Anda di halaman 1dari 19

INDUSTRIALISASI SAWIT

SEBAGAI ARAH EKONOMI SAWIT INDONESIA

ARIFIN RUDIYANTO
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya Alam
Kementerian PPN/Bappenas

Jakarta, 24 Juni 2020


Apa yang Tengah Terjadi? De-industrialisasi? 4

Ironinya, pangsa sektor Subsektor perkebunan,


Pangsa sektor pertanian sebagai salah satu subsektor
industri terhadap PDB
terhadap PDB cenderung andalan pertumbuhan
juga cenderung turun…
menurun… ekonomi dan ekspor, juga
“DE-INDUTRIALISASI” mengalami penurunan
Share Sektor Pertanian
kontribusinya…
22.04
Share Sektor Industri
13.93 terhadap PDB (%) 21.76 terhadap PDB (%)
21.45
21,03 21,08
20.99
13.51 13.49 13.48 20.52
20.16
13.37 13.36 13.34 19.86 Share Sub Sektor
13.34
19.70 3.91 3.87 Tanaman Perkebunan (%)
13.15 (2019)
3.75 3.75 3.77

12.81 3.52
3.46 3.47
12.72 3.30
(2019)

2015
2010
2011
2012
2013
2014

2016
2017
2018
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS (diolah)


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 3

(NTP)
(Sumber: BPS, Maret 2020)

ISU
• NTP Maret 2020 (=102,09:
 Lebih tinggi dari 100 (indeks harga yang
diterima petani lebih tinggi daripada
Periode turun
Periode naik indeks harga yang dibayar oleh petani);
 Turun -1,22% dibanding Februari 2020
(=103,35);
 Lebih tinggi dibanding Maret 2019
(=100,38).
• Seluruh NTP Subsektor Pertanian pada Maret
2020 turun dibandingkan Februari 2020.

USULAN LANGKAH/KEBIJAKAN
• Pupuk bersubsidi harus diarahkan agar
mampu mengangkat kesejahteraan petani.
Agroindustri dalam Konteks Transformasi Ekonomi dalam
4

RPJMN 2020-2024

Sumber: Perpres 18/2020


Industri pengolahan dan pertanian (agroindustri) menjadi andalan dalam pencapaian target
5
pertumbuhan ekonomi nasional (Sumber: Perpres 18/2020)
Produktivitas dan Nilai Tambah merupakan Kata Kunci dalam Transformasi Pertanian 6

(Sumber: Perpres 18/2020)


SASARAN PEMBANGUNAN 2020-2024 7

PEMBANGUNAN KEPALA SAWIT NASIONAL diarahkan untuk mencapai dan menopang


pencapaian sasaran-sasaran pembangunan nasional
SAWIT DALAM KERANGKA RPJMN 2020-2024 8

Prioritas Nasional (PN) 1:


PENGUATAN KETAHANAN
EKONOMI UNTUK
PERTUMBUHAN YANG
BERKUALITAS
Mendukung tiga Program
Prioritas (PP):
• PP-1: Pemenuhan
Kebutuhan Energi dengan
Mengutamakan Peningkatan
EBT
• PP-6: Peningkatan Nilai
Tambah, Lapangan Kerja,
Investasi dan Industrialisasi
• PP-7: Peningkatan Ekspor
Bernilai Tambah Tinggi dan
Penguatan TKDN
Major Project Pembangunan Energi Terbarukan Green Fuel Berbasis Kelapa Sawit 9

• Porsi energi terbarukan dalam bauran energi primer per tahun 2018 baru mencapai 8,55 persen, sementara target yang harus dicapai pada tahun 2025 sebesar 23 persen
(RUEN).
Latar • Indonesia impor minyak mentah tahun 2018: 309.739 barel/hari (26,49% kapasitas Kilang) dan BBM: 395.386 BOPD (kebutuhan Indonesia: 1,3 Juta BOPD)
Belakang • Perkebunan sawit rakyat 5,8 juta ha (41%), namun hanya menghasilkan 14 juta ton (34%), perkebunan sawit swasta 8,1 juta ha
• Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dengan kapasitas produksi sekitar 40 juta ton per tahun, dan minyak sawit merupakan ekspor
komoditas andalan Indonesia saat ini.

1. Meningkatnya porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional menuju 23 persen;
2. Meningkatnya produktivitas sawit 10 persen per tahun;
Manfaat 3. Meningkatnya produksi bahan bakar nabati untuk kebutuhan Indonesia;
4. Meningkatnya nilai tambah hasil perkebunan sawit rakyat.

Durasi 2020-2024 (5 tahun)

INDIKASI TARGET
INDIKASI PENDANAAN
2020 2021 2022 2023 2024
Green Refinery Penyusunan BEDP: Penyusunan EPC EPC Mid 2024 Rp 32,0 Triliun
Standalone kapasitas 20 Basic Engineering dokumen FEED dan Start Up dan On Stream • APBN: Rp 1,1 Triliun
ribu barrel per day di Design Project dan persetujuan FID • BUMN: Rp 11,9 Triliun
Indikasi RUIII Plaju tender DFC (Dual (Final Investment • Swasta: Rp 19 Triliun
Target dan (Tahapan Pembangunan) Feed Competition) Decision)
Pendanaan
Volume produksi kelapa
sawit (Ton CPO) 43,7 juta 44,6 juta 45,5 juta 46,4 juta 50,4 juta

Green Refinery Perkiraan Capex USD 650-850 Juta = perkiraan Rp 11,9 Triliun (BUMN)
Standalone kapasitas 20
ribu barrel per day di
RUIII Plaju

Pelaksana KemenESDM, Kementan, Kemendagri, BUMN, Swasta

1. Pembinaan dan pengawasan pengembangan usaha pengolahan BBN (KemenESDM)


2. Pembangunan kilang BBN berbahan baku minyak sawit 100% (Green Refinery Standalone) (BUMN)
Highlight 3. Akselerasi, Replanting , Penerapan GAP, dan Pengolahan Sawit Rakyat (Kementan)
Proyek 4. Sertifikasi ISPO dan RSPO (Kementan)
5. Pembangunan unit pengolahan minyak sawit industri di perdesaan dekat perkebunan (demetalized palm oil mill) (Swasta)
Ekspor Produk Sawit Mayoritas Berbentuk Mentah 10

22%
Kebutuhan domestik untuk
pangan dan oleokimia
10% Kebutuhan domestik untuk
FAME (Fatty Acid Methil
68% Esther)

Ekspor
PERLUNYA INDUSTRIALISASI BERBASIS KELAPA/MINYAK 11
SAWIT YANG BERKELANJUTAN
• Sebagian besar ekspor
sawit berbentuk mentah
dan turunan kedua.
Struktur Nilai Tambah Turunan Produk • Peningkatan konsumsi
Sawit dalam negeri
(industrialisasi, bioenergi,
INDONESIA dll) akan mengamankan
stabilitas industri sawit
dalam negeri.
• RPJMN 2020-2024
(PERPRES No. 18 tahun
2020) mengarahkan
kebijakan pada
industrialisasi turunan
sawit yang bernilai
tambah tinggi sebagai
arah kebijakan nasional.
• Major Project
(Wibisono, 2017) Pembangunan Energi
Terbarukan Green Fuel
INDUSTRIALISASI SAWIT – MENGURANGI POTENSI 12

DEFORESTASI
Indonesia dapat memenuhi permintaan minyak sawit
 Covid-19 telah menurunkan demand sawit karena domestik dan ekspor dengan skenario tanpa deforestasi
ada gangguan pada rantai pasoknya sehingga setelah 2017/2018
5,64t/ha/thn
membatasi penambahan luas kebun merupakan
100.0
kebijakan yang tepat saat ini.
 Industrialisasi hulu sawit di Indonesia saat ini 90.0

memasuki tahap peningkatan produktivitas 80.0


kebun eksisting dengan memanfaatkan modal 70.0 3,67t/ha/thn 44.6
45.4

teknologi dan SDM yang terampil (capital-driven): 60.0 42.5


43.2
43.9

o Meningkatnya pendapatan pekebun dan 41.1


41.8

(Juta
40.4

ton)
50.0 39.7
tenaga kerja 37.738.4
39.0
36.437.0
o Mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan 40.0
34.435.1
35.7
32.533.133.8 33.7
 land saving 30.0
29.430.030.631.3
31.9
26.428.631.0
27.728.228.8 22.424.3
 Strategi peningkatan produktivitas dilakukan 20.0 14.816.1
17.519.020.6
10.611.512.513.6
melalui perbaikan kultur teknis kebun (best 10.0 3.5 3.8 4.1 4.5 4.9 5.3 5.8 6.3
6.9 7.5 8.2 8.9
2.8
9.7
2.9 3.1 3.2 3.4 3.6 3.7 3.9 4.1 4.3 4.6 4.8 5.0
5.3 5.5 5.8 6.1
2.6
1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.4 2.5
practices) dan re-planting 5.6 5.8 5.9 6.1 6.2 6.4 6.5 6.7 6.8 7.0 7.2 7.3 7.5 7.7 7.8 8.0 8.2 8.4 8.5 8.7 8.9 9.1 9.3 9.4
9.6 9.810.010.2
-
 Industrialisasi hilir sawit: oelopangan, oleokimia

2018
2019
2020
2021
2022

2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038

2040
2041
2042

2044
2045
2023

2039

2043
dan biofuel CPO untuk Makanan CPO untuk Industri Lain CPO untuk Biodiesel
CPO untuk Export Total Supply
Sumber: Hima Lestari Internasional & GIZ, 2019
PERKEMBANGAN SELAMA COVID-19 DAN POTENSI INDUSTRI SAWIT :
13
Terjadi Peningkatan Konsumsi Sawit Dalam Negeri Jan-Mar 2020

• Produksi (Sumber: GAPKI)


• Jan-Mar 2020: turun -14,0% dibanding periode di tahun
sebelumnya.
• Mar 2020: turun dibanding Feb 2020.
• Konsumsi Domestik (Sumber: GAPKI)
• Jan-Mar 2020: naik 7,2% dibanding periode di tahun
sebelumnya
• Mar 2020: turun -3,2% dibanding Feb 2020.
• Kenaikan konsumsi: industri oleokimia (+14,5%)
• Penurunan konsumsi: industri pangan (-8,7%)
• Stabil konsumsi: biodiesel.
• Ekspor (Sumber: GAPKI)
• Jan-Mar 2020: turun -16,5% dibanding periode di tahun
sebelumnya.
• Mar 2020: naik 7,3% dibanding Feb 2020 (kenaikan ekspor
untuk China, Bangladesh, dan Afrika; ekspor stabil untuk UE,
India dan Timteng; ekspor turun untuk Pakistan dan US).
INDUSTRIALISASI SAWIT UNTUK BIOFUEL YANG MAMPU MENGURANGI IMPOR 14
DAN MENGHEMAT DEVISA NEGARA

Pemanfaatan biodiesel dalam negeri


tahun 2019 sebesar 6,26 juta kilo liter
(KL), setara penghematan devisa sekitar
US$ 3,35 miliar atau Rp. 48,19 triliun.

Produksi Biodiesel
Target
Satuan Juta Kilo Liter TW-III

Sumber: Kementerian ESDM


PERKEMBANGAN B30 DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PERKEBUNAN KELAPA 15

SAWIT
• Penerapan B30 merupakan
program jangka Panjang
 Menekan defisit neraca
perdagangan minyak dan gas
(migas).
 Mendorong penyerapan pasar
dalam negeri.
 Mengembangkan energi ramah
lingkungan.
• Data KemESDM 2013-2018
menunjukkan bahwa
penerapan B20 berkorelasi
positif terhadap
perkembangan harga CPO.

Sumber: BPDPKS
SELAMAT BEKERJA
pertanian@bappenas.go.id
TUJUAN PROGRAM MANDATORI BIODIESEL 17
TANTANGAN DAN PELUANG PROGRAM PENGEMBANGAN BBN 18
19
MEWUJUDKAN PENELUSURAN PRODUK HULU HINGGA HILIR
BERBASIS ELEKTRONIK

 Nomor Referensi : Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Tanggal


Terima, Kode Asal Gapoktan)
 Nama-Nama Pemilik (CPCL) dari Produk :
 Jenis Produk yang diterima: Nama produk, Varietas :
 Lokasi Penanaman: Kabupaten, Kecamatan, Desa:
 Luas Kawasan Produksi:
 Tanggal Panen:
 Kondisi Penerimaan Produk : Kadar air, Mutu Produk (Diskripsi
cemaran batu, benda lain).
 Perlakuan Produk di Rumah Kemas: Pembersihan, Pembebasan
OPT, Sanitasi PEMBUKTIAN PRODUK INDONESIA DI
LUAR NEGERI

(Sumber: Kemtan 2020

Anda mungkin juga menyukai