Anda di halaman 1dari 15

PERPAJAKAN

“BEA MATERAI”

Kelompok 6
1. Gusti Dharma Yanti (2013031015)
2. Mutiara (2013031025)
3. Siti Aminah (2013031045)
4. Khotij Daris Febriani (2013031065)
Pengertian Bea Materai

Bea materai adalah pajak yang dikanakan atas dokumen


yang menurut Undang-Undang Bea Meterai menjadi
objek Bea Meterai. Dokumen yang dikenai bea meterai
antara lain adalah dokumen yang berbentuk surat yang
memuat jumlah uang, dokumen yang bersifat perdata,
dan dokumen yang dapat digunakan di muka pengadilan
misalnya dokumen kontrak pengadaan meja kursi kantor,
dokumen perjanjian pembangunan gedung kantor dengan
pengusaha jasa kontruksi, dan dokumen kontrak
pengadaan jasa tenaga kebersihan.
Istilah Terkait Bea Materai
• Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan
maksud tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang
dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan.

• Benda Materai adalah materai tempel dan kertas materai yang


dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

• Tanda Tangan adalah tandatangan sebagaimana lazimnya dipergunakan,


termasuk pula paraf, teraan atau cap tandatangan atau cap paraf,
teraan cap nama atau tanda lainnya sebagai pengganti tanda tangan.

• Pemateraian kemudian adalah suatu cara pelunasan Bea Materai yang


dilakukan oleh Pejabat Pos atas permintaan pemegang dokumen yang Bea
Meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya.

• Pejabat pos adalah Pejabat Perusahaan Umum Pos dan Giro yang
diserahi tugas melayani permintaan pemateraian kemudian.
Dasar Hukum Bea Materai
Undang-Undang tentang Bea Materai diperbaharui dengan Undang-
Undang Nomor 10 tahun 2020 tentang Bea Meterai. UU 10 tahun
2020 tentang Bea Meterai mencabut Undang-Undang Nomor 13
tahun 1985 tentang Bea Meterai. UU 13 tahun 1985 tentang Bea
Meterai memang sudah berusia 35 tahun, dan sebelum ada UU 13
tahun 1985 tentang Bea Meterai pengaturan Meterai dilaksanakan
dengan aturan yang lebih renta lagi yaitu Aturan Bea Meterai 1921
(Zegelverordening 1921 ) (Staatsblad Tahun 1921 Nomor 498) yang
tentu saja telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 22 Prp Tahun 1965 (lembaran Negara tahun 1965
Nomor 121), yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1969 (lembaran Negara Tahun 1969
Nomor 38).
Objek dan Bukan Objek Bea Materai

Bukan objek Bea Materai


Objek Bea Materai a) Dokumen yang terkait lalu lintas
Bea Materai dikenakan atas : orang dan barang dipersamakan
a) Dokumen yang dibuat sebagai alat dengan surat sebagaimana
untuk menerangkan mengenai suatu
dimaksud pada huruf a sampai
kejadian yang bersifat perdata
b) Dokumen yang digunakan sebagai alat dengan angka e.
bukti dipengadilan. b) Segala bentuk ijazah
c) Dokumen yang bersifat perdata c) Tanda terima pembayaran gaji,
d) Dokumen yang menyatakan jumlah uang tunggu, pensiun, uang
uang dengan nilai nominal lebih dari tunjangan, dan pembayaran
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) lainnya yang berkaitan dengan
atau diperhitungkan.
hubungan kerja, serta surat yang
e) Dokumen lain yang ditetapkan
pemerintah
diserahkan untuk mendapatkan
f) surat yang memuat jumlah uang lebih pembayaran dimaksud.
dari Rp.250.000,- (dua ratus lima d) Surat Gadai
puluh ribu rupiah) e) Dll.
Benda Materai dan Cara Pelunasannya
A. Cara Pelunasan
1. Menggunakan benda materai: Materai tempel dan kertas materai.
2. Menggunakan cara lain sesuai ketentuan Pasal 1 Kep.No.133b/2000

B. Ketentuan Khusus
Pejabat pemerintah, hakim, panitera, juru sita, notaris dan pejabat umum
lainnya yang masing-masing tengah berada dalam tugas dan jabatannya tidak
dibenarkan :
3. Menerima, mempertimbangkan atau menyimpan dokumen yang bea
materainya tidak atau kurang bayar
4. Melekatkan dokumen yang bea materainya tidak atau kurang dibayar
sesuai dengan tarifnya pada dokumen lain yang berkaitan
5. Membuat salinan, tembusan, rangkapan atau petikan dari dokumen yang
bea materainya tidak atau kurang dibayar
6. Memberikan keterangan atau catatan pada dokumen yang tidak atau
kurang dibayar sesuai dengan tarif bea materainya
7. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan ini, dikenakan sanksi
administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
C. Daluwarsa
Kewajiban pemenuhan bea materai dan denda administrasi yang terutang
menurut UU Bea Materai menjadi daluwarsa setelah lampau waktu 5 tahun
tanggal dokumen dibuat.

D. Pelunasan Bea Materai dengan Pemateraian Kemudian


1. Dasar Hukum : Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
476/MM.03/2002
2. Besarnya Pelunasan Bea Materai Dengan Cara Pemateraian
Kemudian
3. Sanksi atas Pemateraian Kemudian
4. Objek Pemateraian Kemudian
5. Mekanisme Pemateraian Kemudian
Tata Cara Pemateraian Kemudian Dengan Materai Tempel

1. Pemegang dokumen membawa dokumen ke Kantor Pos terdekat


2. Pemegang dokumen melunasi Bea Materai yang terutang atas
dokumen yang dimateraikan kemudian sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 476/KMK.03/2002.
3. Pemegang dokumen yang Bea Materainya tidak atau kurang
dilunasi dikenakan denda administrasi sebesar 200% dari Bea
Materai yang tidak atau kurang dilunasi dengan menggunaan SSP
kode MAP 0174.
4. Dokumen yang telah dimateraikan kemudian dan SSP dicap
TELAH DIMATERAIKAN KEMUDIAN SESUAI UU NO. 13
Tahun 1985 Jo 476/KMK.03/2002 oleh Pejabat Pos disertai
dengan tanda tangan, nama dan nomor pegawai Pejabat Pos
bersangkutan.
Tata Cara Pemateraian Kemudian Dengan Surat
Setoran Pajak

1. Membuat daftar dokumen yang akan dimateraikan


kemudian
2. Membayar Bea Materai terutang berdasarkan Pasal 4
SKMK No. 476/KMK.03/2002
3. Pemegang dokumen yang bea materainya tidak atau
kurang dilunasi dikenakan denda administrasi sebesar
200% dari Bea Materai yang tidak atau kurang dilunasi
dengan menggunakan SSP terpisah dengan SSP yanG
digunakan untuk memateraikan kemudian.
kesimpulan
Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen,
seperti surat perjanjian, akta notaris, kwitansi pembayaran, surat berharga,
dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu
sesuai dengan ketentuan dan dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di
pengadilan.
Bea materai digunakan untuk dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
penerimaan uang, ataupun untuk surat-surat berharga yang penggunaannya
telah diatur oleh menteri keuangan, adapun jenisnya berupa materai tempel
dengan nominal Rp. 3.000,00 dan Rp. 6.000,00 maupun materai kertas yang
biasanya digunakan untuk surat berharga seperti surat tanda tamat belajar
maupun akta tanah.Penggunaan bea materai dalam dokumen-dokumen
tersebut adalah sebagai alat pengesahan dokumen tersebut.
Bea materai terdiri dari objek materai dan objek tidak kena materai.
Penggunaan materai juga harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pelanggaran terhadap Bea Materai akan dikenai sanksi, baik sanksi
administratif maupun sanksi pidana.
STUDI KASUS
a. Tuan Brojo sebagai seorang pengusaha dalam bulan Maret 2003
memiliki transaksi bisnis sebagai berikut:

1. Membayar gaji karyawan dengan masing-masing karyawan


memperoleh Rp 1.000.000,00
2. Membayar utang kepada supplier atas pembelian atas pembelian 100
buah balok kayu dengan masing-masing balok seharga Rp 150.000.000.
3. Membayar pajak senilai Rp. 750.000,00
4. Transfer intern bank untuk membayar kuliah anaknya di Yogya Rp.
1.000.000,00
5. Membuat akta PPAT atas pengalihan tanah milik Pak Brojo di Cirebon.
6. Bagaimana perlakuan bea meterai atas dokumen-dokumen diatas?
Jawab :
1. Dokumen gaji yang merupakan bukti pembayaran gaji kepada
karyawa bukan merupan dokumen yang terutang bea meterai.
2. Dokumen pembayaran utang kepada supplier atas pembelian
100 buah balok kayu terutang bea meterai sebesar Rp.
6.000.00.
3. Dokumen pembayaran pajak tidak terutang bea meterai.
4. Dokumen transfer intern bank tidak kena bea meterai.
5. Akte PPAT yang dibuat oleh pejabat PPAT beserta rangkapnya
merupakan dokumen yang terutang Bea Meterai masing-
masing sebesar Rp 6000
b) PT Angin Ribut memiliki dokumen rata-rata 100 buah
perhari yang harus bermeterai. Perusahaan ini biasanya
menggunakan mesin teraan untuk mempermudah
pelunasan Bea Meterai. Apabila perusahaan ini lupa
memeteraikan 100 dokumen yang merupakan tagihan
untuk kliennya yang nilai tagihan untuk masing-masing
dokumen sebesar Rp 1.000.000,00 dan dokumen tersebut
telah dipergunaka.
Berapa bea meterai yang harus dibayar PT Angin Ribut
berikut sanksinya?
Jawab:
• Dokumen yang belum dimeteraikan = 100 dokumen
• Bea Meterai terutang untuk 1 dokumen = Rp 6.000.00
• Bea Meterai Terutang = Rp.    600.000,00
• Sanksi 200% = Rp. 1.200.000,00
• Bea Meterai yang masih harus dibayar = Rp.
1.800.000,00
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai