Anda di halaman 1dari 43

Casting and Splinting

Tujuan
• Tujuan tindakan penanggulangan cedera
musculoskeletal menurut definisi orthopaedi
adalah untuk mencapai rehabilitasi pasien
secara maksimum dan utuh dilakukan dengan
cara medik, bedah dan modalitas lain untuk
mencapai tujuan terapi.
Imobilisasi
• Imobilisasi adalah cara mengistirahatkan bagian yang
cedera dengan pembidaian (splinting). dengan syarat
mengunci (blok) 2 sendi, proksimal dan distal tulang
yang fraktur
Gunanya untuk :
• Mengurangi rasa sakit
• Mencegah kerusakan lebih lanjut
• Mengurangi dan menghentikan perdarahan
• Memudahkan transportasi
Kondisi Emergency
Ada 3 hal yang perlu mendapat tindakan segera
pada cedera sistem musculoskeletal yaitu
bila terdapat :
1. Fraktur terbuka
2. Fraktur tertutup dengan gangguan
neurovaskuler (misalnya Compartement
syndrome)
3. Dislokasi sendi
PENANGANAN FRAKTUR TERTUTUP

REPOSISI / REDUKSI
• Sebagian besar fraktur tertutup ditangani
secara konservatif.
• Reposisi fraktur dilakukan pada fraktur
displace dalam waktu 12 jam setelah trauma.
• Reduksi dan reposisi dilakukan dengan posisi
yang adekuat dan kesegarisan (alignment)
normal.
REPOSISI / REDUKSI

• Ada 3 metode yang digunakan pada reduksi,


yaitu :
• Manipulasi tertutup
• Traksi mekanik
• Reduksi terbuka dengan cara operasi.
RETAINING / IMOBILISASI

Setelah dilakukan reposisi, maka posisi fraktur


dapat dipertahankan (retaining) dengan cara-
cara :
1. Traksi
2. Pemasangan gips Plaster of Paris
3. Functional bracing
4. Fiksasi interna dengan implant (plate-screw atau
intremedulery nail)
5. Fiksasi eksterna
APLIKASI GIPS PADA
CEDERA EKSTREMITAS
 

Gips dapat digunakan dalam kasus :


• Imobilisasi fraktur
• Imobilisasi penyakit tulang dan sendi
• Koreksi dan pencegahan deformitas
muskuloskeletal
VOLAR FOREARM SPLINT
 
Indikasi:
• Cedera atau luka pd sisi dorsal pergelangan tangan
• Imobilisasi pasca penjahitan tendon ekstensor tangan yg
putus
• Pembidaian sementara pada fraktur pergelangan tangan
• Pembidaian sementara pada peradangan pergelangan
tangan
• Pembidaian untuk pencegahan kontraktur akibat drop
hand cedera nervus radialis
VOLAR FOREARM SPLINT
DORSAL FOREARM SPLINT
 
Indikasi:
• Cedera/luka pada sisi volar pergelangan tangan
• Imobilisasi pasca penjahitan tendon fleksor
tangan
• Pembidaian sementara pada fraktur
pergelangan tangan
• Pembidaian sementara untuk peradangan di
pergelangan tangan
DORSAL FOREARM SPLINT
UPPER ARM SPLINT 

Indikasi:
• Pembidaian untuk cedera ligamen daerah siku
• Pembidaian untuk fraktur antebrachii
• Pembidaian untuk peradangan sendi siku
UPPER ARM SPLINT
POSTERIOR/ DORSAL LOWER LEG SPLINT

Indikasi :
• Pembidaian untuk cedera ligamen ankle
• Pembidaian untuk fraktur ankle dan tulang kaki
• Imobilisasi untuk inflamasi sendi ankle
• Immobilization post repair extensor tendon
• Imobilisasi pasca penjahitan tendon ekstensor
• Pencegah terjadinya kontraktur equinus pada
cedera nervus peroneus
POSTERIOR/DORSAL LOWER LEG SPLINT
POSTERIOR THIGH SPLINT
Indikasi:
• Pembidaian untuk cedera ligamen sendi lutut
• Pembidaian untuk fraktur sendi lutut
• Imobilisasi infeksi atau peradangan sendi lutut
• Pembidaian pasca operasi sendi lutut
POSTERIOR/DORSAL THIGH SPLINT
U-Slab

Indication :
Humeral fracture
CIRCULAR FOREARM CAST
Indikasi : Terapi definitif untuk fraktur pergelangan tangan
CIRCULAR LOWER LEG CAST
Indikasi :Terapi definitif untuk fraktur pergelangan tangan
KOMPLIKASI
• Ulkus/ pressure sore
• loose of correction
• Iritasi kulit
• Fracture disease : disuse atrophy ,disuse
osteoporosis, dan joint stiffness
• Sindroma Kompartemen
• Reaksi alergi (jarang)
BAHAN DAN ALAT

1. Padding
2. Verban elastis
3. Gips
4. Alat alat
Padding/Soft bandage
Tubular stockinnete
Verband Elastis
Plaster of Paris/Gips
Gips Sintetik/Fiberglass
Peralatan Pemasangan
Circular Gips pd Tungkai Bawah
Membuka Gips
Pembuatan Jendela pada Gips (window)
KOMPLIKASI GIPS
• Sindroma kompartemen
• Ulkus (pressure sore)
• Cedera syaraf
• Reflex Sympatethic Dystrophy yaitu berupa nyeri yang tidak
sesuai (incapacitating pain), udema kronis, osteoporosis.
• Iritasi dan kerusakan kulit yang luas
• Infeksi dan gas gangrene.
• Fracture disease : disuse atrophy pada otot-otot ektremitas,
disuse osteoporosis, dan kekakuan sendi
• Gips kendur (loose of correction)
• Alergi terhadap gips , jarang terjadi
Lokasi Pressure Sores
TRAKSI DALAM ORTHOPAEDI

• Tujuan traksi yaitu mempertahankan panjang


suatu ekstremitas, mempertahankan
kesegarisan (alignment) maupun
keseimbangan (stability) pada fraktur.
Traksi Kulit (skin traction)
• Indikasi : fraktur femur ( anak atau orang tua)
• terapi sementara (temporary splint)
• beban 6 kg
• harus diganti maksimal tiap 2 minggu
• Komplikasi traksi kulit meliputi : kerusakan
pada kulit (bulae) dan cedera saraf tepi
(cedera nervus peroneus).
MEMASANG TRAKSI KULIT
Traksi Hamilton – Russel

Traksi Bryant
Jenis traksi kulit
Traksi Tulang (Skeletal Traction)

• memasang steimann pin pada tulang


• Terapi definitif
• Balance Skeletal Traction pada fraktur femur
• Komplikasi : infeksi pada pin (pin tract
infection dan pin yang kendur (pin loosening,
fracture disease terdiri dari : kekakuan sendi
(joint stiffness), osteoporosis (disuse osteoporosis)
dan atropi otot.

Anda mungkin juga menyukai