Anda di halaman 1dari 11

Rekonsiliasi Fiskal

Tugas Besar 2 Perpajakan


Dosen Pengampu : Yenny Dwi Handayani, SE, M.Si, Ak
Kelompok 6

Ermawati Pebryanti Surya Ningsih


Violla Salza Sandoval
(43220010105) Sihaloho
(43220010108)
(43220010182)
Pengertian Rekonsiliasi Pajak

Rekonsiliasi fiskal adalah proses membuat penyesuaian-penyesuaian terhadap laporan


keuangan komersial dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan perpajakan sehingga
diperoleh yang namanya laba fiskal. Laba fiskal ini, dalam perpajakan sering disebut
Penghasilan Neto.
Pos-pos biaya dan pos-pos penghasilan dalam Laporan
keuangan Komersial, antara lain :

1. Rekonsiliasi terhadap penghasilan yang dikenakan PPh Final.
2. Rekonsiliasi terhadap penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
3. Wajib Pajak mengeluarkan biaya-biaya yang sebenarnya tidak boleh menjadi pengurang
penghasilan bruto
4. Wajib pajak menggunakan metode pencatatan yang berbeda dengan ketentuan pajak
5. Wajib Pajak mengeluarkan biaya-biaya yang dikeluarkan bersama-sama untuk
mendapatkan pendapatan yang telah dikenakan PPh Final atau pendapatan yang bukan
Objek Pajak serta pendapatan yang dikenakan PPh non Final.
PENGERTIAN KOREKSI FISKAL

Koreksi fiskal adalah koreksi perhitungan pajak yang diakibatkan oleh adanya perbedaan
pengakuan metode, manfaat, dan umur, dalam menghitung laba secara komersial atau dengan secara
fiskal. Koreksi fiskal dilakukan karena adanya perbedaan antara laba atau rugi menurut perhitungan
akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal ( berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994
dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 ), maka sebelum menghitung Pajak Penghasilan yang
terutang, terlebih dahulu laba/rugi komersial tersebut harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.

Dengan demikian, untuk keperluan perpajakan wajib pajak tidak perlu membuat pembukuan
ganda, melainkan cukup membuat satu pembukuan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
dan pada waktu mengisi SPT Tahunan PPh terlebih dahulu harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal.
Jenis Perbedaan Pengakuan Antara
Komersial dan Fiskal

1. Beda Tetap
Beda tetap merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara
akuntansi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya permanen
artinya koreksi fiskal yang dilakukan tidak akan diperhitungkan dengan laba kena pajak
tahun pajak berikutnya.

Dalam hal pengakuan penghasilan koreksi karena beda tetap terjadi karena :
● Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan menurut Undang-
undang PPh bukan merupakan penghasilan,
● Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan menurut Undang-
undang PPh telah dikenakan PPh Final
2. Beda Waktu
Beda waktu merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara
akuntansi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya sementara
artinya koreksi fiskal yang dilakukan akan diperhitungkan dengan laba kena pajak tahun-
tahun pajak berikutnya.

Dalam hal pengakuan biaya koreksi karena beda waktu terjadi karena :
● Perbedaan metode penyusutan, dimana menurut Undang-undang PPh metode
penyusutan yang diperbolehkan hanya metode garis lurus dan saldo menurun
● Perbedaan metode penilaian persediaan, dimana menurut Undang-undang PPh metode
penilaian persediaan yang diperbolehkan hanya metode rata-rata dan FIFO
● Penyisihan piutang tak tertagih, dimana menurut Undang-undang Penyisihan piutang
tak tertagih tidak diperkenankan kecuali untuk usaha-usaha tertentu.
Jenis-jenis Koreksi Fiskal
1. Koreksi Fiskal Positif
Koreksi Fiskal Positif yaitu koreksi fiskal yang menyebabkan penambahan penghasilan kena pajak dan
PPh terutang. Jenis-jen Koreksi Fiskal Positif antara lain:
● Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan
oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
● Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau
anggota.
● Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali:
 Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit,
sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak
piutang.
 Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
 Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan.
 Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan.
 Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan.
 Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha
pengolahan limbah industry.
2. Koreksi Fiskal Negatif

Koreksi fiskal negatif yaitu koreksi yang menyebabkan pengurangan penghasilan kena pajak
dan PPh terutang. Jenis Fiskal Negatif antara lain:
Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final:
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang
negara, dan bunga simpanan yangdibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.
 Penghasilan berupa hadiah undian.
 Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksiderivatif yang diperdagangkan di
bursa, dan transaksi penjualansaham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura,
 Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.
 Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
Metode Rekonsiliasi Fiskal

Metode rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara sebagai berikut:


 Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut fiskal, rekonsiliasi
dilakukan dengan mengurangkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut
akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut akuntansi.
 Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui menurut fiskal, rekonsiliasi
dilakukan dengan menambahkan sejumlah penghasilan tersebut pada penghasilan menurut
akuntansi, yang berartimenambah laba menurut akuntansi.
 Jika suatu biaya/pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakuisebagai pengurang
penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasidilakukan dengan mengurangkan sejumlah
biaya/pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi, yang berarti menambah laba menurut
akuntansi
 Jika suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakuisebagai pengurang
penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah
biaya/pengeluaran tersebut pada biaya menurut akuntansi yang berarti meburangi laba menurut
akuntansi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai