Anda di halaman 1dari 20

Referat

GANGGUAN JIWA PADA USIA LANJUT

Oleh
Saidil Mursalin S.Ked

Pembimbing
dr. Khairiadi Sp. KJ
PENDAHULUAN
Proses menua
(aging)

penurunan kondisi
kesehatan fisik, psikologis
maupun sosial

saling
berinteraksi
satu sama lain
Definisi

Lansia proses menghilangnya mempertahankan


kemampuan jaringan struktur fungsi
normalnya
.
Proses menua (aging) perlahan-lahan fisik, psikologis
maupun sosial
  Penyebab Gangguan Jiwa pada Lansia
1.         Masalah keluarga
2.         Masalah interpersonal
3.         Penyakit
4.         Masalah sosial.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

• Penurunan Kondisi Fisik


adanya penurunan kondisi fisik, sehingga dapat menimbulkan
gangguan atau kelainan fungsi baik pada fisik, psikologik maupun sosial

• Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

• Perubahan Aspek Psikososial


penurunan dari aspek kognitif dan psikomotor

• Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan


Demensia
Definisi

Demensia kerusakan dari fungsi-fungsi progresif


kognitif

Demensia Sindrom penyakit akibat kelainan otak


disertai gangguan fungsi luhur
Klasifikasi

Demensia diklasifikasikan berdasarkan


 Umur
 perjalanan penyakit
 kerusakan struktur otak
 Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia III (PPDGJ III).
Epidemiologi

Demensia penyakit yang timbul pada akhir hidup


Pada Usia Lanjut

Prevalensi semakin meningkat dengan bertambahnya usia

Pada kelompok usia diatas 65 tahun prevalensi demensia sedang hingga berat
mencapai 5 persen

pada kelompok usia diatas 85 tahun prevalensinya mencapai 20 hingga 40 persen


Etiologi
a). Demensia Alzheimer
gangguan degeneratif yang menyerang sel-sel otak, sehingga
menyebabkan hilangnya memori, kemampuan berpikir dan
berbahasa, serta perubahan perilaku
b). Demensia Vaskular
suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya penyakit pembuluh
darah serebral. Sehingga terjadi penurunan fungsi kognitif.
c). Penyakit Pick
Penyakit yang disebabkan penurunan fungsi mental dan perilaku.
d). Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Kelainan otak yang ditandai dengan penurunan fungsi mental
yang cepat, disertai kelainan pergerakan, terutama menyerang
usia dewasa diatas 50 tahun.
e). Penyakit Huntington
Penyakit kongenital, dimana terjadinya kejang sehingga
menyebab hilangnya sel-sel otak secara bertahap mulai timbul
pada usia pertengahan
f). Trauma kepala
Patogenesis

Demensia atrofi kortikal dan berkurangnya neuron secara


signifikan

Kerusakan saraf Di otak dijumpai lesi yang disebut


senile (amyloid) dan neurofibrillary tangles

daerah limbik otak (terlibat dalam emosi)


kortek (Memori dan pusat pikiran).
Gambaran Klinis

a). Gangguan memori


Dalam bentuk ketidakmampuannya untuk belajar tentang hal-hal
baru, atau lupa akan hal-hal yang baru saja dikenal, dikerjakan
atau dipelajari.
b). Gangguan orientasi

c). Gangguan bahasa.

d). Apraksia
Penderita sulit mengerjakan tugas yang familiar
e). Agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda
maupun fungsi sensoriknya utuh.

f). Gangguan fungsi eksekutif


Ditandai sulit menyelesaikan masalah

g). Perubahan Kepribadian


Diagnosis
a). Anamnesis
 Riwayat kesehatan/medis umum
 Riwayat neurologis
 Riwayat gangguan kognitif
 Riwayat Gangguan Perilaku dan Kepribadian
 Riwayat Intoksikasi
 Riwayat keluarga

b). Pemeriksaan fisik


 Pemeriksaan fisik umum
 Pemeriksaan neurologis
c). Pemeriksaan neuropsikologis (MMSE)
Meliputi Penilaian memori, orientasi, bahasa, kalkulasi, praksis.

d). Pemeriksaan penunjang


 Pemeriksaaan laboratorium
 Pemeriksaaan pencitraan otak
Computerized Tomography (CT)- Scan
Metabolic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan
Farmakologis, antara lain
a). Pengobatan simptomatis
golongan penghambat asetilkoloinesterase, seperti seperti donepezil
hidroklorida, rivastigmin dan galantamin

b). Antioksidan
menghambat oksidasi oleh radikal bebas yang berlebihan sehingga merusak
sel neuron.

c). Obat golongan obat antiinflamasi non steroid (OAINS)


Pada proses pembentukan senile plaque dan neurofibrillary tangle dapat
diidentifikasi adanya elements of cell mediated immune response, sehingga
pemakaian OAINS dapat mengurangi proses ini.
Non Farmakologis, antara Lain
ditujukan untuk penderita, keluarga, dan lingkungan
 Menetapkan program aktivitas harian penderita
 Orientasi realitas
 Modifikasi perilaku
 Memberikan informasi dan pelatihan yang benar pada keluarga,
pengasuh dan penderita.
 Mepertahankan lingkungan yang familiar akan membantu
penderita tetap memiliki orientasi.
Pencegahan
 Jaga agar pikiran selalu aktif
 Aktif secara fisik dan sosial
 Kejarlah pendidikan
 Menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah dan mengendalikan
diabetes
 Pola makan yang sehat
Kesimpulan
• Lansia adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya secara perlahan-lahan

• Demensia adalah sindrom neurodegenerative yang timbul karena adanya kelainan kronis dan
progresif disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple

• Kesadaran pada demensia tidak terganggu

• Demensia Alzheimer merupakan demensia yang paling sering terjadi dan belum ada
penyembuhannya. Demensia vascular merupakan merupakan penyakit kedua setelah demensia
Alzaimer yang dapat menyebabkan demensia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai