models
042114153024 Arian Muhammad Raihan
042114153008 Antonius Arya Hadiputra
042114153001 Rofidah Salsabila
042114153012 Saraswati Kuntum Widuri
042114153025 Tita Saraswati
Index models
Model MARKOWITZ yang diperkenalkan pada bab sebelumnya mengandung dua kelemahan :
Pemilihan portofolio yang baik tergantung pada kualitas daftar masukan, yakni, perkiraan imbal hasil sekuritas
yang diharapkan dan matriks kovarian.
Kesulitan lain dalam menggunakan model Markowitz untuk optimisasi portofolio adalah bahwa kesalahan dalam
penilaian atau perkiraan koefisien korelasi dapat membawa pada hasil yang tidak tepat. Hal ini dapat terjadi
karena beberapa koefisien korelasi satu sama lain tidak konsisten.
Koefisien korelasi yang benar selalu konsisten. Tetapi kami tidak mengetahui korelasi tersebut benar dan hanya
dapat menaksirnya dengan beberapa ketidaktepatan.
Normalitas Imbal Hasil dan Risiko Sistematis
menguraikan tingkat imbal hasil untuk sekuritas apapun, i, ke dalam penjumlahan perkiraannya
ditambah komponen tak terduga:
ri = E(ri) + ei (8.1)
di mana perkiraan imbal hasil e i memiliki rata-rata nol dan simpangan baku, yang mengukur
ketidakpastian mengenai imbal hasil sekuritas.
Pada satu variabel yang mendorong imbal hasil yang berdistribusi normal bersama, yang berakibat
pada pasar sekuritas faktor tunggal.
Ketika lebih dari satu variabel mendorong imbal hasil sekuritas berdistribusi normal, imbal hasil tersebut
dikatakan memiliki distribusi normal multivariat.
m. yang mendorong kemajuan imbal hasil sekuritas yaitu variabel makro-ekonomi yang mempengaruhi
seluruh perusahaan. Yang ditangkap oleh m yaitu menguraikan sumber ketidakpastian menjadi
ketidakpastian mengenai perekonomian secara keseluruhan, dan eI menampung dua sumber variasi,
sebagai gantinya:
ri = E(ri) +m + ei (8.2)
Sekuritas akan menjadi lebih sensitif dibanding yang lain terhadap guncangan
makroekonomi. Jika kami melambangkan koefisien sensitivitas bagi perusahaan,
memperoleh model faktor tunggal (single factor model) dengan persamaan berikut:
Dalam hal risiko sistematis dan ketajaman pasar, persamaan ini memberitahukan bahwa
perusahaan bersubstitusi erat. Beta sekuritas yang senilai memberikan ketajaman pasar
yang senilai.
MODEL INDEKS TUNGGAL
Pendekatan model faktor tunggal menegaskan tingkat imbal hasil pada indeks
besar sekuritas semisal S&P 500 merupakan pendekatan yang sahih (valid) untuk
faktor makroekonomi umum. Pendekatan ini mendorong pada persamaan yang
serupa dengan model faktor tunggal, yang disebut model indeks tunggal (single
indeks model) karena menggunakan indeks pasar sebagai pendekatan faktor
bersama.
Persamaan Regresi Model Indeks Tunggal
Intersep dari persamaan ini (alfa) adalah perkiraan kelebihan imbal hasil sekuritas ketika kelebihan
imbal hasil pasar adalah nol.
The Expected Return–Beta Relationship
Persamaan ini menjelaskan bahwa risk premium aset berdasar dari risk
premium index.
Aset dengan high beta sangat sensitif terhadap market risk dan risk
premium yang lebih besar atas kompensasi risiko.
Dihasilkan n + 1 expected
return menggunakan
Persamaan 8.6
Portofolio indeks
Portofolio aktif
pasar, aset (n + 1)
(A), terdiri dari n
untuk diversifikasi
sekuritas
(portofolio pasif (M))
Lanjutan
Information ratio portofolio aktif Interpretasi: Posisi di setiap sekuritas akan sebanding dengan
maksimal jika berinvestasi di setiap rasio alfa (yang dicari investor) terhadap risiko yang dapat
sekuritas secara proporsional didiversifikasi. Semakin tinggi rasionya, semakin banyak
dengan rasio i/2(ei). security yang dipegang dalam portofolio aktif.
Summary of
Optimization
Procedure
Correlation and Covariance Matrix