Anda di halaman 1dari 25

Upaya-upaya pencegahan primer, sekunder dan

tersier pada sistem reproduksi


a. Sadari
b. screening

Dosen: Marini Ariesta, S.Tr.Keb., M.K.M

15 April 2021
Tindakan pencegahan sebenarnya merupakan upaya untuk
memotong perjalanan riwayat alamiah penyakit tadi dari titik-titik
atau tempat-tempat yang kita kuasai dalam arti dengan kata “iptek”
atau sumber-daya pendukung yang dapat diperoleh untuk
mengatasi masalah tersebut
Ada tiga praktik pencegahan pada masalah sistem
reproduksi

1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer dapat dilakukan melalui promosi dan penyuluhan pola hidup
sehat, menunda aktivitas seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan hanya
dengan satu pasangan, dan penggunaan vaksinasi HPV di mana vaksinasi ini dapat
mengurangi infeksi HPV karena kemampuan proteksinya adalah sebesar >90%.
2 Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan mendasarkan pada risiko pasiennya yaitu


pasien dengan resiko sedang dan tinggi. Pada pasien dengan resiko sedang, hasil tes
Pap yang negatif sebanyak 3 kali berturut-turut dengan selisih waktu antar
pemeriksaan 1 tahun dan atas petunjuk dokter sangat dianjurkan. Untuk pasien atau
partner hubungan seksual yang level aktivitasnya tidak diketahui, dianjurkan untuk
melakukan tes Pap tiap tahun.
3 Pencegahan tersier

a. Waspadai gejalanya Seperti pendarahan, terutama setelah melakukan aktivitas seksual.


b. Hindari merokok. Wanita sebaiknya tidak merokok,karena dapat merangsang timbulnya
sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah.
c. Hindari pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran
karena mengakibatkan iritasi di servik yang merangsang terjadinya kanker.
d. Hindari pemakaian bedak (talk) pada vagina.
e. Lakukan diet rendah lemak. Lemak memproduksi hormon estrogen, sementara
endometrium yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker.
f. Penuhi kebutuhan vitamin C (buah dan sayur-sayuran).
“sadari”
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin dan
dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Indikasi
utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker
payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan
sisi kanan, apakah ada benjolah, perubahan warna kulit,
puttting berisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah
Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah pengembangan kepedulian seorang
wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-
langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara. Kegiatan ini
sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua wanita tanpa perlu merasa malu kepada
pemeriksa, tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu
menyediakan waktuna selama kurang lebih lima menit. Tidak diperlukan waktu khusus,
cukup dilakukan saat mandi atau pada saat sedang berbaring. SADARI sebaiknya mulai
dilakukan saat seorang wanita telah mengalami menstruasi. Tingkat sensitivitasnya
(kemampuannya untuk mendeteksi kanker payudara) dalah sekitar 20-30%
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara
adalah cara termudah dan termurah mengetahui adanya benjolan yang
kemungkinan besar berkembang menjadi kanker ganas. SADARI atau periksa
payudara sendiri dengan rutin merabanya merupakan langkah penting untuk
deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena mudah, murah, cepat, dan
efektif untuk semangkin “mengenal” dan menyadari jika terdapat suatu hal
yang tidak normal pada payudara.
Siapa yang perlu
melakukan ??
SADARI
1. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi
2. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan
3. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan
payudara sendiri (SADARI) setiap bulan.
4. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu
melakukan mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh
dokter setiap 2 tahun.
5. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun :
a. Mamogram awal atau dasar antara usia 35 sampai 40
tahun.
b. Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3 tahun.
6. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan
payudara pada dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.
7. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan
payudara pada dokter dan mamogarfi setiap tahun.
 SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara,
bukan untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya
deteksi dini maka kanker payudara dapat terdeteksi pada
stadium awal sehingga pengobatan dini akan
memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.
 Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang
ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan
hidup lebih lama.
Langkah-Langkah SADARI
Screening
Pengertian

Deteksi dini kanker adalah usaha untuk mengidentifikasi


penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan
menggunakan test, pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang
dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang
yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengan tampak
sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan
Tujuan Screening

Deteksi dini bertujuan untuk menemukan adanya dini, yaitu


kanker yang masih dapat disembuhkan, untuk mengurangi
mordibitas dan mortalita kanker
Syarat-syarat Skrining

1. Test cukup sensitive dan spesifik


2. Test dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya,
murah, dan sederhana.
3. Penyakit atau masalah yang akan discreening merupakan
masalah yang cukup serius, prevalensi tinggi, merupakan
masalah kesehatan masyarakat.
4. Kebijakan intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan
setelah dilaksanakan screening harus jelas (
Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
skrining :
1. Populasi yang diskrining harus ditentukan.
2. Gejala dini dan faktor resiko dari masalah atau
penyakit yang akan diskrining harus diketahui
terlebih dahulu.
3. Metode dari test atau pemeriksaan skrining
tersebut harus jelas
Macam-macam skrining, yaitu :

a) Skrining kasus (case-finding) Adalah suatu skrining untuk menentukan adanya suatu penyakit dan
kemudian memberi pengobatannya. Penemuan kasus ini ditujukan terhadap individu, yang membedakannya
dengan survai epidemiologi. Pada survai epidemiologi tujuan utama ialah menentukan prevalensi, insidens
atau perjalanan penyakit secara alamiah

b) Skrining selektif (selective screening) Skrining selektif adalah skrining pada golongan penduduk yang
mempunyai resiko tinggi mendapat kanker

c) Skrining masa (mass screening) Skrining adalah pemeriksaan seluruh penduduk pada golongan umur
tertentu, dalam suatu wilayah tertentu dan dalam waktu yang tertentu untuk mencari kanker dini. Skrining
kanker itu memerlukan banyak biaya, tenaga dan hanya dapat dikerjakan pada beberapa jenis kanker tertentu
saja

d) Skrining multipel (multiple screening) Skrining multipel adalah skrining untuk satu atau lebih jenis kanker
pada segolongan penduduk. Skrining multipel ini jangan dikacaukan dengan “multi-step- acreeninl” yaitu
skrining pada individu yang sama untuk suatu penyakit yang sama oleh 2 atau lebih ahli yang berbeda
tingkatannya
Screening Payudara

1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)


2. Pemeriksaan payudara klinis (SADANIS)
3. Pemeriksaan payudara klinis oleh petugas yang terlatih
4. Mammografi skrining*
5. Prevensi dan skrining bertujuan menemukan kemungkinan adanya kanker
payudara dalam stadium dini dan diharapkan akan menurunkan mortalitas

*Skrining mamografi bukan termasuk program nasional


MAMOGRAFI

Mamografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi.
Mamogram adalah gambar hasil mamografi. Untuk memperoleh interpretasi hasil pencitraan yang
baik, dibutuhkan dua posisi mamogram dengan proyeksi berbeda 45 derajat (kraniokaudal dan
mediolateralobligue). Mamografi dapat bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker
payudara, dan follow up / kontrol dalam pengobatan. Mammografi dikerjakan pada wanita usia
diatas 35 tahun, namun karena payudara orang Indonesia lebih padat maka hasil terbaik mamografi
sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun. Pemeriksaan Mamografi sebaiknya dikerjakan pada hari
ke 7-10 dihitung dari hari pertama masa menstruasi; pada masa ini akan mengurangi rasa tidak
nyaman pada wanita pada waktu di kompresi dan akan memberi hasil yang optimal.
Pemeriksaan Kanker Serviks
1. Mendeteksi Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan Pap smear
Pemeriksaan pap smear merupakan suatu test yang aman dan murah. Telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk
mendeteksi kelainankelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Terjadinya kanker serviks ditandai dengan adanya
pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang abnormal, tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker

2. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)


IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim
setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Apabila setelah pulasan terjadi perubahan warna asam
asetat yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap prakanker serviks. Jika tidak ada perubahan
warna, maka dapat dianggap tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada
3. Mendiagnosis Serviks dengan Kolposkopi
Kolposkopi merupakan suatu pemeriksaan untuk melihat permukaan leher rahim. Pemeriksaan ini menggunakan
mikroskop berkekuatan rendah yang memperbesar permukaan leher rahim. Pembesarannya dari 10-40 kali dari
ukuran normal. Ini dapat membantu mengidentifikasi area permukaan leher rahim yang menunjukkan
ketidaknormalan

4. Vagina Inflammation Self Test Card


Vagina Inflammation Self Test Card adalah pendeteksian yang dapat menjadi “Warning Sign”. Yang ditest dengan alat
ini adalah tingkat keasaman (pH), test ini cukup akurat, sebab pada umumnya apabila seseorang wanita terkena
infeksi, myom, kista bahkan kanker serviks, kadar pHnya tinggi.

5. Biopsi
Jika sel-sel abnormal ditemukan dalam tes pap smear, dokter mungkin akan melakukan biopsi. Suatu jaringan sampel
dipotong dari leher rahim kemudian dilihat di bawah mikroskop oleh patolog untuk memeriksa tanda-tanda kanker

Anda mungkin juga menyukai