Anda di halaman 1dari 18

PROSES FISIOLOGI DAN BIOKIMIA

KELOMPOK 1 :

NOVIANTY

NARA ARIPUTRI PRATAMA

ADELYA FIRANTIKA FIRMAN

ISRAK

HERLIN
•Dalam melangsungkan proses kehidupan, diperlukan energi yang dalam sistem biologi dapat
diperoleh dengan cara fotosintesis, respirasi, atau fermentasi. Pada bagian tanaman yang telah
dipisahkan dari tanaman induknya, proses respirasi dan transpirasi tetap berlangsung, sedangkan zat
yang diperlukan untuk proses tersebut tidak dapat diambil dari dalam tanah, melainkan
dipergunakan dari bahan cadangan yang terdapat pada buah dan sayuran tersebut. Karena itu, bila
zat-zat dan air yang dipergunakan oleh bagian tanaman yang terpotong untuk respirasi tidak
mencukupi, maka akan terjadi kerusakan atau dengan kata lain buah atau sayuran tersebut akan
keriput atau rusak. Air pada tanaman yang telah dipanen dapat hilang tidak hanya melalui proses
respirasi dapat pula terjadi karena terjadinya transpirasi (penguapan). Transpirasi adalah kehilangan
air dalam bentuk gas dari jaringan hidup dan itu berbeda dengan pengertian evaporasi, yaitu
penguapan air yang tidak melalui jaringan hidup.
Fotosintesis
•  

Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dari
CO2 yang berasal dari udara dan air dari dalam tanah dengan bantuan sinar matahari dan
khlorofil. Persamaan kimia fotosintesis dapat ditulis sebagai berikut:

• 6 CO2 + 6 H2O + 672 kcal C6 H12 O6 + 6 O2

Glukosa (C6H12O6) yang terbentuk dianggap sebagai hasil utama proses fotosintesis walaupun
berbagai senyawa organik yang lain juga dihasilkan (Wilson et a.l, 1966). Karbondioksida yang
dipergunakan dalam proses fotosintesis berasal dari udara, air dari dalam tanah, dan energi dari sinar
matahari. Oksigen yang terbentuk dilepaskan ke udara sehingga bermanfaat bagi manusia maupun
hewan. Sebenarnya reaksi yang ditulis di atas tidaklah sesederhana itu melainkan jauh lebih
kompleks.
Dalam reaksi pertama dari fotosintesis, energi sinar matahari atau
radiasi lain yang terlihat diserap oleh khlorofil dan digunakan untuk
memecah air (H2O) menjadi hydrogen, oksigen dan ATP. Hidrogen masuk
ke dalam suatu sistem transport hidrogen (elektron) yang terdapat dalam
khloroplas dan kemudian digunakan dalam berbagai reaksi yang lain.
Oksigen yang berasal dari air terlepas sebagai gas (O2) yang merupakan
produk dari fotosintesis. Reaksi diatas dapat dimodifikasi yang
menunjukkan bahwa oksigen pada fotosintesis berasal dari air bukan dari
karbon dioksida. Reaksinya dapat dilukiskan sebagai berikut:
6 CO2 +12 H2O+ energi C6H12O6 + 6H 2O + 6O2
Perlu dicatat bahwa di samping molekul air baru yang dihasilkan
terbentuk pula molekul oksigen. Molekul air itu merupakan bagian yang
sangat kecil dari total air yang terdapat pada sel. Reaksi sinar dalam
• Gambar III. 1. Fotosintesis : sumber energi, bahan
fotosintesis membentuk hidrogen yang dapat digunakan lagi dan proses ini
baku, dan produk. Bagian kiri menunjukkan
berlangsung dalam khloroplas. Hidrogen ini digunakan dalam reaksi kimia bagian fotosintesis, sedangkan sebelah kanan
dalam langkah fotosintesis selanjutnya. bagian sintesis (Wilson et al.,1966 ).
• Dalam kelompok reaksi fotosintesis pertama, digunakan energi sinar matahari. Dalam tingkat akhir
kelompok reaksi sintesis, diperlukan energi kimia khusus. Energi ini terbentuk dalam kelompok reaksi
kedua oleh suatu proses yang disebut fotofosforilasi. Energi kimia ini yang dipergunakan dalam sel-sel
tanaman dan binatang berasal dari energi tinggi dari senyawa fosfat yang disebut ATP ( Adenosin
trifosfat ). ATP tebentuk dalam khloroplas dengan dua cara. Salah satu di antaranya menggunakan
energi sinar matahari secara langsung menjadi energi kimia ATP. Namun, yang lain mengoksidasi
beberapa hidrogen yang terlepas dari air sehingga kembali menjadi air dan energi yang terbebas dalam
proses tersebut digunakan untuk membentuk lebih banyak ATP. Dalam reaksi kelompok terakhir,
hydrogen, energi kimia yang tersedia dan karbondioksida akan diubah menjadi glukosa dan air Pada
buah maupun sayuran yang baru dipanen apabila masih terdapat khlorofil, air dan mendapat sinar
matahari maka proses fotosintesis masih dapat berlangsung.
Respirasi
• Pada buah atau sayuran yang baru dipetik, respirasi masih tetap berlangsung. Sel
tanaman maupun hewan menggunakan energi yang telah dihasilkan dan
digunakan untuk mempertahankan protoplasma, membran protoplasma, dan
dinding sel. Dalam proses respirasi, umumnya glukosa akan dirubah menjadi
berbagai senyawa yang lebih sederhana dan disertai dengan pembebasan energi.
Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
• C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi
•Dalam fotosintesis energi dihasilkan dan disimpan sedangkan pada proses
respirasi energinya dilepaskan. Energi yang dilepaskan sebagian dapat dalam
bentuk panas dan sebagian lagi dalam bentuk energi yang digunakan untuk
aktivitas sel-sel hidup.
. Tabel perbandingan fotosintesis dengan respirasi

Fotosintesis Respirasi

• Hanya terjadi pada sel tanaman yang mempunyai •Terjadi pada setiap sel aktif dan hidup pada tanaman
khlorofil maupun hewan.
• Perlu adanya sinar matahari •Berlangsung selama sel tersebut masih hidup
baik pada tempat yang terang (adanya sinar
• Menggunakan air dan karbon dioksida
matahari) maupun pada tempat yang gelap
• Terjadi pembebasan oksigen •Menggunakan bahan pangan dan oksigen
• Energi matahari diubah menjadi energi kimia. •Membebaskan air dan karbondioksida
• Terjadi peningkatan berat •Energi kimia diubah menjadi panas dan energi
• Dihasilkan zat makanan. yang bermanfaat bagi tanaman atau hewan.
•Mengakibatkan turunnya berat
•Zat makanan yang terdapat pada tanaman atau hewan
akan dipecah menjadi senyawa lebih sederhana.
•Proses respirasi pada jalur pemecahan senyawa komplek menjadi senyawa sederhana dengan terjadinya pelepasan energi dapat
melalui 4 tingkat sebagai berikut ini.
1. Pada tingkat pertama, molekul besar dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana.
  Polisakarida dipecah menjadi gula sederhana seperti glukosa, protein menjadi asam- asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Pada
tingkat ini, tidak terbentuk energi
2. Pada tingkat kedua, molekul yang sederhana (kecil) tersebut dipecah lebih lanjut menjadi molekul-molekul yang lebih kecil lagi.
Gula, asam lemak, gliserol, dan beberapa asam amino dirubah menjadi asam piruvat dan asetil CoA.
• 3. Reaksi tingkat ketiga merupakan jalur yang disebut siklus Kreb”s (TCA= Tricarboxylic Acid ). Pada tingkat ini senyawa-
senyawa intermedier yang dihasilkan akan teroksidasi menjadi C02 , H2O dan energi. Empat elektron ditransfer ke NAD+ ( Nicotinamide
Adenine Dinucleotide) dan FAD ( Flavine Adenine Dinucleotide) untuk setiap gugus asetil yang dioksidasi dengan disertai sedikit
pembebasan energi.
• 4. Tingkat terakhir merupakan reaksi transport elektron dan fosforilasi oksidatif. Pada transport, elektron yang diikat oleh NADH2 dan
FADH2 ditransfer ke oksigen disertai dengan pembebasan sejumlah energi. Energi ini dipergunakan untuk memacu pembentukan ATP
dengan proses fosforilasi oksidatif.
Enzim-enzim yang berperanan dalam TCA

Perubahan Substrat Enzim yang berperanan


• Pyruvat Asetil Co A • Piruvat dehydrogenase
• Oksaloasetat Asam sitrat • Sitrat sintetase
• Asam sitrat Asam Asonitat • Akonitase
• Asam Asonitat Asam Isositrat • Akonitase
• Asam isositrat Asam oksalosuksinat • Isositrat dehydrogenase
• Asam oksalosuksinat Asam a-Ketoglutarat • Isositrat dehydrogenase
• Asam a-Ketoglutarat Asam Suksinat • a-Ketoglutarat dehydrogenase
• Asam Suksinat Asam Fumarat • Suksinat dehydrogenase
• Asam Fumarat Asam Malat • Fumarase
• Asam Fumarat Asam Malat • Malat dehidrogenase
•Glukosa dapat pula mengalami pemecahan melalui reaksi katabolik sekunder yaitu
melalui jalur Pentosa fosfat. Jalur pentosa fosfat mencapai tiga hal penting dalam sel hidup :
• 1. merupakan lintasan utama untuk menghasilkan NADPH, sebuah paket energi yang
diperlukan untuk biosintesis asam lemak dan steroid.
• 2. memberikan tempat pengumpulan ribosa 5- fosfat yang menyediakan komponen gula lima
karbon bagi biosintesis DNA ( Deoxyribose Nucleic Acid ) dan RNA ( Ribose Nucleic Acid).
• 3. memberi bekal bagi perubahan non oksidatif diantara fosfat gula yang berkarbon tiga, empat,
lima, enam dan tujuh.
A. Tahap Reaksi Oksidatif dari Pentosa Fosfat

•Oksidasi dari Glukosa 6 Fosfat

Glukosa 6 fosfat disimpangkan ke dalam jalur reaksi ini oleh enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase.
Enzim ini menggunakan NADP+ sebagai koenzim

Glukosa 6 fosfat + NADP + H2O 6 fosfoglukonat NADPH + 2 H+

Oksidasi 6 fosfoglukonat dikatalisis oleh 6 fosfoglukonat dehidrogenase dan menghasilkan D


ribulosa 5 fosfat ( fosfat gula berkarbon lima) dan CO2. Enzim dalam reaksi ini memerlukan koenzim NADP+
dan terbentuk NADPH.

6 fosfoglukonat + NADP+ D ribulosa 5 fosfat + NADPH + CO2.


B.Tahap Reaksi Non oksidatif dari Pentosa Fosfat

•Pembentukan Ribosa 6 fosfat

• Ribulosa 5 fosfat yang dihasilkan pada tahap


oksidatif dapat mengalami berbagai perubahan
intermedier ( antara) yang pada akhirnya menuju
kembali ke lintasan glikolitik fruktosa 6 fosfat dan
gliseraldehida 3 fosfat. Dapat juga dihasilkan D
ribosa 3 fosfat

• D Ribulosa 5 fosfat D ribosa 5 fosfat


Fermentasi
• Fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi reduksi yang menghasilkan energi, dengan donor dan aseptor
elektronnya berupa senyawa organik (umumnya karbohidrat dalam bentuk glukosa). Di dalam udara normal, tersedia
cukup banyak oksigen sehingga proses respirasi dapat berlangsung dengan baik. Namun, dalam jaringan tanaman (buah
maupun sayur- sayuran ) jumlah oksigen yang tersedia sangat terbatas yang segera berkurang sehingga proses
pembentukan energi akan berubah dan dapat terjadi fermentasi. Dalam penyimpanan, dapat juga terjadi terbatasnya
oksigen di udara sehingga tidak cukup untuk dapat mempertahankan buah atau sayur-sayuran melangsungkan metabolisma
yang bersifat aerob. Dalam keadaan yang demikian akan dapat terjadi proses fermentasi ( metabolisme anaerob ) pada
jaringan tanaman yaitu terjadinya pemecahan gula menjadi piruvat melalui jalur EMP. Akan tetapi, piruvat tidak masuk ke
siklus Kreb’s (TCA) melainkan dimetabolisme menjadi asam laktat atau asetalaldehida dan etanol. Dalam proses
fermentasi piruvat akan lebih banyak dirubah menjadi asam laktat, asetaldehide selanjutnya menjadi alkohol.

Konsentrasi oksigen ditempat terjadinya permulaan proses fermentasi bervaiasi antara jaringan tanaman. Konsentrasi
oksigen pada saat terjadinya fermentasi tergantung pada beberapa factor, di antaranya adalah jenis, kultivar,
kemasakan dan suhu. Fermentasi menghasilkan energi jauh lebih rendah per molekul glukosa daripada respirasi aerob.
Pengukuran Respirasi

•Besar kecilnya respirasi dapat diukur dengan menentukan jumlah substrat yang hilang, O2 yang diserap, CO2 yang dikeluarkan dan

panas yang dihasilkan / energi yang timbul. Senyawa yang teroksidasi selama respirasi dapat diketahui dengan menganalisis bahan

tersebut. Jarang hanya gula saja yang dipakai sebagai substrat selama respirasi. Berbagai bentuk zat lain dapat pula digunakan sebagai

substrat dalam respirasi.. Zat lainnya misalnya pati, selulosa, pektin, lemak, bahkan protein dapat sebagai substrat. Respirasi ditentukan

dengan pengukuran CO2 dan O2 yaitu dengan pengukuran laju penggunaan O2 atau dengan penentuan laju pengeluaran CO2. Proses

respirasi dengan mengukur perubahan kandungan gula, jumlah ATP, jumlah CO2 yang dilkeluarkan, dan jumlah O2 yang digunakan

secara praktis sukar dapat diukur.


• Pengukuran kandungan ATP secara teoritis dapat dilakukan, tetapi secara praktis jarang dilakukan. Untuk mengukur jumlah ATP yang

terbentuk, dan diperlukan waktu lama, ketelitian yang tinggi, dan alat-alat yang baik.

•Produksi CO2 yang terbentuk dalam proses respirasi mudah diukur. Pengukuran proses respirasi dengan mengukur terbentuknya CO2

tidak diketahui apakah berasal dari proses aerob atau anaerob. Jumlah O2 yang digunakan di dalam proses respirasi relatif sedikit,

sukar dilakukan dalam pratek dan memerlukan peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur dengan teliti, misalnya dengan gas

khromatografi. Di antara cara pengukuran di atas cara yang paling praktis adalah dengan mengukur CO2 yang tebentuk.
Respiration Quotient (RQ ).

• Respiration Quotient (RQ ) atau Koosien Respirasi adalah perbandingan antara volume CO2 yang diproduksi dengan volume
O2 yang diperlukan pada oksidasi. Misalnya, untuk glukosa yang teroksidasi
• 6 H12 O6 + 6O2 6 CO2 + 6 H2O
Volume CO2 yang diproduksi
• RQ =
Volume O2 yang diserap
Jika RQ kurang dari satu ada beberapa kemungkinannya:

1. Substrat yang digunakan mempunyai jumlah molekul oksigen yang lebih rendah daripada molekul karbonnya, sehingga
diperlukan oksigen yang banyak dalam oksidasinya.
• 2. Oksidasi belum tuntas, misalnya terhenti pada pembentukan asam suksinat atau zat- zat intermedier lainnya.
• 3. CO2 yang dikeluarkan digunakan dalam proses sintesis/pembentukan misalnya untuk pembentukan asam oksaloasetat dan
asam malat dari piruvat dan CO2
• Karena laju respirasi berubah dengan cepat, maka pengukuran RQ dilakukan pada saat respirasi berlangsung dengan laju yang
tetap. Pada waktu terjadinya proses fotosintesis baik terjadi pada jaringan bagian luar maupun terjadi pada jaringan di bagian dalam.
Gas-gas yang dikeluarkan dapat mengganggu perimbangan O2 dan CO2 jadi mengganggu RQ nya. RQ dapat berubah menurut
perlakuan seperti gangguan masuknya O2 , suhu, dan pengikatan CO2..
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respirasi
• a. Faktor Internal
•1. Tingkat Perkembangan Buah : Makin besar buahnya, jumlah CO2 yang dikeluarkan bertambah banyak pula. Dengan
membesarnya buah, laju respirasi yang dihitung berdasarkan unit berat terus menurun. Buah yang menuju ke proses
pematangan laju respirasinya meningkat sampai puncak klimakterik, dan kemudian laju respirasi menurun.
•2. Susunan Kimia Jaringan : Buah maupun sayur-sayuran mempunyai susunan kimia yang berbeda-beda tergantung pada
jenis maupun varietasnya. Misalnya, buah alpukat mempunyai kandungan lemak lebih tinggi daripada buah jeruk.
Jadi, substrat yang digunakan sebagai bahan respirasi berbeda. Misalnya, buah jeruk pada suhu 37,5 0C RQ nya dapat
sampai 2.
•3. Ukuran Produk : Produk yang kecil mempunyai laju respirasi lebih besar daripada produk yang besar. Misalnya, kentang
yang kecil-kecil mempunyai laju respirasi yang lebih besar daripada kentang yang besar per satuan berat. Hal ini
disebabkan karena kentang yang lebih kecil mempunyai luas permukaan lebih besar daripada kentang yang lebih besar
sehingga lebih banyak permukaannya bersentuhan dengan udara. Dengan demikian berarti lebih banyak oksigen yang
berdifusi ke dalam jaringan.
•4. Pelapis Alami : Produk yang mempunyai lapisan lilin pada kulitnya menunjukan laju respirasi yang lebih rendah
dibandingkan produk yang tidak mempunyai lapisan lilin.
•5. Jenis Jaringan : Jaringan muda yang lebih aktif mengadakan metabolisme akan menunjukkan kegiatan respirasi yang
lebih tinggi daripada organ-organ yang tidak aktif. Respirasinya juga bervariasi tergantung pada organnya, misalnya
kegiatan respirasi dalam kulit, daging, dan biji berbeda-beda.
b. Faktor eksternal

•1. Suhu : Suhu antara 0 - 35 0C menyebabkan laju respirasi buah dan sayuran meningkat 2-2,5 kali untuk setiap
kenaikan suhu 8 0C. Penurunan laju respirasi pada suhu tinggi merupakan gejala bahwa :
• oksigen (O2 ) tidak berdifusi cukup cepat untuk dapat mempertahankan laju respirasi yang ada.
• karbondioksida ( CO2 ) tertimbun di dalam sel sampai tingkat yang dapat menghambat metabolisme,
dan
• persediaan bahan makanan pada buah maupun pada sayuran yang dapat dioksidasi tidak mencukupi untuk
dapat mempertahankan laju respirasi yang tinggi.
•2. Etilen ( C2H4 ) : Pemberian etilen pada buah klimakterik pada tingkat praklimakterik menunjukkan kenaikan
respirasi lebih awal, sedangkan apabila diberikan setelah puncak klimakterik tidak mengubah laju respirasi.
•3. Oksigen : Pada beberapa komoditi respirasi meningkat dengan bertambahnya oksigen yang diberikan, misalnya
pada wortel. Akan tetapi, apabila konsentrasi oksigen melebihi 20 %, respirasinya hanya terpengaruh sedikit saja.
•4. Karbondioksida : Konsentrasi CO2 yang sesuai dapat mempertahankan mutu buah dan sayur sayuran yang
disimpan karena respirasinya terhambat sehingga perubahan-perubahan pada bahan tersebut terhambat.
Misalnya, pada jeruk konsentrasi 5 % menurunkan aktivitas respirasi, akan tetapi dengan konsentrasi 10 % terjadi
peningkatan respirasinya.
•5. Kerusakan buah :Pada buah maupun sayuran yang mengalami kerusakan, laju respirasinya tergantung pada jenis
dan parahnya luka kerusakan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh etilen secara tidak langsung.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai