoniasis yang berlangsung lama dan resisten dengan pengobatan
Lanj…
 Tes diagnostik cepat
a. Tes OSOM trikomonas: point of care diagnosis yang diakui oleh food and drug
organization (FDA)
b. b. Tes aglutinasi lateks TV
 Tekhnik amplifikasi asam nukleat
Teknik NAAT tidak memerlukan organisme hidup, dan proses penyimpanan,
transport, pengolahan dapat dilakukan dalam berbagai suhu. Sehingga pemeriksaan ini
biasanya digunakan pada studi epidemiologi
Infeksi
jamur
Kandidiasis vulvovaginalis

 Definisi
Kandidosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh candida, khususnya c.
albicans dan spesies candida lainnya. Kandidosis pada wanita awalnya
muncul di vagina yang selanjutnya dapat meluas sampai ke vulva sehingga
dikenal dengan istilah kandidosis vulvovaginalis. Pada pria dikenal dengan
istilah balanitis atau balanopostitis dan urethritis (jarang).
 Diagnosis
• Perempuan
Gatal/iritasi pada vulva serta adanya duh tubuh vagina yang berwarna keputihan. Duh tubuh vagina bisa
banyak, putih keju, tetapi lazimnya sedikit dan cair. Keluhan nyeri dan panas terutama saat dan sesudah senggama
sering terjadi. Vagina tampak eritema, ditutupi oleh pseudomembran berwarna putih keju, saat pseudomembran
diangkat tampat mukosa erosif. Duh tubuh mucoid atau cair disertai dengan butir-butir atau “gumpalan keju”
(cottage cheese).

• Laki laki
Predileksi infeksi c. albicans di kelamin laki-laki yaitu di glans penis dan preputium (balanopostitis), terutama pada
yang tidak di sirkumsisi. Infeksi dapat meluas ke skrotum dan inguinal. Gejala berupa rasa panas ringan sampai
berat, eritema difus, fisura, vesikulopustul yang mudah pecah meninggalkan erosi dengan kolaret. Pada penderita
DM dan imunokompromaise dapat terjadi edema berat dan balanitis ulseratif.
 Diagnosis banding
1. Trikomoniasis
2. Bakterial vaginosis

 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan KOH, pewarnaan gram
Hasil pemeriksaan dengan KOH dan pewarnaan gram menunjukkan pseudohifa yang
tersusun memanjang dan sel-sel tunas berbentuk lonjong.
2. Biakan jamur (kultur) Kultur jamur sebagai tes konfirmatif terhadap pemeriksaan
mikroskopis langsung. Biakan jamur dari duh tubuh vagina dilakukan untuk konfirmasi terhadap
hasil pemeriksaan mikroskopis yang negative yang sering ditemukan pada KVV dan untuk
mengidentifikasi spesies non-albicans.
 Terapi
1. KVV tanpa komplikasi Terapi lini pertama untuk KVV dan balanopostitis tanpa komplikasi
adalah miconazole dan clotrimazole. Terapi alternatif adalah fluconazole oral 150 mg.

2. KVV dengan komplikasi


a. KVV rekuren (KVVR) Kandidiasis vulvovaginalis yang terjadi lebih besar sama dengan 4
kai dalam setahun dikelompokkan dalam KVVR. Adapaun terapi pada KVVR yaitu
fluconazole 100, 150 dan 200 mg setiap 3 hari dengan total pemberian 3 dosis (hari 1,4
dan 7) atau diberikan golongan azole topical selama 7-14 hari.
b. b. KVV berat Fluconazole dengan 3 dosis dan selang 3 hari atau pemberian prearat jamur
topical selama 7-14 hari.
Lanj…
c. KVV dengan penyebab Candida non-albicans
 Pemberian preparate azole topical selama 7-14 hari, kecuali fluconazole karena
banyak candida non albicans yang resisten
 Asam borat 600 mg dalam kapsul gelatin sekali sehari selama 2 minggu
 Tablet nystatin vagina 100.000 U per hari

d. KVV pada imunokompromaise


Pemberian obat sama dengan obat antijamur untuk candida lainnya namun diberikan
selama 7-14 hari.
Lanj…

e. KVV pada wanita hamil


1. Miconazole krim 2%, 5 gr intravaginal selama 7 hari, atau miconazole tablet
intravaginal 100 mg selama 7 hari, atau dapat juga diberikan tablet miconazole 200
mg tablet intravaginal selama 3 hari.
2. 2. Clotrimazole krim 1 %, 5 gr tiap malam selama 7 hari, atau tablet 200 mg
intravaginal selama 3 hari atau tablet 500 mg intravaginal selama 1 har
1. Tinea kapitis Infeksi dermatofita
Infeksi jamur dermatofita pada kulit dan rambut kepala, alis mata dan bulu mata yang disebakan oleh
Microsporum sp dan Tricophyton sp.
Gambaran klinis
1.Gray patch ring worm
Etiologi : M. audoinii, M. ferrugium,
Ukuran 2-4 cm,bisa multipel
Papul eritem sekitar rambut,melebar membentuk bercak memucat
bersisik,rambut abu-abu tidak berkilat, mudah patah, alopesia.

2.Blackdot ring worm


Etiologi : T. tonsurans, T. Violaceum.
Rambut rapuh dan patah pada muara folikel sehingga ujung rambut
yang hitam didalam folikel rambut terlihat bintik hitam
3. Bentuk radang
Etiologi :M. canis dan M. gypseum , dapat juga disebkan oleh T.mentagrophytes dan
T.violaceum.
lesi ini dimulai dari lesi folikulitis pustular sampai bentuk kerion, yaitu lesi berupa
massa atau benjolan lunak, basah dengan rambut yang patah dan pus, serta dapat
terjadi limfadenopati
4.Favus
Bentuk yang berat dan kronik
Etiologi :T. Schoenleinii
pembentukan scutula, yaitu krusta yang berbentuk mangkuk berwarna merah kuning dan
berkembang menjadi kuning kecoklatan. Pada pengangkatan krusta tampak dasar
yang cekung, merah, basah dan berbau seperti tikus (mousy odor).
Diagnosis banding
1. Dermatitis seboroik,
2. dermatitis atopic,
3. impetigo
4. psoriasis pustular
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan dengan lampu wood
Pemeriksaan KOH: diambil dari rambut kepala atau kerokan kulit kepala kemudia diperiksa dengan
lartan KOH 10-20%. Pada ektotriks terlihat artospora kecil disekitar batang rambut dan pada
endotriks tampak rantai artospora di dalam batang rambut
Biakan Media biakan yang dipakai adalah media Sabouraud
Tinea korporis dan tinea
kruris
 Infeksi dermatofita yang tampak di daerah kulit tidak berambut/kulit halus (glabosa)
kecuali telapak tangan, telapak kaki, inguinal, pubis, perineum, dan kruris
Gambaran klinis
● Banyak dijumpai di musim kemarau, daerah pemukiman padat dan kelembaban udara tinggi.
● Gambaran klasik berupa lesi anular dan umumnya serpiginosa (ringworm like) dengan skuama
pada seluruh tepi eritematosa dan sering didapatkan vesikel.
● Lesi meluas secara sentrifugal. Dijumpai tengan lesi kadangkadang dijumpai skuama, dan
biasanya juga bersih tanpa lesi (central clearing).
● Tinea kruris: biasanya diawali factor predisposisi berupa friksi dan maserasi yang banyak
ditemukan di daerah iklim hangat. Erupsi terjadi kedua sela paha dan tungkai atas bagian dalam,
simetris dengan batas tegas. Lesi berupa makula eritema berbatas tegas disertai papul dan vesikel
multiple dengan tepi meninggi.
Diagnosis banding
● Tinea korporis: eritema annulare sentrifugum, dermatitis numularis, granuloma anulare, psoriasis
vulgaris.
● Tinea kruris: kandidiasis intertriginosa, dermatitis seboroik, intertrigo, eritrasma
Pemeriksaan penunjang
● Pemeriksaan dengan KOH 10% menunjukkan hifa bersepta dengan atau tanpa artrospora (deretan
spora di ujung hifa)
Tinea pedis dan manus
● Infeksi pada kaki dan jari kaki (T. pedis) dan infeksi pada kulit telapak tangan (T.manum).
● Etiologi :T.rubrum, T. metagrophytes var interdigitale, dan Epidermophyton floccosum. Penyebab
utama tinea manus juga T. rubrum, T. metagrophytes var interdigitale, dan Epidermophyton
floccosum
Gambaran klinis : tinea pedis
• Tipe interdigital: skuamasi, eritema, dan erosi di sela jari kaki, terutama diantara jari keempat dan
kelima dan juga sela jari ketiga. Oklusi dan infeksi bakteri yang menyertai menyebabkan maserasi,
gatal, dan bau kaki yang dikenal dengan athlete’s foot.
• Tipe kronik hiperkeratotik: bilateral pada telapak kaki dan tumit, dapat lokal atau difus mengenai
seluruh area kulit telapak sampai sisi lateral dan medial sehingga disebut tipe “moccasin” atau bentuk
kering (dry
type).
• Tipe vesikulobulosa: vesikel yang cukup besar, vesikulopustul, atau bula pada telapak kaki dan
tepinya. Vesikel yang pecah meninggalkan skuama kolaret.
• Tipe akut ulseratif: koinfeksi dengan bakteri yang parah, kadangkali disertai dengan kuman gram
negative mengakibatkan area vesiculopustular luas dan ulkus purulent di telapak.
Gambaran klinis : tinea manum

● Bentuk dishidrotik: vesikel yang berbentuk akut, tersusun anular atau segmental, lokalisata di tepi
tangan, sisi lateral jari dan telapak.
● Bentuk hiperkeratotik: kelanjutan deskuamasi vesikel, yang semula berupa lesi eritematosa
berbatas skuama putih tebal, meluas ke tengah sampai menutup seluruh sisi telapak tangan dan
jari. Dapat ditemukan skuama lekat, tebal dan hitam mengikuti garis telapak tangan, kadang
dengan fisura.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai