Anda di halaman 1dari 15

SURVEILAS PENYAKIT

BERBASIS MASYARAKAT
Pertemuan Ke-9

Kurniati Nawangwulan,SKM.,M.Kes
Sub Pokok Bahasan

Definisi
Jenis– jenisnya
Metode
Definisi
 Pengamatanatau pemantauan yang dilakukan secara terus menerus oleh
masyarakat terhadap masalah kesehatan dan faktor risiko yang
mempengaruhi atau menyebabkan masalah kesehatan
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan : konsep koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan surveilans
kesehatan tidak terdapat jalur langsung koordinasi UPT Kemenkes ke
Jejaring surveilans unit-unit kerja di Dinkes Kab/kota, berbeda dengan
kemenkes yang lama, adanya desentralisasi yang jelas terkait dengan
surveilans kesehatan
 Surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang
kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien. 
TUJUAN SURVEILENS BERBASIS
MASYARAKAT
Tersedianya DATA dan INFORMASI kesehatan
Bersumber dari masyarakat sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan dalam
Perencanaan, Pelaksanaan,
Pemantauan,Evaluasi program dan Peningkatan
Kewaspadaan serta Respon Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang cepat dan tepat
Oleh Pemegang Kebijakan.
Kondisi Sehat
(70%) X Mengeluh Sakit
(30%)

Promosi kesehatan

PHBS

UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)


Posyandu, Posyandu lansia, Posbindu PTM, RW
Siaga,Karang Taruna, dokter kecil, dll) SBH
Dengan KLB/
Kasus
Surveilans WABAH
Ditanggulangi
Yang Baik Tdk Terjadi

•Diare •Puskesmas
•DBD •RS
•Flu babi/burung •Praktek
•Hepatitis
•Hipertensi
Swasta Pemerintah
•DM •Sarkes lain tidak berbuat
•dsb •Tdk berobat apa-apa
•Pengobatan
alternatif
•Berobat diluar
kota
•dsb

Tanpa Kasus KLB/


Surveilans Meluas WABAH
Yang Baik
 DATA berbasis masyarakat :
 Data Peta
 Data Penduduk (dawis)
 Data Kesehatan Lingkungan
 Data Sarana Kesehatan
 Data Kader Kesehatan Terlatih
 Data UKBM
 Data Ambulan Desa
 Data Donor Darah
 Data Pemantauan Jentik
 Data PHBS
 Data TOGA
 Data Sarana Komunikasi (Telp/HT/Megapon/Kentongan)
 dll
 Meningkatnya derajat kesehatan di masyarakat melalui
peran kelurahan siaga dengan semua RW siaga untuk
menangani segala permasalahan kesehatan
 Dapat segera teratasi setiap kesus penyakit yang berpotensi
wabah dengan meningkatkan Kewaspadaan Dini di masing
masing RW Siaga.
 Dapat Meningkat perilaku Pola Hidup Bersih Dan Sehat
dalam setiap tatanan rumah tangga
 Kasus Penyakit, Kematian Ibu Hamil, Ibu Melahirkan dan
Balita dapat dikendalikan
 Dapat Menjadi rw yang tanggap terhadap bencana.
JENIS – JENISNYA & METODE
No Surveilans Jenis Faktor Risiko
1
Diare 1. Masyarakat kesulitan memperoleh air
bersih
2. Masyarakat merasakan kekurangan
jamban.
3. Lingkungan tidak bersih (pengelolaan
sampah yang tidak baik).
4. Terlihat beberapa tetangga/famili
terserang penyakit
2
Campak 1. Merasakan sebagian warganya masih
kekurangan pangan.
2. Anak balita banyak yang tidak naik berat
badannya.
3. Anak balita banyak yang belum mendapat
Imunisasi dan Vitamin A.
4. Terlihat beberapa anak yang terserang
campak.
3
DHF dan 1. Masyarakat melihat dan merasakan banyak
Malaria nyamuk di wilayahnya.
2. Masyarakat melihat dan merasakan banyak
air yang tergenang.
3. Banyak kaleng-kaleng bekas yang tidak
dikubur.
4. Banyak menemukan jentik pada tempat-
tempat penampungan air.
4
ISPA/ 1. Melihat beberapa tetangga atau famili
Pneumonia terserang demam.
2. Masyarakat melihat dan merasakan
timbulnya kasus batuk pilek yang menjurus
Keracunan Masyarakat melihat munculnya kasus diare,
5 Makanan muntah-muntah ataupun pingsan dari
beberapa orang sehabis menyantap makanan
secara
bersama-sama

Flu Burung 1. Terdapat kematian unggas secara


mendadak dalam jumlah banyak.
6 2. Ditemukan warga yang menderita
demam panas ≥ 38 °C disertai
dengan satu atau lebih gejala
berikut : batuk, sakit tenggorokkan,
pilek dan sesak nafas/ nafas pendek
yang sebelumnya pernahkontak
dengan unggas yang mati mendadak.
Pelaksanaan Surveilans di Ting
kat Puskesmas
 Bersama Tim Gerak Cepat (TGC) KLB Puskesmas, melakukan respons cepat
jika terdapat laporan adanya KLB/ancaman KLB penyakit di wilayahnya.
 Membangun sistem kewaspadaan dini penyakit, diantaranya melakukan
Pemantauan Wilayah Setempat dengan menggunakan data W2 (laporan
mingguan). Melalui PWS ini diharapkan akan terlihat bagaimana
perkembangan kasus penyakit setiap saat.
 Membuat peta daerah rawan penyakit. Melalui peta ini akan terlihat daerah-
daerah yang mempunyai risiko terhadap muncul dan berkembangnya suatu
penyakit. Sehingga secara tajam intervensi program diarahkan ke lokasi-lokasi
berisiko.
 Membangun kerja sama dengan program dan sektor terkait untuk memecahkan
permasalahan penyakit diwilayahnya.
 Melakukan pembinaan/asistensi teknis kegiatan surveilans secara berkala
kepada petugas di Poskesdes.
 Melaporkan kegiatan surveilans ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara
berkala (mingguan/bulanan/tahunan).
Pelaksana surveilans di tingkat Kabupaten
dilakukan oleh petugas surveilans Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
 Melakukan pengumpulan data rutin laporan penyakit dari puskesmas dan
rumah sakit atau data dari hasil survei dan investigasi.
 Melakukan pengolahan, analisis dan interpretasi data serta informasi tentang
situasi penyakit dan rekomendasi untuk intervensi.
 Membuat peta situasi penyakit dan daerah rentan KLB.
 Melakukan respons cepat bersama Tim Gerak Cepat KLB Kabupaten/Kota
jika terdapat KLB atau dugaan adanya KLB.
 Melakukan pembinaan/asistensi teknis surveilans secara berkala kepada
petugas surveilans Puskesmas atau petugas kesehatan di Poskesdes.
 Membangun kerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral yang
termasuk dalam jejaring surveilans epidemiologi.
 Memperkuat sumber daya surveilans di tingkat Kabupaten/Kota dengan
melakukan pelatihan teknis dan manajerial.
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
surveilans yang dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota.
Laporan kewaspadaan adalah laporan adanya
penderita, atau tersangka penderita penyakit
yang dapat menimbulkan wabah.

Yang diharuskan menyampaikan laporan


kewaspadaan adalah:
 Orang tua penderita atau tersangka penderita, orang
dewasa yang tinggal serumah dengan penderita
atau tersangka penderita, Kepala Keluarga, Ketua
RT, RW, Kepala Desa.
 Dokter, petugas kesehatan yang memeriksa
penderita, dokter hewan yang memeriksa hewan
tersangka penderita.
 Laporan kewaspadaan disampaikan kepada Lurah atau Kepala
Desa dan atau Poskesdes/ unit pelayanan kesehatan terdekat
selambat-lambatnya 24 jam sejak mengetahui adanya
penderita atau tersangka penderita atau tersangka penderita
(KLB), baik dengan cara lisan maupun tertulis.

Isi laporan kewaspadaan antara lain:


 Nama atau nama-nama penderita atau yang
meninggal
 Golongan Umur
 Tempat dan alamat kejadian
 Waktu kejadian
 Jumlah yang sakit dan meninggal
 

Anda mungkin juga menyukai